Paku Alam IV: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Pakoe Alam IV van het Prinsdom Pakoe Alam uit Djogjakarta Midden-Java TMnr 60009413.jpg|Paku Alam IV]]
'''RM Nataningrat''' dilahirkan [[25 Oktober]] [[1841]] (versi lain [[1840]]) di [[Yogyakarta]]. Ia diperjuangkan GK Ratu Ayu permaisuri '''PA II''' untuk menjadi pewaris tahta. Di sini sekali lagi dapat dilihat peranan perempuan dalam mengatur pemerintahan di zaman kerajaan (bandingkan dengan pengaruh besar ibunda Hamengkubuwono III dalam mendudukkan putranya dengan mendongkel kedudukan suaminya).
Pada [[1 Desember]] [[1864]] RM Nataningrat ditahtakan sebagai '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Surya Sasraningrat''' menggantikan mendiang pamannya. Masa pemerintahan beliau ditandai dengan kemunduran [[Kadipaten Pakualaman]]. Banyak dari kebijakan Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] menimbulkan ketidakpuasan. Selain itu beliau tidak begitu mahir dalam hal kesusastraan dan kebudayaan. Di keluarga besar Paku Alam pun terjadi beberapa perubahan yang cenderung kurang baik akibat sering bergaul dengan orang-orang [[Belanda]]. Kemewahan dan foya-foya menjadi penyebab kehancuran beberapa anggota keluarga Paku Alam.
Namun disamping itu, dengan perjanjian politik 1870, [[Kadipaten Pakualaman]] diperkenankan memiliki setengah batalyon infantri dan satu kompi kavaleri. Legiun ini lebih besar dari angkatan perang yang diperbolehkan pada masa para pendahulunya. Perlu ditambahkan pula, KGPA Surya Sasraningrat [Paku Alam IV] mengirim seorang pegawai laki-lakinya untuk menuntut ilmu di Kweekschool Surakarta dan seorang pegawai perempuannya untuk menuntut ilmu kebidanan di Jakarta. Agaknya inilah yang akan mendorong para Paku Alam selanjutnya untuk menyekolahkan anggota keluarga besar Paku Alam ke sekolah [[Belanda]].
|