Filsafat proses: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{inuse|15 Maret 2011}}
''''Filsafat proses'''' atau filsafat organisme adalah filsafat yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu menjadi.<ref name="Cobb">{{en}}John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press. Hlm. 14-16. </ref> Pengertian ‘proses’ in mengandung makna yakni adanya perubahan berdasarkan mengalirnya waktu dan kegiatan yang saling berkaitan.<ref name="Cobb"/> Kemudian realitas dipahami bukan sebagai sesuatu yang statis melainkan terus bergerak dan berubah dalam suatu dinamika pergerakan yang berkelanjutan.<ref name="Cobb"/> Filsafat ini dicetuskan oleh [[Alfred North Whitehead]] (15 Februari 1861 Ramsgate, Kent, England – 30 Desember 1947 Cambridge, Massachusetts, USA) seorang guru besar Matematika Trinity College yang selanjutnya menjadi guru besar [[filsafat]] di [[Universitas Harvard]] menemukan teori filsafat proses atau disebut juga dengan ''filsafat organisme''. <ref name="Audi (ed.)">{{en}}Robert Audi. 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853. </ref> ▼
▲''''Filsafat proses''' atau filsafat organisme adalah filsafat yang mengatakan bahwa segala sesuatu selalu menjadi.<ref name="Cobb">{{en}}John B. Cobb dan David Ray Griffin. 1976, Process Theology, An Introduction. Philadelphia: The Westminster Press. Hlm. 14-16. </ref> Pengertian ‘proses’ in mengandung makna yakni adanya perubahan berdasarkan mengalirnya waktu dan kegiatan yang saling berkaitan.<ref name="Cobb"/> Kemudian realitas dipahami bukan sebagai sesuatu yang statis melainkan terus bergerak dan berubah dalam suatu dinamika pergerakan yang berkelanjutan.<ref name="Cobb"/> Filsafat ini dicetuskan oleh [[Alfred North Whitehead]] (15 Februari 1861 Ramsgate, Kent, England – 30 Desember 1947 Cambridge, Massachusetts, USA) seorang guru besar Matematika Trinity College yang selanjutnya menjadi guru besar [[filsafat]] di [[Universitas Harvard]] menemukan teori filsafat proses atau disebut juga dengan ''filsafat organisme''. <ref name="Audi (ed.)">{{en}}Robert Audi. 1995, The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: The Press Syndicate of the University of Cambridge. Hlm. 851-853. </ref>
=Tokoh-fokoh Filsafat yang mempengaruhi Whitehead=
[[berkas:Kosmologi.jpg|thumb|200px|Sistem filsafat Whitehead: Filsafat Organisme dikenal juga sebagai filsafat proses yang banyak membicarakan tentang kosmologi]]
Alfred North Whitehead, yang dikenal dengan sebutan Whitehead, menemukan sistem filsafatnya berdasarkan usaha kritis dan kreatif dalam dialog intelektual dengan para pemikir lain dan dalam konfrontasinya dengan pengalaman hidup.<ref name="Sudarminta (ed.)">{{id}}Sudarminta. 1991, Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 24. </ref> Dalam bukunya yang berjudul Process and Reality, ia menyebutkan filsuf-filsuf yang mempengaruhinya (Sudarminta, 25).Plato adalah salah satu filsuf yang mempengaruhinya. <ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 25</ref> Bagi Whitehead, sistem filsafat yang mau dikembangkannya adalah suatu sintesis kreatif atas kosmologi Plato, sebagaimana dikemukakan dalam dialognya yang berjudul Timaeus, dengan kosmologi modern sebagaimana yang dikembangkan oleh Galileo, Descartes dan Newton.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 25</ref> Aristoteles adalah Filsuf yang bagi Whitehead memberikan sembangan yang penting bagi sistem filsafat proses. walaupun banyak hal yang ditentang dari Aristoteles, Whitehead menerima gagasan Aristoteles yang mengatakan bahwa realitas yang nyata dan konkret adalah realitas aktual yang merupakan perpaduan forma dan materi.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 26</ref>
Baris 16 ⟶ 15:
Whitehead menyebut filsafatnya sebagai Filsafat Organisme.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> gagasan filsafat ini lahir sebagai reaksi dan alternatif terhadap pandangan kosmologi yang disebut Materialisme Ilmiah.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> pandangan ini mengatakan bahwa dunia ini terdiri dari anasir-anasir material yang hukum-hukumnya bisa dimengerti dan dijelaskan secara tuntas oleh ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan fisika.ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Materialisme Ilmiah menyebut dunia ini tidak lain sebagai mesin besar yang terdiri dari jalinan anasir-anasir independen dan saling berhubungan secara eksternal.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Dunia ini bersifat impersonal, tidak bermakan, tidak bernilai dan tidak bertujuan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi Maretialisme Ilmiah yang nyata adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Materialisme Ilmiah menekankan sebab-sebab yang menjelaskan wujud dan sebab-sebab yang menjelaskan siapa yang mengerjakan sesuatu.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi Whitehead pandangan kosmologis Materialisme Ilmiah ini berakar dari kosmologi Descartes yang menanggap dunia ini sebagai materi.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Pandangan dunia yang materialistis dan mekanistis ini diambil alih oleh John Locke, Galileo dan Newton.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref>
Whitehead tidak mengatakan bahwa Materialisme Ilmiah sebagai paham yang benar-benar keliru.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Cerita kesusksesan Materialisme Ilmiah dalam sejarah telah membuktikan kemajuan bagai kemanusiaan.<ref
Materialisme Ilmiah mengatakan bahwa dunia terdiri dari rangkaian partikel-partikel yang terletak dalam ruang dan waktu.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Dalam pandangan ini ruang dan waktu bersifat mutlak.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> hubungan partikel-partikel tersebut dengan partikel-partikel lainnya tidak menambah dan mengurangi hakikat adanya partikel tersebut.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> kategori waktu, kecepatan gerak dan hubungan internal yang membentuk dunia, tidak berperan sama sekali.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> setiap benda merupakan satuan-satuan padat yang mandiri dan dianggap memiliki ciri-ciri yang tetap dimanapun bena itu berada.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Bagi Whitehead, hal ini keliru, karena benda yang nampak statis dan jelas itu hanyalah abstraksi akal budi demi kegunaan pragmatis dari suatu proses dinamis satuan-satuan peristiwa yang terus-menerus membentuk benda tersebut.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Pandangan ini berakar kepada substansi.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Whitehead juga mengkritik materialisme ilmiah sebagai paham yang tidak memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 33</ref>
|