August Theis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wsaragih (bicara | kontrib)
Baris 12:
 
== Simalungun 1903 ==
''Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai'' (Yohanes 4:35), dalam [[bahasa Simalungun]] yaitu: ''Mangkawah ma hanima, tonggor hanima ma juma in, domma gorsing, boi ma sabion.'' Ayat inilah yang diucapkan oleh Pendeta August Theis saat beliau tiba di [[Simalungun]].
 
Simalungun saat itu seperti daerah pelosok lain di Indonesia masih berada dalam masa kegelapan. Pdt. August Theis pun harus membelah hutan dalam perjalanannya dari daerah Toba menuju ke Pematang Raya. Menurut wawancara beliau dengan A. Munthe seperti dituliskan dalam buku '''Pandita August Theis, Missionar Voller Hoffnung''' (oleh A. Munthe, Kolportase GKPS, 1987) Hutan tersebut masih dipenuhi oleh hewan-hewan buas seperti Harimau sehingga beliau harus mempertaruhkan nyawanya untuk memenuhi misinya ke Pematang Raya.