Tubuh kemuliaan Yesus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT26Hendra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT26Hendra (bicara | kontrib)
Baris 19:
Keberadaan Yesus sebagai manusia oleh aliran doketisme merupakan bentuk perendahan dari sosok Tuhan, yang tidak mungkin terjadi.<ref name="hakh"/> Tuhan yang mulia tidak mungkin hadir sebagai manusia, maka dapat dikatakan hal yang dituntun oleh doketisme adalah masalah kemuliaan, bahwa Tuhan adalah sosok yang mulia yang tidak mungkin dan tak dapat ditunjukan oleh Yesus sebagai seorang manusia.<ref name="hakh"/> Maka dari itu, Yohanes menegaskan dalam prolognya dan dalam isi Injil tersebut, Logos yang menjadi manusia, melalui kemanusiaanNya memperlihatkan kemuliaan Allah <ref name="sagala"/>.
 
===Mengenal sedikit tentang Kemuliaan===
Pada Perjanjian Lama, kemuliaan Tuhan dihadapkan dengan sosok yang hebat yang dapat memunculkan hal-hal yang menajubkan dan dapat menunjukan kekuatan yang luar biasa, dan kemuliaan tersebut hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh orang-orang tertentu saja, layaknya para Nabi. <ref name="hakh"/>Selain dari pada itu, dalam Perjanjian Lama kemuliaan juga tidak hanya menampakan suatu yang hebat dan menimbulkan rasa terpesona tetapi juga sesuatu yang mengerikan yang datang dari pada Tuhan. <ref name="hakh"/>
Yesaya mengatakan, pada hari penghukuman Tuhan orang akan ngeri terhadap kedahsyatan Tuhan dan semarak kemegahanNya, yakni pada waktu ia bangkit menakuti-nakuti bumi (Yesaya 2:21). <ref name="hakh"/>Pada pernyataan itu dengan jelas Yesaya mengatakan bahwa kedasyatan Tuhan tersebut penyebab orang merasa ngeri. <ref name="hakh"/> Lalu dalam kisah pernyataan Tuhan di gunung Sinai (Ul 5:24), dalam kisah tersebut kemuliaan Tuhan digambarkan dengan api yang dapat menghanguskan orang sehingga orang dilarang untuk memandangNya.<ref name="hakh"/> Kemuliaan Tuhan dihadapkan dengan suatu kengerian tetapi sekalipun demikian kengerian tersebut bukanlah hal utama yang diangkat dalam kemuliaan Tuhan yang dikatakan membawa kengerian itu, akan tetapi hal yang sebenarnya diangkat adalah bahwa kemuliaan yang mengerikan itu merupakan sebuah bukti kehadiran Allah di tengah umat-Nya.<ref name="hakh"/>