Skistosomiasis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{rapikan}}, gaya penulisan tidak ensiklopedik
Uconk (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{rapikan}}
 
schisto, panggilan akrab sehari-harinya cukup keren yak!!?, tapi siapa yang ngirakira kalo schisto adalah panggilan seekor cacing, ''Schistosoma japonicum'' di Indonesia cacing schisto termasuk endemik dan hanya bisa ditemukan di dataran tinggi Lindu dan Napu, [[Sulawesi Tengah]]. [[Kota Palu#Hutan Wisata Danau Lindu|Danau Lindu]] termasuk wilayah [[Kota Palu#Taman Nasional Lore Lindu|Taman Nasional Lore Lindu]].
 
Meski kecil, tapi kalo si schisto ini sudah berada di dalam tubuh manusia, yang mula-mula penderita akan mengalami gejala keracunan, disentri, penurunan berat badan sehingga kurus yang berlebihan, hingga pada pembengkakan hati yang bisa diakhiri dengan kematian.
Baris 7:
Tidak seperti proses cacingan yang sering kita dengar dan alami, cacing ini masuk ke tubuh manusia bukan dari mulut kita, tapi langsung menembus pori-pori kita menuju aliran darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.
 
<b>Daur hidup dan penularannya</b>
Sungguh pertama kali aku denger informasi ini rodok keder juga, lah setelahnya aku diajak temen tinggal di Danau Napu untuk kira-kira seminggu lamanya. Yang jadi pegangan asal kita tidak berada di daerah merah (fokus) dan sering berendem di air di daerah tersebut, karena proses penularannya biasanya pas kita lagi mandi atau cuci di sungai atau areal fokus.
 
Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk ''cercaria'' yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing.
Daur hidup dan penularannya
 
Selanjutnya [[cacing]] ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam hati orang yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing ''Schistosoma'' bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing ''Schistosoma'' sekaligus tempat bertelur.
Mula-mula schistosomiasis menjangkiti orang melalui kulit dalam bentuk cercaria yang mempunyai ekor berbentuk seperti kulit manusia, parasit tersebut mengalami transformasi yaitu dengan cara membuang ekornya dan berubah menjadi cacing.
 
Saat ini prosentase prevalensi penyakit cacingan di dataran tinggi lindu juga sudah mulai menurun hingga dibawah 1%, kanberkat dahupaya adaaktif yangdari mikirpemerintah yang bagaimanasecara pencegahanrutin danmelakukan penanggulangannyapemantauan.
Selanjutnya cacing ini menembus jaringan bawah kulit dan memasuki pembuluh darah menyerbu jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati. Di dalam hati orang yang dijangkiti, cacing-cacing tersebut menjadi dewasa dalam bentuk jantan dan betina. Pada tingkat ini, tiap cacing betina memasuki celah tubuh cacing jantan dan tinggal di dalam hati orang yang dijangkiti untuk selamanya. Pada akhirnya pasangan-pasangan cacing Schistosoma bersama-sama pindah ke tempat tujuan terakhir yakni pembuluh darah usus kecil yang merupakan tempat persembunyian bagi pasangan cacing Schistosoma sekaligus tempat bertelur.
 
Saat ini prosentase prevalensi penyakit cacingan di dataran tinggi lindu juga sudah mulai menurun hingga dibawah 1%, kan dah ada yang mikir bagaimana pencegahan dan penanggulangannya.