Teologi penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 61:
Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. <ref name="Abineno"></ref> Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref> Dia membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut. <ref name="Abineno"></ref> Setelah itu, Dia menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki tubuh yang berjiwa. <ref name="Abineno"></ref> Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjuk berarti bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, dalam Mzm. 103:1; Mzm. 104:1,35; dan Mzm 146:2 tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
Perbedaan antara cerita [[penciptaan]]dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2. <ref name="Abineno"></ref> Pertama, cerita [[penciptaan]] memberikan suatu uraian yang telah dipersiapkan dan tersusun rapi mengenai [[penciptaan]] langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu berbeda dengan cerita dalam Kejadian 1 yang mengungkapkan bahwa “waktu [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, belum ada semak apa pun di bumi, sebab [[Allah]] belum menurunkan hujan di bumi” (Kej. 2:4-5). <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 1 hanya menceritakan hal-hal yang penting-penting saja dan ada kaitannya dengan [[penciptaan]] [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref> Kedua, cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang ada hubungan khusus. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan “ke dalam hidungnya nafas hidup”. <ref name="Abineno"></ref> Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus. <ref name="Abineno"></ref> Ketiga, Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. <ref name="Abineno"></ref> Keduanya tidak ada perbedaan derajat. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari pada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan substansi yang sama. <ref name="Abineno"></ref> Keempat, dalam cerita di Kejadian [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. <ref name="Abineno"></ref> Dalam cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”. <ref name="Abineno"></ref> Keduanya memiliki tugas yang sama yaitu sebagai pengelola dan pengurus. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, antara cerita [[penciptaan]] di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. <ref name="Abineno"></ref> Kesamaan dari kedua cerita [[penciptaan]] adalah [[Allah]] yang menciptakan [[manusia]] dan bahwa [[manusia]] lain dari pada makhluk lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref>