Pertempuran Ullais: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: ar, fa, it, pnb, ru |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{POV}}
'''Pertempuran Ullais''' terjadi pada pertengahan bukan Mei 633 di [[Judul halaman|Irak]], antara Khalifah Rasyidin melawan Kekaisaran Persia, sering dinamakan sebagai Pertempuran Sungai Darah, akibat banyaknya korban dari pasukan Sassanid dan Arab Kristen. Merupakan pertempuran terakhir dari empat pertempuran berturut-turut yang terjadi antara Islam dan tentara Persia. Pertempuran tersebut berakhir dengan mundurnya pasukan Sassanid Persia dari Irak yang mengakibatkan Irak menjadi daerah kekuasaan baru bagi Khalifah Rasyidin.▼
{{Infobox Military Conflict|
conflict=Pertempuran Ullais
|partof=[[Penaklukan Muslim di Persia]]|
|image=[[Image:Zoom out map for battle of Ullais-mohammad adil rais.PNG|250px]]
|caption=Wilayah dimana pertempuran Ullais terjadi.
|date=Mei 633 [[Anno Domini|M]]
|place=[[Irak]]
|result=Kemenangan mutlak [[Khulafaur Rasyidin|Khalifah Rasyidin]]
|combatant1=[[Khulafaur Rasyidin|Khalifah Rasyidin]]
|combatant2=[[Kekaisaran Sassaniyah]] [[Kekaisaran Akhemeniyah]]</br>
|commander1=[[Khalid bin Walid]]
|commander2=Jaban†</br>Abdul-Aswad†</br>Abjar†.
|strength1=15,000<ref>[[Muhammad ibn Jarir al-Tabari|Tabari]]: Vol. 2, p. 554</ref>
|strength2=Antara 70,000</br><ref>Tabari: Vol. 2, p. 562.</ref></br> sampai 30,000 - 35,000 </br><ref>The Sword of Allah”: Chapter no: Chapter 26: The Last Opposition, page no:5 by Lieutenant-General Agha Ibrahim Akram, Nat. Publishing. House, Rawalpindi (1970) ISBN 978-0-7101-0104-4.</ref>
|casualties1=~2000
|casualties2=Seluruh pasukan<ref>[[Muhammad ibn Jarir al-Tabari|Tabari]]: Vol. 2, p. 561-562</ref><ref>The Sword of Allah”: Chapter no: Chapter 22, by Lieutenant-General Agha Ibrahim Akram, Nat. Publishing. House, Rawalpindi (1970) ISBN 978-0-7101-0104-4.</ref>
|}}
▲'''Pertempuran Ullais''' terjadi pada pertengahan
==Latar Belakang==
Setelah kalah dari [[
dan bergerak diantaranya dan sungai Efrat)<ref>Tabari Vol. 2, P. 560</ref> . Perjalanan mereka berhenti di Ullais 10 mil dari lokasi [[Judul halaman|Pertempuran Walaja]]. Pasukan Muslim waspada atas kehadiran mereka, tetapi karena mereka jauh lebih sedikit dan merupakan sisa-sisa dari pertempuran Walaja, neraka tidak dianggap berbahaya. Namun ketika mereka mulai kembali berkonsolidasi dan bertambah kekuatannya melalui datangnya beberapa tambahan dari suku-suku Arab Kristen, umumya dari Bani Bakr. [[Khalid ibn Walid]] mengetahui hal ini dan bersama Pasukan Rasyidin menyeberang sungai Khaseef dan langsung menuju Ullais. Sementara itu Kaisar Ardsheer mengirimkan perintah kepada Bahman untuk bergerak menuju Ullais dan mengambil kendali atas pasukan, untuk menghentikan pergerakan maju pasukan Muslim di Ullais. Bahman kemudian mengirimkan jenderal seniornya, Saban dan tentara kerajaan, memintanya untuk menghindari pertempuran hingga ia tiba di Ullais<ref>Tabari: Vol. 2, p. 560.</ref>. Jaban kemudian berangkat dengan pasukan kerajaan, Bahman kembali ke [[Ctesiphon]] untuk mendiskusikan beberapa hal penting dengan Kaisar. Tiba di sama ia mengetahui bahwa kaisar sedang sakit, dan tetao hadir disana uuntuk membicarakan hal ini. Persia dan Arab menyadari bahwa Muslim memiliki misi untuk menguasai Al-Hirah. Mereka memutuskan untuk menyerang pasukan Muslim dan mengalahkan mereka. Pasukan Arab Kristen berada di bawah kendali seorang kepala suku, Abdul-Aswad yang kehilangan 2 anak laki-lakinya pada Pertempuran Walaja melawan pasukan Muslim.
==Pertempuran==
Salah satu dari Perwira Muslim, Misna bin Haris<ref>also spelled as [[Muthanna bin Harith]]</ref> bergerak dengan kavaleri ringan menuju Ullais dan menginformasikan kepada Khalid tentang posisi pasukan lawan. Khalid kemudian berusaha untuk mencapai Ullais sebelum tentara dari kekaisaran Sassanid memperkuat mereka, sehingga pertempuran melawan kekuatan yang lebih besar dapat dihindarkan, namun usaha ini gagal. Untuk segera mengacaukan koordinasi dan perencanaan pasukan [[Persia]], Khalid memutuskan untuk bertempur pada hari itu juga. Lokasi pertempuran kini terletak 25 mil dari [[Najah]] dan 4 mil timur laut dari Ash Sinafiyah sekarang. Tentara Sassanid dan Arab Kristen berkemah berdampingan, dengan sungai Efrat di sisi kiri, Khareef di sisi kanan dan cabang sungan berada di belakang mereka. Khalid menyusun formasi tempur pasukannya dengan menujuk Abd ibn Hatim (yang merupakan anak dari kepala suku Arab Kristen yang terkenal, Hatim at tai, dan ia adalah mantan seorang Kristen) sebagai komandan sayap kanan dan Asim ibn Umar sebagai komandan sayap kiri. Menurut sumber dari [[Kekhalifahan Rasyidin]], tentara [[Islam]] mulai menyerang pada waktu menjelang tengah hari, saat makan siang. Tentara Persia sedang makan siang, namun para Sassanid tidak makan untuk “menunjukkan kekuatan mereka” kepada lawan.
Jaban segera menyusun pasukannya sebelum pasukan Muslim tiba, membentuk sayap pasukan dengan Abdul Aswad memimpin sayap kanan dan kepada kepala suku lainnya, Abjar, memimpin sayap kiri. Pasukan Kekaisaran mengisi sisi tengah. Lokasi pertempuran berada di tenggara Ullais antara sungai Efrat dan Khaseef. Tentara Persia membelakangi Ullais dan Tentara Muslim di depan mereka. Garis pertempuran berjarak 2 mil dari ujung satu ke ujung lainnya.
Tidak ada catatan mengenai rincian pergerakan dan manuver dari Khalid. Abdul-Aswad tewas pada saat berduel dengan Khalid ibn Walid. Pertempuran paling sengit terjadi di pinggir sungai Khaseef. Disebutkan dalam kronik muslim, Jika ada pasukan yang bertempur habis-habisan hingga orang terakhir merekalah tentara Kekaisaran di Ullais. Petermpuran sengit berlangsung selama beberapa jam, namun tidak ada tanda-tanda kekalahan kedua pihak. Diceritakan dalam kronik Muslim, karena tidak adanya celah yang terbuka pada pasukan Persia, Khalid yang lelah, marah, dan frustasi berdoa kepada Allah:
{{cquote| ''"Ya Tuhan! Jika Engkau memberi kami kemenangan, saya akan melihat bahwa tidak ada prajurit musuh yang tersisa hidup sampai sungai mereka mengalir dengan darah mereka!"''}}.
[[Image:Zoom in map for battle of Ullais-mohammad adil rais.PNG|thumb|right|290px|Lokasi tempat Pertempuran Ullais, pasukan Muslim (merah), pasukan Sassaniyah (biru).]]
Menjelang sore, tentara Sassanid dan Arab Kristen mulai kewalahan menghadapi serangan dari pasukan veteran Muslim. Mereka mundur ke arah barat laut menuju Al-Hirah, Khalid meluncurkan kavalerinya untuk mengejar dan menangkap mereka. Kavaleri Muslim memecah belah pasukan Persia dan Arab yang telah patah semangat menjadi beberapa bagian, mengepung mereka, mengalahkan mereka, dan menggeledah senjata-senjata mereka, menggiring mereka kembali ke lokasi pertempuran dimana setiap mereka dipenggal di pinggir sungai, sehingga darah mereka mengalir ke sungai. Pengejaran, penangkapan, penggiringan mereka serta pembantaian di sungai berlangsung pada sisa hari tersebut, sepanjang malam, sehari penuh pada keesokan harinya, dan sebagian dari hari sesudahnya. Di sungai Khaseef, darah masih belum mengalir, seperti keinginan Khalid, sehingga Qa’qa ibn Amr, seorang diantara para komandan pasukan, member saran. Khalid memerintahkan dibukanya dam sungai, dan darah mengalir di sungai Khaseef dan dikenal dengan nama Sungai Darah.▼
▲Menjelang sore, tentara Sassanid dan Arab Kristen mulai kewalahan menghadapi serangan dari pasukan veteran Muslim. Mereka mundur ke arah barat laut menuju Al-Hirah, Khalid meluncurkan kavalerinya untuk mengejar dan menangkap mereka<ref>Tabari: Vol. 2, p. 561</ref>. Kavaleri Muslim memecah belah pasukan Persia dan Arab yang telah patah semangat menjadi beberapa bagian, mengepung mereka, mengalahkan mereka, dan menggeledah senjata-senjata mereka, menggiring mereka kembali ke lokasi pertempuran dimana setiap mereka dipenggal di pinggir sungai{{citation}}, sehingga darah mereka mengalir ke sungai. Pengejaran, penangkapan, penggiringan mereka serta pembantaian di sungai berlangsung pada sisa hari tersebut, sepanjang malam, sehari penuh pada keesokan harinya, dan sebagian dari hari sesudahnya<ref>Tabari: Vol. 2, p. 561.</ref>. Di sungai Khaseef, darah masih belum mengalir, seperti keinginan Khalid, sehingga Qa’qa ibn Amr, seorang diantara para komandan pasukan, member saran. Khalid memerintahkan dibukanya dam sungai, dan darah mengalir di sungai Khaseef dan dikenal dengan nama Sungai Darah<ref>Tabari: Vol. 2, p. 561-562.</ref>.
==Akhir Pertempuran==
Baris 19 ⟶ 42:
Di Mutah aku mematahkan sembilan pedang sendirian. Tapi aku belum pernah bertemu musuh seperti Pasukan Persia. Dan di antara Pasukan Persia,aku belum pernah bertemu musuh seperti tentara mereka di Ullais. "'''''
Kota Hira dikuasai. Hal ini segera dilanjutkan dengan penaklukan Al-Anbar dan pengepungan Ein-al-Tamr. Dengan jatuhnya kota-kota utama seluruh Irak selatan dan Irak tengah pada kendali Muslim. Pada 634 Abu Bakar memerintahkan Khalid bin Walid untuk melanjutkan penaklukan ke Syria dengan setengah dari pasukannya untuk menginvasi Kekaisaran Bizantium. Misna bin Haris tinggal disitu untuk menjadi penerus Khalid. Persia, di bawah kaisar baru
==Catatan kaki==
<references/>
== External links ==
* [http://www.swordofallah.com/html/bookhome.htm A.I. Akram, ''The Sword of Allah: Khalid bin al-Waleed, His Life and Campaigns'' Lahore, 1969]
[[Kategori:Sejarah Islam]]
|