Kosuke Koyama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT49olo (bicara | kontrib)
Baris 7:
 
==Hasil Karya==
Dalam karya-karya seperti Waterbuffalo Theology dan Three Mile an Hour God, ia membela suatu teologi yang dianggap dapat diakses oleh kaum tani di negara berkembang, daripada teologi sistematik yang terlalu akademis. Salah satu bukunya yang paling terkenal ialah "Waterbuffalo Theology", digambarkan sebagai "teologi ekologi, teologi pembebasan dan kontribusi terhadap dialog Kristen-Budha". Dalam Tidak Menangani di kayu Salib: Sebuah Mediasi Asia pada Disalibkan Mind (1976), Koyama menjelaskan bagaimana salib dapat dianggap simbol penderitaan [[Kristen]], dan mulai buku dengan bab yang berjudul "Salib dan bekal". Koyama menjelaskan, dalam kata pengantar untuk buku ini, yang ia tulis di Tokyo pada Natal 1975, bagaimana ia melakukan pekerjaan misionaris Kristen di [[Thailand]] 1960-1968, dan bagaimana pengalamannya di Thailand menghidupkan kembali minat pada agama Asia dalam dirinya. Dia juga menjelaskan dalam kata pengantar buku bagaimana tumbuh dari Earl Lectures yang disampaikan di Sekolah Pasifik Agama di California. Koyama juga berbicara pada sebuah konferensi di Edinburgh pada tahun 1985, di mana dia menggambarkan Tuhan sebagai "Tuhan panas", menunjukkan kualitas yang dinamis tertentu kepada sifat-sifat Allah.
 
Dalam bukunya "Tidak Menangani di kayu salib" ia tercermin pada minatnya dalam hubungan antara sejarah dan teologi, dan juga menunjukkan sifat kekaisaran bahasa Indo-Eropa di antara mereka penutur bahasa seperti Sinhala atau Jepang. Dia juga mengatakan, dalam buku ini, sebuah insiden yang terjadi padanya di Singapura, di mana ia bertemu dengan seorang biksu Budha dari Sri Lanka. Dia mengatakan kepada biarawan tentang Perang Salib bagi Yesus Kristus dan biksu itu tampak bingung. "Mengapa Anda harus salib?" tanya biarawan itu. Biarawan itu menunjukkan bahwa jika seseorang merasa perlu untuk perang salib, maka salah satu bukan murid sejati. Sebaliknya, biarawan itu diperjuangkan, benar untuk kepercayaan Buddha-Nya, keutamaan penyangkalan diri.