Apocrypha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Apocrypha''' atau dalam bahasa Indonesia '''Apokrif'''. Menurut penjelasan kamus Webster, istilah ''apokrif'' berasal dari kata ''apokryphos'' dalam bahasa Yunani, artinya rahasia, tersembunyi atau tidak kanonik. Dengan demikian istilah ini merujuk kepada tulisan-tulisan yang diragukan keasliannya.
 
Istilah ''apokrif'' digunakan untuk merujuk kepada kitab-kitab yang dianggap tidak kanonik, tidak termasuk ke dalam [[Perjanjian Lama]]. Istilah yang digunakan sekarang adalah [[Deuterokanonika]], artinya kanon yang kedua, atau kanon yang kurang begitu penting. Istilah ''Deuterokanonika'' kini lebih lazim digunakan daripada ''apokrif'' yang mengandung nada negatif. Meskipun dianggap kurang begitu penting, kitab-kitab di dalam "Deuterokanonika" tetap bermanfaat karena memberikan banyak informasi mengenai tradisi [[hikmat]] dan sejarah [[Yahudi]] sekitar masa pembuangan di [[Babel]] hingga menjelang kelahiran [[Yesus]].
 
Istilah ''Deuterokanonika'' juga digunakan dalam Alkitab bahasa Indonesia yang diterbitkan bersama oleh [[Lembaga Alkitab Indonesia]] dan [[Lembaga Biblika Indonesia]]
 
[[Kategori:Alkitab]]
[[Kategori:Kristen|Apokrif]]
[[Kategori:Katolik Roma|Apokrif]]