Guci, Bumijawa, Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
{{rapikan}}
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-didalam +di dalam); kosmetik perubahan
Baris 19:
=== Sejarah [[Guci, Bumijawa, Tegal|Desa Guci]] ===
 
Pada jaman dulu sekitar tahun [[ 1767 ]] tersebutlah seorang [[bangsawan]] dari [[Keraton Demak]] Bintoro. Bernama Raden ARYO WIRYO merasa jenuh dengan keadaan, dengan kehidupan [[keraton]] yang seringkali terjadi konflik perang saudara dan persaingan perebutan tahta diantara sesama saudara dalam lingkup keraton, keadaan itu membuat R.Aryo Wiryo merasa jenuh dan berniat meninggalkan keraton.
 
Sehingga pada suatu saat beliau berangkat meninggalkan keraton dengan mengajak istrinya yang kemudian dikenal dengan Ny.Tumbu, selang beberapa tahun kemudian beliau sempat mengabdi di [[Kraton Mataram[[ pada jaman kejayaan Sultan Agung Hanyorokusumo kemudian beliau sempat pula ditugaskan oleh Sultan Agung untuk berangkat ke [[Cirebon]] pada masa itu.
Baris 35:
Untuk lebih membaur dengan warga, R. Aryo Wiryo menggunakan nama samaran yaitu Kyai Ageng Klitik atau untuk lebih akrab dengan sebutan Kyai Klitik sampai sekarang penyamaran tersebut mengandung maksud sebab keturunan darah biru atau [[bangsawan]] dari [[kraton]] banyak yang diburu penjajah [[Belanda]] dan tentunya untuk lebih merakyat dan tidak ada perbedaan golongan dengan orang kebanyakan. Beliau menggunakan nama samaran tersebut sampai sekarang tidak diketahui maksud dan asal muasal makna yang sesungguhnya, beliau juga menemukan Tuk atau mata air panas lain yang sekarang terkenal dengan PEMANDIAN KESEPUHAN dan PENGASIHAN yang berkasiat untuk sababiyah berbagai [[penyakit kulit]] dan [[tulang]] dan sarana mengabulkan khajat tertentu bagi yang meyakininya. Konon kabarnya Pemandian tersebut adalah tempat untuk penjamasan atau memandikan [[Keris]] Kyai Klitik agar pamornya menjadi Sepuh sehingga tempat itu dinamakan Kesepuah dan tempat untuk memandikan pusaka – pusaka lain yang berpamor welas asih, sehingga tempat tersebut dinamakan Pengasihan. Tempat tersebut sekarang dipergunakan untuk pemandian umum yang didatangi pengunjung dari berbagai tempat.
 
Setelah [[Guci, Bumijawa, Tegal|Desa Guci]] semakin ramai maka datanglah seorang pengembara bernama Mbah SEGEONG dan bertapa didalamdi dalam Gua, yang sekarang terkenal dengan Gua SEGEONG terletak di sebelah selatan Pos I retribusi sekitar 350 m jaraknya. Pada saat Kyai Elang Sutajaya siar agama islam beliau sering melakukan semedi diatas sebuah bukit dan disekitar tempat itu banyak terdapat hewan badak ( warak, dalam bahasa jawa ) dan hewan – hewan tersebut bertempat didaerah itu maka Kyai Elang Sutajaya menyebutnya dengan Kandang Warak yang sekarang nama tersebut digunakan
sebagai nama sebuah dukuh disebelah timur [[Guci, Bumijawa, Tegal|Desa Guci]] yaitu dukuh Pekandangan.
 
Baris 48:
 
== Referensi ==
[[http://maulanabustanul.blogspot.com/2009/12/ow-pemandian-air-panas-guci.html]]
{{Bumijawa, Tegal}}
{{kelurahan-stub}}