Lokomotif F10: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
{{Infobox Lokomotif
|image =Stoom locomotive F10.JPG
|caption ='''F10 / SS 800'''
|powertype =[[Uap]]
|serialnumber =F12 / SS 800
Baris 41:
Lokomotif tipe [[Mallet]] yang ada (SS500) sudah menjawab sebagian tantangan. Namun lokomotif ini memiliki kekurangan yaitu pada bagian pipa uap flexible yang menyalurkan tenaga uap ke silinder tekanan rendah, masalahnya pipa ini sering bocor, yang mengakibatkan tenaga lokomotif berkurang. Karena itu untuk mengantisipasi pembangunan jalur kereta api terutama di wilayah pegunungan, SS memesan lokomotif uap baru yang lebih bertenaga. Dengan spesifikasi diantaranya memiliki 6 roda penggerak seperti halnya lokomotif seri CC, tetapi tanpa menggunakan pipa flexible dan tentunya bisa melahap jalur pegunungan di [[Jawa Barat]] dengan radius minimal 150 m.
Tantangan itu dijawab oleh pabrik
Dengan bahan batubara Ombilin yang memiliki nilai kalor 6800 kcal/kg maka lokomotif JAVANIC yang dilengkapi
Antara tahun 1912 hingga 1920 didatangkan 28 lokomotif jenis F10 ini, dari pabrik Hanomag di Jerman dan Werkspoor di [[Belanda]]. Setibanya di [[Indonesia]], lokomotif JAVANIC mendapat nomor seri SS800. Javanic segera beraksi di jalur pegunungan Jawa Barat dengan [[Dipo Lokomotif]] [[Bandung]]. Walaupun perhitungan “di atas kertas” sudah bagus, namun setelah dioperasikan, JAVANIC tidak begitu cocok untuk jalur barat ini. Pasalnya roda penggerak pertama memiliki tingkat keausan yang luar biasa. Sehingga setelah berjalan sekitar 2 bulan roda penggeraknya harus diganti. Akhirnya Staatspoorwegen memutuskan untuk memindahkan operasinya dari Jawa Barat ke jalur-jalur kereta api di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] yang radius minimumnya lebuh besar. Loko JAVANIC menghuni [[dipo lokomotif]] [[Purwokwrto]], [[Blitar]], [[Malang]] dan [[Jember]]. Sejak saat itu hingga zaman PJKA, mayoritas lokomotif ini menghuni [[Jawa Timur]].
|