Joseph Kam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
Pada [[Maret]] [[1815]] Kam tiba di [[Ambon]]. <ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink (eds.). 2008. ''A History of Christianity in Indonesia''. Leiden: Koninklijke Brill NV. hlm. 386-9.</ref><ref name="Wellem"></ref> Sebelum Kam, sudah ada [[Jabez Carey]], seorang misionaris [[Baptis]] - anak dari [[William Carey]], misionaris di [[India]] yang terkenal - yang melayani di Maluku. <ref name="Aritonang"></ref> Namun, karena perbedaan pemahaman mengenai [[baptisan]] (Kam menerima pembaptisan terhadap anak-anak, sedangkan Carey menolaknya), Carey akhirnya meninggalkan Maluku pada tahun [[1818]].<ref name="van den End"></ref><ref name="Aritonang"></ref> Setibanya di Ambon, Kam langsung memulai pekerjaannya untuk menghidupkan kembali kekristenan di Ambon yang sudah lama diterlantarkan.<ref name="Wellem"></ref> Dalam pelayanannya di Maluku, Kam melakukan semua tugas seorang pendeta, seperti ber[[khotbah]], mengunjungi jemaat-jemaat di pedalaman, memperdamaikan perselisihan dan pertengkaran, dan melayankan sakramen-sakramen.<ref name="van den End"></ref><ref name="Wellem"></ref> selain itu, ia juga meninjau pekerjaan para [[guru jemaat]] dan membantu mereka dalam mengajar.<ref name="van den End"></ref>. Ia juga aktif dalam mengembangkan bacaan-bacaan Kristen, seperti [[Alkitab]], [[Mazmur]], [[Katekismus]], dan khotbah-khotbah untuk jemaat-jemaat yang tidak memiliki pendeta atau guru jemaat.<ref name="Aritonang"></ref> Ia juga memperjuangkan agar Kota Ambon menjadi pusat penginjilan di Hindia-Belanda bagian Timur.<ref name="Wellem"></ref> Tak lama setelah Kam tiba di Ambon, ia menikahi seorang perempuan [[Indo-Belanda]], [[Sara Maria Timmerman]], yang setia mendampinginya sampai akhir hidupnya.<ref name="Wellem"></ref><ref name="Aritonang"></ref> Istri Kam sangat membantunya dalam pelayanan.<ref name="Wellem"></ref> Ia mengajarkan Bahasa Melayu kepada para misionaris yang baru datang dari Eropa.<ref name="Wellem"></ref> Mereka berdua menjadi pembimbing bagi para tenaga baru ini.<ref name="Wellem"></ref>
[[Berkas:Makam Joseph Kam.jpg|thumb|275px|left|Makam Joseph Kam yang terletak di halaman Gereja Joseph Kam, Ambon.]]
=== Akhir Hidup ===
Kam terus melakukan perjalanan untuk melayani jemaat-jemaat di Maluku.<ref name="Wellem"></ref> Dalam perjalanannya ke [[Maluku Tenggara]], ia menderita sakit parah, dan terpaksa kembali ke Ambon.<ref name="Wellem"></ref> Setelah 20 tahun bekerja di Maluku, Kam meninggal pada tanggal [[18 Juli]] 1833, dan dimakamkan di Ambon.<ref name="Wellem"></ref> Namanya kemudian diabadikan sebagai nama sebuah gereja yang berdiri di lokasi pemakamannya di Ambon.
|