Raden Machjar Angga Koesoemadinata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot melakukan perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara)
Baris 2:
 
== Biografi ==
Pak Machjar yang dimasyarakat [[Jawa Barat]] lebih dikenal sebagai seorang seniman pencipta lagu-lagu [[Sunda]] sebenarnya adalah seorang pendidik dan pakar [[musikologi]], khususnya [[etnomusikologi]] yang berspesialisasi dalam [[pelog]] dan [[salendro]]. Pengetahuannya mengenai seni musik [[pelog]] dan [[salendro]] didapatkan dari sejak kanak-kanak dengan berguru pada beberapa juru tembang dan [[nayaga]], diantaranyadi antaranya belajar [[rebab]] pada nayaga ulung ''Pak Etjen Basara'', ''Pak Sura'' dan ''Pak Natadiredjo'', belajar gamelan pada ''Pak Sai'' dan ''Pak Idi'', serta belajar tembang pada ''Pak Oetje'' juru pantun terkenal di [[Bandung]].
 
Perkenalan Pak Machjar dengan metoda sains dan ilmu fisika, dan ilmu musik barat terjadi pada waktu ia menjadi murid di sekolah guru ([[Kweekschool]] dan [[Hogere Kweekschool]]). Dengan dasar ilmu musik barat dan ilmu fisika yang cukup mendalam, ia melakukan pengukuran dan penelitian [[frekuensi]] suara-suara dari perangkat [[gamelan]] dan lagu-lagu yang dinyanyikan maupun dimainkan pada [[rebab]]. Pada tahun 1923 (masih di bangku sekolah) ia telah menciptakan serat kanayagan (notasi tangga nada Sunda) [[da mi na ti la]], serta menulis buku teori seni suara Sunda berjudul ''‘Elmuning Kawih Sunda’''. Setelah menamatkan HKS dan ditempatkan sebagai guru di [[HIS]] [[Sumedang]] (1924-1932), ia melanjutkan penelitiannya mengenai teori [[seni raras]].
Baris 15:
Sebagai seniman pengarang lagu, Pak Machjar menciptakan lagu-lagu [[Sunda]] tradisional seperti ''Lemah Cai'', ''Dewi Sartika'', ''Sinom Puspasari'', maupun penggubah lagu-lagu [[Sunda]] traditional dan menuliskannya dalam notasi [[da mi na ti la]]. Sebagai seniman ia juga seorang penulis sandiwara dan memelopori [[Gending Karesmen]] (opera [[Sunda]]) yang disebutnya sebagai [[Rinenggasari]] dengan karya nya antara lain ''Sarkam Sarkim'' (1926), ''Permana Permana Sari'' (1930), ''Sekar Mayang'' (1935), ''Tresnawati'' (1959) dan ''Iblis Mindo Wahyu'' (1968).
 
Sebagai ahli teori musik, khususnya dalam bidang [[Pelog]] dan [[Salendro]], ia memformulasikan sistem notasi [[da mi na ti la]] untuk lagu-lagu [[Sunda]], meneliti dan menulis teori mengenai [[seni raras]] dan [[gamelan]] diantaranyadi antaranya
''Ringkesan Pangawikan Rinengga Swara'' (1950), ''Ilmu Seni Raras'' (1969) dan juga buku lagu-lagu Sunda. Bersama Mr. [[Jaap Kunst]], ia juga banyak banyak menghasilkan tulisan (publikasi) mengenai teori musik [[gamelan]]. Diantara hasil penelitian dan penciptaan dari Pak Machyar adalah [[gamelan]] eksperimental dengan 9-tangga nada (1937) untuk [[pelog]] dan [[gamelan]] 10-tangga nada untuk [[salendro]] (1938), dimana keduanya hilang pada jaman pendudukan Jepang (1942-45). Selain penciptaan [[gamelan]] monumental ''Ki Pembayun'' (1969), ia juga membuat gitar [[akustik]] [[17 tangga nada]].