Simbol-simbol liturgi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT33Judistian (bicara | kontrib)
PT33Judistian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{inuse|untuk sementara waktu}}
 
'''Simbol-simbol liturgi''' adalah simbol-simbol yang digunakan di dalam sebuah perayaan liturgi.<ref name="E. Martasudjita"></ref> Simbol-simbol liturgi sangat diperlukan dalam perayaan [[liturgi]] karena perayaan liturgi itu merupakan sebuah perayaan kehidupan.<ref name="E. Martasudjita"> E. Martasudjita. 1998, Memahami Simbol-simbol dalam Liturgi. Yogyakarta: Kanisius, 11.</ref> Kehidupan yang dirayakan adalah kehidupan bersama dengan [[Allah]] dan sesama.<ref name="E. Martasudjita"></ref>
 
Pertemuan umat dengan [[Allah]] dalam perayaan liturgi tidak bisa lepas dari [[simbol]] dan [[tanda]].<ref name="Rasid"> Rasid Rachman. 2005, Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 154.</ref> [[Agama]] [[mistik]] mengatakan bahwa manusia tidak dapat membayangkan dan menggambarkan [[Allah]], kecuali dengan memanfaatkan simbol.<ref name="Rasid"></ref>
 
== Arti ==
'''Simbol''' berasal dari bahasa [[Yunani]] ''symbolon'', kata kerja: ''symbalein'' yang berarti tanda pengenal yang menjelaskan dan mengaktualisasikan suatu perjumpaan dan kebersamaan yang didasarkan oleh suatu [[kewajiban]] atau [[perjanjian]]. <ref name="E. Martasudjita"></ref>
Dapat juga dikatakan bahwa pengertian simbol adalah tanda indrawi, barang atau tindakan, yang menyatakan [[realita]] lain di luar dirinya.<ref name="Ernest Maryanto"> Ernest Maryanto, KAMUS LITURGI Sederhana. Yogyakarta: Kanisius, 2004.</ref> Simbol memiliki lingkup makna dan kandungan isi yang amat luas, karena itu merupakan sarana ulung untuk mengungkapkan sesuatu tentang [[Allah]].<ref name="Ernest Maryanto"></ref> Simbol berbeda dengan tanda.<ref name="Rasid"></ref> Simbol melibatkan [[emosi]] individu, gairah, keterlibatan dan kebersamaan.<ref name="Rasid"></ref> Selain itu, simbol juga terbuka terhadap berbagai arti dan tafsiran, tergantung bagaimana setiap individu memaknai simbol itu sendiri.<ref name="Rasid"></ref>
 
== Fungsi ==
Baris 18 ⟶ 17:
* ''Benda'' ([[salib]], [[air]],[[roti]]-[[anggur]]).<ref name="Rasid"></ref> Air yang biasa digunakan dalam [[pembaptisan]] melambangkan [[mati]] dan [[hidup]] (''band''. {{Alkitab|Roma 6:8}}) bersama [[Kristus]].<ref name="Rasid"></ref> [[Roti]] dan [[anggur]] dalam [[Perjamuan Kudus]] merupakan simbol yang langsung membawa kaum beriman kepada peristiwa Kristus.<ref name="Rasid"></ref> [[Patung]]-[[patung]] bukan untuk disembah tetapi untuk menghadirkan kembali di masa kini pengajaran dan teladan sang [[kudus]].<ref name="Rasid"></ref>
* ''Waktu''. Gereja beribadah pada hari [[Minggu]] dimaksudkan agar [[gereja]] hadir pada peristiwa [[kebangkitan]] [[Kristus]] yang jatuh pada hari [[Minggu]] pertama.<ref name="Rasid"></ref>
* ''Kata-kata'' dalam formula [[liturgi]] ([[Alkitab]], votum, leksionari).<ref name="Rasid"></ref> Kata-kata [[liturgi]] memiliki [[simbol]] yakni, menghadirakanmenghadirkan yang mengucapkan kata-kata tersebut apadapada waktu sekarang atau menghadirkan orang yang kepadanya kata-kata liturgis itu ditujukan.<ref name="Rasid"></ref>
* Pengharapan akan persaudaraan [[gereja]] di seluruh [[dunia]] disimpulkan dalam [[perjamuan kudus]], berpuncak pada [[komuni]].<ref name="Rasid"></ref>
 
== Macam-macam simbol ==
[[Manusia]] dapat dikatakan sebagai [[simbol]] liturgis.<ref name="E. Martasudjita"></ref> Hal ini karenadikarenakan manusia dapat mengungkapkan dan melaksanakan dirinya dalam bentuk simbol.<ref name="E. Martasudjita"></ref> Caranya dapat berupa kegiatan indrawi maupun melalui gerakan dan [[bahasa]] badantubuh.<ref name="E. Martasudjita"></ref> Kegiatan indrawi yang dimaksud misalkan mendengarkan, melihat, menyentuh, merasakan dan mencium. Gerakan dan bahasa badan seperti berdiri, berlutut, [[penumpangan tangan]], pembasuhan tangan, dll.<ref name="E. Martasudjita"></ref>
 
Benda dan [[gambar]] bisa juga menjadi [[simbol]] maupun dihayati sebagai simbol.<ref name="Rasid"></ref> Di dalam gereja, patung [[salib]], [[mimbar]], [[altar]] dan gambar-gambar para [[kudus]] adalah simbol kehadiran peristiwa [[Kristus]].<ref name="Rasid"></ref> Benda-benda tersebut bukan hanya sebagai [[hiasan]] tetapi juga mengandung arti dan dapat membangkitkan [[emosi]].<ref name="Rasid"></ref> Selain itu benda-benda lain seperti Roti dan Anggur, [[Air]], [[Minyak]], [[Garam]] juga digunakan sebagai simbol liturgis.<ref name="E. Martasudjita"></ref>
 
Simbol benda pun dapat dibagi menjadi dua yaitu simbol yang berasal dari benda alamiah dan yang berasal dari benda buatan.
Baris 50 ⟶ 49:
* ''Salib'', merupakan simbol keselamatan. Pengorbanan [[Kristus]] yang rela mati untuk meenebus [[dosa]]-dosa manusia.
 
* ''Lilin'', sering dipakai juga dalam bermacam-macam perayaan liturgi dan salah satunya adalah saaat perayaan PaskahPaska. [[Lilin]] PaskahPaska menyimbolkan kehidupan yang baru yang menyala. [[Api]] adalah lambang semangat yang berkobar-kobar. [[Yesus]] telah bangkit dan lilin itu menyimbolkan kebangkitan Yesus. Lilin juga berfungsi sebagai pendorong dan pembantu meditasi.<ref name="Rasid"></ref>