Filsafat ketuhanan: Perbedaan antara revisi

Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan iman dan akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut [[teologi]] filosofis.<ref name="Tjahyadi">Tjahyadi. S.P Lili., '''Tuhan para Filsuf dan Ilmuwan''', Yogyakarta: Kanisius 2007</ref> Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama [[Abrahamik]]), maka akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.<ref name="Tjahyadi">Tjahyadi. S.P Lili., Tuhan para Filsuf dan Ilmuwan, Yogyakarta: Kanisius 2007</ref> Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para filsuf tentang Tuhan.<ref name="Tjahyadi">Tjahyadi. S.P Lili., '''Tuhan para Filsuf dan Ilmuwan''', Yogyakarta: Kanisius 2007</ref> Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.<ref name="Huijbers">{{id}} Theo Huijbers., ''Manusia mencari ALLAH suatu Filsafat Ketuhanan, Yogyakarta: Kanisius, 1977</ref>

Agnostisisme adalah paham manusia yang tidak mau tahu atau tidak tahu tentang adanya Tuhan.<ref name="Suseno"/> Namun hal ini lebih disebabkan karena kebuntuan pemikiran untuk mendefinisikan Tuhan.<ref name="Suseno"/> Bagi para filsuf ini, Tuhan di berada di luar Jangkauan pemikiran manusia. <ref name="Suseno"/>Bagi mereka yang menganut paham ini, baisanya adalah orang-orang yang menghargai kebebasannya sebagai manusia, bahkan menganggap manusia sebagai yang tertinggi di antar yang hidup di dunia. Orang semacam ini bisa disebut penganut athropoismeathropomorfisme.