Diselamatkan oleh anugerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
Luthher mengalami permasalahan di dalam dirinya sendiri.<ref name="mcGrath">120</ref> Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat memenuhi persyaratan untuk keselamatan.<ref name="mcGrath">120</ref> Dia tidak mempunyai kemampuan yang diperlukan supaya dirinya dapat diselamatkan.<ref name="mcGrath">120</ref> Dirinya tidak layak menerima karunia keselamatan dari Allah, melainkan hukuman.<ref name="mcGrath">120</ref> Pembenaran sebagai suatu perbuatan manusia berdosa sebelum dirinya diselamatkan.<ref name="mcGrath">123</ref> Awalnya Luther mengartikan "Kebenaran" sebagai kebenaran yang '' menghukum ''.<ref name="mcGrath">123</ref> Namun, pemikiran tersebut berubah, di mana Allah dari Injil bukanlah hakim yang keras yang memberikan ganjaran kepada setiap individu sesuai dengan perbuatan baiknya.<ref name="mcGrath">123</ref> Sebaliknya, Dia adalah Allah yang pemurah dan penuh rahmat yang memberikan kebenaran kepada manusia sebagai anugerah.<ref name="mcGrath">123</ref>
 
Ide pemikiran Luther mengenai pembenaran sebagai anugerah didasarkan dari pemikiran Paulus bahwa apabila manusia mengandalkan kekuatannya sendiri di hadapan Allah, maka manusia itu akan binasa untuk selama-lamanya.<ref name="Verkuyl">Verkuyl J. '' Aku Percaya ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.189, teks tambahan.</ref> Paulus menyuarakan supaya manusia menghentikan usaha menyelamatkan diri sendiri dan manusia mulai berserah kepada kasih karunia-Nya.<ref name="Verkuylh">188</ref> Pembenaran sebagai anugerah diberikan oleh Allah kepada semua manusia.<ref name="mcGrath">125</ref> Namun, manusia hanya dapat memperolehnya melalui iman.<ref name="mcGrath">125</ref> Iman mempunyai rujukan yang pribadi.<ref name="mcGrath">125</ref>