Inkulturasi (Katolik): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT67Tunggul (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
PT67Tunggul (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Inkulturasi''' adalah sebuah istilah yang digunakan di dalam paham [[Kristiani]], terutama dalam [[Gereja Katolik Roma]], yang merujuk pada adaptasi dari ajaran-ajaran [[Gereja]] pada saat diajukan pada kebudayaan-kebudayaan non-Kristiani, dan untuk memengaruhi kebudayaan-kebudayaan tersebut pada evolusi ajaran-ajaran gereja.
== Latar belakang ==
Kehidupan bersama antara paham Kristiani dan kebudayaan lain dimulai semenjak masa kerasulan. [[Yesus]] memerintahkan murid-muridnya untuk menyebarkan ajaran-Nya hingga ke ujung bumi ([[Injil Markus]] 28:28; 16; 15) sebelum kenaikan-Nya ke [[surga]] namun tidak memberi tahu bagaimana caranya.<ref>Franzen Kirchengeschichte, 18</ref>
Konflik-konflik kebudayaan antara umat Kristiani [[Yahudi]] dan umat Kristiani non-Yahudi terus berlangsung hingga agama Kristen masuk ke dalam kebudayaan Yunani-Romawi.<ref>Franzen,319</ref> Inkulturasi yang sama terjadi ketika [[Kekaisaran Romawi]] berakhir dan kebudayaan-kebudayaan [[Jermanik]] dan [[Abad Pertengahan]] menjadi dominan - sebuah proses yang memakan waktu berabad-abad.<ref>Franzen 319</ref> Para pelaksana pertama dari inkulturasi ini dalam sejarah penyebaran Injil diantaranya adalah Santo [[Patrick (santo)|Patrick]] di [[Irlandia]] dan Santo [[Siril dan Metodius]] bagi orang-orang [[Slavia]] di [[Eropa Timur]]. Setelah terjadinya skisma tahun 1054, pengaruh [[Gereja Katolik Roma]] sebagian besar hanya terbatas pada bagian barat Benua [[Eropa]]. Telah terjadi berbagai usaha yang gagal untuk memperluas ruang lingkup pengaruhnya terhadap kebudayaan-kebudayaan [[Timur Tengah]]
<!--
==Inculturation after the discoveries==
|