Majalah Prisma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-merubah +mengubah)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-mempengaruhi +memengaruhi)
Baris 50:
Namun untuk mengatasinya, tim redaksi Prisma, terutama setelah tahun 1984 mendapatkan suntikan beberapa tenaga baru anggota yang memiliki ijazah pendidikan formal tinggi. Beberapa di antaranya adalah Farchan Bulkin, Ph.D dalam ilmu politik dari University of Seattle, masuk dan memimpin Prisma. Begitu pula dengan Ignas Kleden, MA dalam Ilmu Filsafat dari Muenchen, yang turut memperkuat jajaran redaksi; Sjahrir, Ph.D dalam Government dari Kennedy School of Government, Harvard University, meskipun tidak pernah menjadi anggota Dewan Redaksi Prisma secara resmi, ikut menjadi penyumbang dan cukup besar jasanya dalam tulisan maupun dalam memberikan ide. Namun demikian semua itu agaknya tidak banyak menolong menaikkan sirkulasi Prisma untuk mengembalikan posisi majalah ini pada masa terbaiknya.
 
Sebenarnya sejak tahun 1982-1983 majalah Prisma hampir setiap tahun terlambat terbit dua nomor. Pada tahun-tahun 1985 dan 1986 sesungguhnya diupayakan agar Prisma dapat kembali terbit teratur 12 nomor setiap tahun, namun kembali menurun pada tahun 1987 sampai 1990, menjadi 8 atau 9 nomor tiap tahun. Ketidakteraturan jadwal terbit dan jumlah nomor edisi itu sangat mempengaruhimemengaruhi tiras penjualan Prisma, yang terus menurun hingga menjadi sekitar 4.000 eksemplar setiap edisi. Dalam keadaan demikian, Prisma masih terus berupaya “memperbaiki” penampilannya, yakni dengan membuat ilustrasi sampul dalam full colour beserta perubahan tata letak dan isi.
 
Dalam aspek usaha, Prisma mulai serius menggarap “suplemen” yakni semacam pariwara sebagai alternatif sumber pendapatan mengingat perolehan dari hasil iklan biasa yang sangat kecil. Suplemen mulai muncul dalam Prisma Maret 1986 yakni Wajah Komputer Buatan Indonesia yang menghimpun sponsor dari sejumlah perusahaan produsen komputer dalam negeri. Dalam edisi Mei 1986, majalah Prisma mengundang sejumlah perusahaan untuk bergabung dalam suplemen tentang perumahan berkaitan dengan topik tentang masalah ini yang disajikan oleh nomor tersebut. Suplemen berikut pada umumnya mengetengahkan pariwara tunggal dari satu perusahaan, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan topik yang disajikan. Suplemen ini sedikit banyak dapat menopang kehidupan Prisma di tengah tiras penjualannya yang sulit kembali seperti pada akhir 1970-an dan awal 1980-an.