Dou Jiande: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-merubah +mengubah)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara)
Baris 10:
Tahun [[616]], Guo Xuan, gubernur dari pos militer Zhuo (sekarang [[Beijing]]) memimpin pasukan pemerintah untuk memerangi Gao. Gao yang sadar bahwa dirinya tidak sebaik Dou, mempromosikan Dou sebagai pemimpin tertinggi dalam pasukannya. Dou meminta Gao untuk memjaga markasnya, sementara ia bersama 7000 pasukannya menghadap Guo dengan berpura-pura membelot dari Gao dan menyerah pada pemerintah, untuk menambah kepercayaan musuh ia menyuruh Gao menghukum mati seorang wanita yang diklaim sebagai istri Dou di depan umum. Guo Xuan yang mulai percaya langsung menemui Dou dan menyusun rencana untuk menyerang Gao. Tanpa pernah diduga oleh Guo, Dou menyergap dan membunuhnya. Dari penyergapan ini Dou menawan banyak pasukan Guo dan mendapat tambahan kuda-kuda perang. Kemenangan ini makin mengangkat reputasinya.
 
Pada akhir tahun itu, [[Yang Yichen]], salah satu jenderal terbaik Sui, membunuh Zhang Jincheng dalam sebuah pertempuran. Pasukannya yang selamat menyerahkan diri pada Dou. Selanjutnya Yang melanjutkan serangannya dengan mengincar Gao. Dou menyarankan agar Gao tidak menghadapi Yang secara langsung, ia berkata, ''“Tidak ada yang lebih hebat diantaradi antara jenderal-jenderal Sui daripada Yang Yichen. Dia baru saja mengalahkan Zhang Jincheng dan kini menyerang kita, sulit untuk menghalaunya sekarang ini. Saya mohon anda menghindarinya dan membiarkannya menunggu hingga semangat tempurnya surut. Begitu pasukannya lelah, kita akan menyergapnya dan meraih kemenangan besar. Bila anda meladeninya sekarang, saya khawatir anda tidak akan sanggup mengalahkannya.”'' Sayangnya saran itu ditolak oleh Gao, ia memerintahkan Dou menjaga markas sementara ia menghadapi Yang. Mulanya ia memang meraih kemenangan atas Yang sehingga membuatnya besar kepala, ia langsung mengadakan pesta padahal belum sepenuhnya menang.
 
Ketika Dou mendengar ini, ia terkejut dan berkata, ''“Sang Adipati Donghai belum juga mengalahkan musuh, tapi sudah begitu sombong. Bencana akan segera tiba, pasukan Sui akan segera menang dan menyerang ke sini, saya khawatir tidak akan mengampuni satupun dari kita.”'' Perkiraan Dou terbukti, beberapa hari kemudian, Yang berhasil mengalahkan Gao dan membunuhnya di medan perang. Setelahnya ia langsung menyerang markas Dou dan membuat pasukannya kocar-kacir. Dou berhasil lolos dan Yang yang merasa tidak sanggup mengejarnya, mundur. Dou kembali dan mengkonsolidasi sisa pasukan Gao, ia juga mengumumkan masa berkabung untuk Gao. Setelah memulihkan kekuatannya ia memulai langkahnya dengan mencaplok wilayah-wilayah sekitarnya. Kaum pemberontak pada masa itu sangat membenci pejabat Sui, sehingga dimanapun mereka menemui pejabat mereka akan menghabisinya. Namun Dou berbeda dengan pemimpin pemberontak lainnya, ia memperlakukan para pejabat Sui dan kaum terpelajar dengan baik sehingga banyak pejabat Sui yang secara sukarela menyerahkan diri dan kota mereka padanya. Kekuatannya makin bertumbuh hingga mencapai 100.000 lebih.
Baris 23:
Tak lama kemudian, datang kabar dari Jiangdu (sekarang [[Yangzhou]], [[Jiangsu]]) bahwa Kaisar Yang telah terbunuh dalam sebuah [[kudeta]] yang dipimpin oleh jenderalnya sendiri, [[Yuwen Huaji]]. Seorang pejabat Sui bernama Wang Cong, yang sedang mempertahankan Hejian dari serbuan Dou mengumumkan masa berduka bagi kaisar. Mengetahui hal ini, Dou juga mengirim utusan untuk menyatakan turut berduka cita. Wang kemudian menyatakan menyerah pada Dou. Para prajurit Dou menginginkan agar Wang dihukum mati karena sebelumnya telah beberapa kali mengalahkan mereka, namun Dou malah menandaskan bahwa kesetiaan Wang terhadap Sui pantas dihargai, maka ia memberi jabatan pada Wang sebagai kepala prefektur. Sejumlah pos militer Sui juga menyerah padanya setelah mendengar kemurahan hatinya dan penghargaanya terhadap mereka yang setia dan mampu.
 
Dou mulai menata orang-orangnya seperti layaknya struktur pemerintahan, ia menetapkan ibukotanya di Leshou (sekarang [[Cangzhou]]). Musim gugur [[618]], lima ekor burung besar muncul di Leshou diantaradi antara 10.000 lebih burung-burung kecil. Setelah mereka pergi, Dou merasa bahwa mereka adalah burung phoenix yang melambangkan sesuatu yang baik, maka ia mengubah nama rezimnya menjadi Wufeng (五凤, yang berarti lima [[phoenix]]). Kemudian atas saran pejabatnya yaitu Song Zhengben dan Kong Deshao, ia mengubah gelarnya menjadi Pangeran Xia. Tahun itu juga ia melakukan serangan dadakan dan membunuh seorang pemimpin pemberontak bernama Wei Dao’er, yang mengklaim dirinya sebagai Kaisar Wei. Ia lalu mengirim surat pada Luo Yi dan membujuknya untuk bergabung. Luo, yang sebelumnya juga menerima surat serupa dari [[Gao Kaidao]], pemimpin pemberontak lainnya, menganggap Dou dan Gao hanyalah bandit dan ia tidak pantas tunduk pada mereka, maka ia menyerahkan diri pada pemerintah Tang. Dou memimpin pasukannya untuk menyerang Luo, namun ia gagal merebut markas Luo di Youzhou (bekas pos militer Zhuo) dan terpaksa mengundurkan diri.
 
Sementara itu di tempat lain, Yuwen Huaji setelah membunuh kaisar, memimpin pasukan elit Xiaoguo ke utara. Sebelumnya ia mengangkat keponakan Kaisar Yang, [[Yang Hao]] sebagai kaisar, namun tak lama kemudian ia meracuni Yang Hao. Setelah mengalami kekalahan berturut-turut dari Li Mi dan [[Li Shentong]] (jenderal Tang yang juga sepupu Kaisar Gaozu), Yuwen kabur ke kota [[Liaocheng]], [[Shandong]] dan disana ia mengangkat dirinya sebagai Kaisar Xu. Pada musim semi [[619]], Dou mengeluarkan pernyataaan, ''“Aku adalah rakyat Sui dan kaisar Sui adalah tuanku.Karena Yuwen Huaji telah membunuh tuanku, maka ia adalah musuhku dan aku harus menyerangnya.”'' Ia lalu memimpin pasukan ke Liaocheng, kedua pasukan itu berhadapan di luar tembok kota dan Dou berhasil mengalahkan dan memaksanya mundur kembali ke kota. Dou mengepung Liaocheng dengan ketat, seorang pemimpin pemberontak bernama Wang Bo, yang pernah disuap Yuwen untuk membantunya mempertahankan kota, berkhianat, ia membukakan pintu kota bagi Dou dan menyambutnya.
 
Dou menangkap Yuwen dan secara resmi menemui permaisuri Kaisar Yang, [[Permaisuri Xiao]], dihadapan permaisuri ia menyebut dirinya sebagai ‘hamba’. Ia lalu mengumumkan masa berkabung bagi Kaisar Yang sambil menenangkan para pejabat Sui yang dipaksa bergabung dengan Yuwen. Ia juga menghukum mati Yuwen dan kroni-kroninya, serta membubarkan pasukan Xiaoguo dan selir-selir Kaisar Yang yang dibawa serta oleh Yuwen. [[Kitab Tang]] yang ditulis berdasarkan sudut pandang pemerintah Tang pun, memuji tindakan Dou, ''“Setiap kali Dou Jiande memenangkan pertempuran ataupun menguasai suatu kota, ia akan membagi-bagikan harta rampasan perang diantaradi antara para prajuritnya dengan adil sementara ia sendiri tidak mengambil apapun. Kehidupan sehari-harinya sangat hemat dan bersahaja, ia tidak makan daging dalam pesta, ia hanya makan sayuran dan gandum kualitas rendah. Istrinya, Nyonya Cao, hanya memakai pakaian seadanya, bukan sutra, dan hanya memiliki kurang dari 100 dayang.”''
 
Setelah kemenangannya, Dou berdamai dengan Wang Shichong dan menyatakan tunduk pada [[Yang Tong]], cucu kaisar Yang yang dinobatkan setelah tersiar berita terbunuhnya kaisar namun pada kenyataannya hanya sekedar boneka yang dikendalikan oleh Wang. Yang Tong mengkukuhkan gelar Dou sebagai Pangeran Xia. Dou mempekerjakan pejabat-pejabat kunci Dinasti Sui dalam pemerintahannya. Ia sangat menaruh kepercayaan pada [[Pei Ju]] yang ditugasinya mengorganisasi pemerintahannya seperti bentuk kekaisaran.