Keramik Hijau Goryeo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
tulis ulang
Cun Cun (bicara | kontrib)
Baris 38:
 
== Sejarah ==
Berbagai teori dan bukti sejarah yang dikemukakan oleh para sejarawan mengenai asal-usul keramik hijau Goryeo di [[Semenanjung Korea]] antara lain kaitannya dengan produksi keramik hijau di [[Yuezhou]], Provinsi [[Zhejiang]], [[Cina]] selatan. Mengenai asal-usul, ada 2 teori. Teori pertama, meyakini bahwa keramik hijau pertama di Korea dibuat di abad ke-9, akhir periode [[Silla Bersatu]] (668-918). Teori kedua, keramik hijau pertama kali dibuat di pertengahan abad ke-10, masa [[Dinasti Goryeo]].
 
Teori pertama paling kuat karena dibuktikan dengan penemuan berbagai jenis keramik mirip produksi Yuezhou di situs tungku pembakaran di pesisir barat Korea. Di masa itu, Goryeo dipengaruhi [[Dinasti Tang|Tang]] dalam berbagai bidang, yaitu [[agama Buddha]], seni budaya, termasuk kerajinan keramik.
Berbagai teori dan bukti sejarah yang dikemukakan oleh para sejarawan mengenai asal-usul keramik hijau Goryeo di Semenanjung Korea antara lain kaitannya dengan produksi keramik hijau di Yuezhou, Provinsi Zhejiang, Cina selatan. Mengenai asal-usul, ada 2 teori. Teori pertama, meyakini bahwa keramik hijau pertama di Korea dibuat di abad ke-9, akhir periode Silla Bersatu (668-918). Teori kedua, keramik hijau pertama kali dibuat di pertengahan abad ke-10, masa Dinasti Goryeo.
 
Pengrajin keramik hijau dan putih di zaman akhir Silla Bersatu semakin kreatif menciptakan berbagai bentuk baru namun tak ada dekorasi. Berlanjut ke pemerintahan Goryeo yang baru, metode ukir [[intaglio]], [[relief]], glasir besi, dan tatahan putih dipergunakan. Pengaruh khas Goryeo masih belum nampak karena masih meniru cara Cina untuk keramik pot, botol, dan vas ''[[maebyeong]]''.
Teori pertama paling kuat karena dibuktikan dengan penemuan berbagai jenis keramik mirip produksi Yuezhou di situs tungku pembakaran di pesisir barat Korea. Di masa itu, Goryeo dipengaruhi Tang dalam berbagai bidang, yaitu agama Buddha, seni budaya, termasuk kerajinan keramik.
 
Pengrajin keramik hijau dan putih di zaman akhir Silla Bersatu semakin kreatif menciptakan berbagai bentuk baru namun tak ada dekorasi. Berlanjut ke pemerintahan Goryeo yang baru, metode ukir intaglio, relief, glasir besi, dan tatahan putih dipergunakan. Pengaruh khas Goryeo masih belum nampak karena masih meniru cara Cina untuk keramik pot, botol, dan vas maebyeong.
 
Warna hijau keramik masih cukup gelap kadang-kadang kuning karena proses bakar dalam tungku. Tapi lapisannya semakin tipis dan lebih tahan lama, menunjukkan adanya kemajuan dalam metode pembuatan.
 
Di pertengahan abad ke-11, Goryeo sudah cukup makmur untuk mengatur negerinya sendiri. Guna membuat keramik yang lebih bernilai pabrik-pabrik di pantai timur dan selatan ditutup dan pusat produksi pindah ke pesisir barat dekat ibukota, khususnya ke Provinsi Jeolla. Dua daerah penting, Kecamatan Taegu, [[Kabupaten Gangjin]] dan Kecamatan Boan dan Kecamatan Chinso di [[Kabupaten Buan]] merupakan pusat produksi keramik yang dikelola secara khusus oleh pemerintah.
 
Keramik Cina masih jadi barang dagang di Goryeo sampai abad ke-12, antara lain keramik hijau [[Yaozhou]] Cina utara, [[keramik Ci-zhou]] dari [[Guangdong]], [[keramik Ding]], [[Jingdezhen]], dan [[Xiuwu]]. Perabot-perabot ini menginspirasi produksi keramik Goryeo dari segi bentuk yang semakin bermacam-macam.
 
Pada masa pemerintahan [[Injong dari Goryeo|Raja Injong]] (raja ke-17), pengrajin Goryeo mulai menemukan gaya khusus tahap demi tahap. Mulai tahun 1123 sampai 100 tahun berikutnya, disebut sebagai zaman kejayaan keramik hijau Goryeo saat banyak hasil karya bermutu tinggi diciptakan.
 
Hasil karya pengrajin Goryeo ditunjukkan dengan glasir keramik yang lebih transparan, jernih dan terang untuk menampilkan permukaan ukir-ukiran dan pola yang lebih ramai dan rumit. Sementara keramik hijau Cina berglasir lebih gelap sehingga menambahkan pola cukup sulit dilakukan.
 
Warna hijau batu giok yang didamba-damba pengrajin Goryeo pun sudah berhasil diciptakan dan menarik perhatian warga Cina dimana-mana. [[Xu Jing]], utusan Huizong dari [[Song Utara]] menulis pengalamannya berkunjung ke Korea dalam buku [[Gaoli Tujing]] (''Perjalanan utusan ke Goryeo'') tahun 1123:
 
”Rakyat{{cquote|Rakyat Goryeo suka warna hijau batu giok. Cara membuatnya semakin maju dan glasirnya jadi lebih cantik...Mereka meniru keramik Ding...Di antara semuanya, pembakar dupa berbentuk singa yang paling unik dan semua keramik itu berwarna hijau serupa keramik dari Yue-zhou dan Ru-zhou.}}
 
Dalam buku [[Xiu Zhong Jin]], [[Taiping Laoren]] menulis ”keramik"keramik hijau Goryeo punya warna hijau tercantik di dunia”dunia".
 
Di antara jenis keramik hijau Goryeo yang paling dikagumi adalah ''sanggam cheongja'', keramik hijau tatahan. Asalnya tak jelas, tapi kemungkinan pertengahan abad 12 (1150-an) menurut penemuan mangkok keramik hijau di [[kuburan]] ''Mun Gong-yu'' yang meninggal tahun 1159.
 
Metode menatah sebenarnya digunakan untuk kerajinan [[metal]] didapat dari penelitan mendalam mengenai karakteristik bahan ditambah keterampilan tinggi, merupakan penemuan besar orang Goryeo. Metode sanggam membuat pola tampak bagai [[lukisan]], memperlihatkan paduan warna-warna yang harmonis. Pola yang disukai antara lain [[awan]] dan [[burung jenjang]], representatif corak keramik Goryeo.
 
Pada tahun 1131, [[invasi]] [[bangsa Mongol]] ke Korea menandai periode penurunan keramik hijau. Tahun berikutnya, pemerintahan pindah ke [[Pulau Ganghwa]] menghindari pasukan Mongol sampai akhirnya menyerah tahun 1270 dan kembali lagi ke [[Kaesong]].
 
Pada masa ini metode tatahan masih dipraktikkan namun kualitasnya jauh berkurang karena warna hijau terang berubah gelap dan tidak menarik lagi. Pola-pola yang sebelumnya rumit diganti dengan yang lebih sederhana, biasa, dengan permukaan terlalu kosong atau terlalu banyak sehingga tidak seimbang. Harmoni warna memburuk, terlalu gelap atau terlalu terang karena pengrajin tidak lagi mencari nilai seni. Sebagian besar dibuat antara tahun 1269-1287. Pengaruh [[Arab]] dan barat masuk lewat Yuan di tahun 1290-an memperkenalkan keramik-keramik asing. Keramik besar-besar dengan ukuran melebihi 70 cm juga diciptakan atas pengaruh Yuan bersama keramik glasir kuning dan keabu-abuan.
 
Di abad ke-14 (tahun 1300-an), kualitas keramik hijau semakin melenceng, kali ini glasir hampir hitam dan tatahan jadi kasar bahkan produksinya semakin banyak. Hasil turunan ini adalah dasar keramik buncheong yang diminati di masa Dinasti Joseon.
 
Sejak itu, dibawah kekuasaan [[Dinasti Yuan]] kerajinan keramik hijau telah kehilangan nilai dan kualitas hingga Goryeo jatuh di tahun 1391.
 
==Kebangkitan kembali==