Parakan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
Kota Parakan adalah sebuah kota dingin
Pada jaman penjajahan dulu daerah ini terkenal dengan senjata "bambu runcing". Di mana para pejuang rakyat saat itu menggunakan bambu runcing, dan sebelum digunakan untuk mengusir penjajah Belanda, bambu runcing tersebut "disepuh" oleh Kyai Parak. Dan karena terkenalnya bambu runcing sepuhan Kyai Parak ini maka kota ini disebut Parakan.
Mayoritas penduduknya beragama Islam yang kuat, terbukti dengan banyaknya pesantren di daerah ini. Namun demikian mereka mempunyai toleransi yang tinggi sehingga tempat ibadah lain tetap berdiri tanpa gangguan dan mereka beribadah dengan damai.
Ada kebiasaan dari masyarakat ini setiap hari raya keagamaan mereka merayakan bersama-sama. Seperti malam sebelum Hari Raya Idul Fitri, masyarakat mengadakan pawai obor keliling kota dan didukung dengan semarak oleh mereka yang beragama lain. Pada saat hari raya Idul Fitri pun mereka yang berlainan agama saling bersilaturahmi tanpa membedakan suku dan agama.
Sebaliknya pula saat Hari Raya Imlek, masyarakat bersama-sama menikmati hiburan Liong , Barongsay dan kadang-kadang Wayang Potehi atau boneka panggung khas negeri China di halaman Kelenteng setempat. Demikian pula saat hari Natal sering diadakan hiburan atau bazaar yang melibatkan masyarakat dari agama lain.
<h3>Batas Wilayah :</h3>
|