Kata "Alkitab"“Alkitab” memiliki [[sejarah]] yang sangat panjang. Di daerah pantai [[Fenisia]], sekitar 40 km sebelah selatan [[Beirut]], yang saat ini terletak di [[Lebanon]], pada sekitar tahun 3500 sM, terdapat satu kota perdagangan yang sangat penting. Sekarang ini kota ini menjadi sebuah desa kecil yang miskin. Pada zaman dahulu, sekitar tahun 1300 SM, kota ini dikenal dengan nama [[Gubla]]. [[Perjanjian Lama]] (Yeh 27:9) mengenalnya dengan nama [[Gebal]]. Orang-orang [[Yunani]] dulu mengenalnya dengan nama [[Byblos]]. Dan dewasa ini, desa kecil ini bernama [[Jebel]].
Kota ini dahulu merupakan jajahan [[Mesir]] dan menjadi kota pelabuhan dan kota pedagangan [[papirus]]. Oleh karena itulah orang Mesir memberi nama kota ini Gubla, yang merupakan sebuah kata dalam bahasa Mesir yang berarti "papirus"“papirus”. Pada waktu itu, orang-orang Yunani merupakan pembeli dalam jalur perdagangan papirus, dan kota ini juga menjadi kota yang penting bagi orang-orang Yunani dalam jalur perdagangan ini. Menurut 'telinga'‘telinga’ orang Yunani, kata "Gubla"“Gubla” menjadi "Byblos"“Byblos”, sehingga orang Yunani menyebut "papirus"“papirus”, dan juga "buku"“buku”, dengan nama kota ini.
[[Philo]] (20 SM -– 50 M) dan [[Josephus]] menyebut Perjanjian Lama sebagai bibloi hi?raihiërai. [[Hieronimus]], seorang Bapak Gereja yang disdisuruh oleh [[Paus]] Damasus untuk merevisi Alkitab latin, berkali-kali menyebut Alkitab dengan nama [[Biblia]] yang merupakan kata dari bahasa latin yang berarti “kitab”. Alkitab dalam bahasa Inggris menyebut kitab suci sebagai ''the bible'', dan dalam bahasa Jerman sebagai ''die Bibel''. Oleh karena itu mengacu dari sejarah yang sangat panjang ini, tepat penggunaan kata Arab-Melayu “Alkitab” untuk menyebut kitab suci.