Samarinda Seberang, Samarinda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sanko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-didalam +di dalam); kosmetik perubahan
Baris 13:
}}
[[Berkas:Panorama_Samarinda_Seberang.jpg|thumb|300px|Pemandangan Samarinda Seberang dari atas]]
[[FileBerkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht over Samarinda en de Mahakam-rivier TMnr 60018722.jpg|thumb|300px|Pemandangan Samarinda Seberang di tahun 1905-1914]]
'''Samarinda Seberang''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kota Samarinda]], [[Kalimantan Timur]], [[Indonesia]]. Kecamatan ini merupakan kecamatan yang terkecil di Samarinda, tetapi dengan jumlah kepadatan yang paling tinggi.
 
Baris 21:
Sebagian [[Suku Bugis|orang-orang Bugis]] [[Wajo]] dari [[kerajaan Gowa]] yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi [[perjanjian Bongaja]] tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah [[Kesultanan Kutai]], yaitu rombongan yang dipimpin oleh [[La Mohang Daeng Mangkona]] (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari [[Kerajaan Gowa]] itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.
 
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalamdi dalam menghadapi musuh.
 
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar [[muara]] [[Karang Mumus, Samarinda Ilir, Samarinda|Karang Mumus]] (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalamdi dalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
 
Sekitar tahun [[1668]], Sultan yang dipertuan Kerajaan Kutai memerintahkan [[Pua Ado]] bersama pengikutnya yang asal tanah [[Sulawesi]] membuka perkampungan di [[Samarinda Seberang|Tanah Rendah]]. Pembukaan perkampungan ini dimaksud Sultan Kutai, sebagai daerah pertahanan dari serangan bajak laut asal [[Pilipina]] yang sering melakukan perampokan di berbagai daerah pantai wilayah [[kerajaan Kutai Kartanegara]]. Selain itu, Sultan yang dikenal bijaksana ini memang bermaksud memberikan tempat bagi masyarakat Bugis yang mencari suaka ke Kutai akibat peperangan di daerah asal mereka. Perkampungan tersebut oleh Sultan Kutai diberi nama '''Sama Rendah'''. Nama ini tentunya bukan asal sebut. Sama Rendah dimaksudkan agar semua penduduk, baik asli maupun pendatang, berderajat sama. Tidak ada perbedaan antara orang [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Kutai|Kutai]], [[Suku Banjar|Banjar]] dan suku lainnya.