Joseph Kam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT64Theodorus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT64Theodorus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
Pertengahan tahun 1814, perjalanan Kam ke Ambon harus dihentikan di [[Surabaya]] karena tidak ada kapal yang berlayar ke Ambon.<ref name="Enklaar">{{id}}</ref> Selama di Surabaya, Kam bekerja sementera di jemaat ''Indische Kerk'' di sana.<ref name="Wellem"></ref> Dalam pelayanannya di Surabaya, ia bertemu dengan seorang pedagang arloji asal Jerman, [[Johannes Emde]], yang sangat peduli dengan penginjilan di kalangan orang [[Jawa]].<ref name="van den End"></ref> Kam turut berjasa menanamkan kesadaran akan panginjilan di dalam diri Emde.<ref name="van den End"></ref> Selain itu, Kam juga membentuk komunitas kecil ''Orang-orang Saleh Surabaya'', yang giat dalam penginjilan. <ref name="Wellem"></ref>
 
Pada Maret 1815 Kam tiba di Ambon. <ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink (eds.). 2008. ''A History of Christianity in Indonesia''. Leiden: Koninklijke Brill NV. hlm. 386-9.</ref><ref name="Wellem"></ref> Ia pun memulai pekerjaannya untuk mengidupkan kembali kekristenan di Ambon yang sudah lama diterlantarkan.<ref name="Wellem"></ref> Sebelumnya, sudah ada [[Jabez Carey]], seorang penginjil [[Baptis]] - anak dari [[William Carey]], penginjil di [[India]] yang terkenal - yang melayani di Maluku. <ref name="Aritonang" /ref> Namun, karena perbedaan pemahaman mengenai [[baptisan]] (Kam menerima pembaptisan terhadap anak-anak, sedangkan Carey menolaknya), Carey akhirnya meninggalkan Maluku.<ref name="Aritonang" /ref>
 
===Akhir Hidup===