Penahbisan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT05Benni (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Penahbisan oleh Paus.jpg|thumb|right|200px|Penahbisan oleh Paus]]
{{inuse|15 April 2011}}
Secara harfiah, kata '''penahbisan''' adalah upacara yang diselenggarakan oleh otoritas tertinggi suatu lembaga kegamaan ([[Protestan]], [[Katolik Roma]], [[Buddhisme|Buddhis]], dll.) untuk menetapkan seseorang menjadi [[imam]], [[bikkhu]], [[pendeta]] atau [[pastor]], untuk memimpin umat di suatu lingkungan tertentu. Namun belakangan di kalangan media massa, baik cetak maupun elektronik, kerap ditemui kekeliruan penggunaan akar kata penahbisan, ''tahbis'' menjadi [[tasbih]], yaitu kalung sebagai alat bantu untuk berdoa dalam agama Islam.
'''Penahbisan''' merupakan suatu praktik yang terdapat dalam suatu masyarakat atau komunitas.<ref name="Eliade"> Mircea Eliade. 1987. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan. Hlm 97-104.</ref> Penahbisan juga bisa berarti sebuah cara penerimaan seorang ke dalam suatu struktur.<ref name="Hastings"> James Hastings. 1951. Encyclopedia of Religion and Ethic. Hlm 540-555.</ref> Praktik penahbisan ini pada umumnya dilakukan untuk mengangkat seseorang menjadi pemimpin baik di masyarakat maupun dalam komunitas.<ref name="Eliade"/> Cara penahbisan yang dilakukan bergantung pada kepercayaan dari komunitas atau masyarakat tersebut.<ref name="Eliade"/> Salah satu contohnya adalah apabila dalam suatu kebudayaan menekankan mengenai hubungan dengan yang ilahi maka orang yang ditahbiskan kemungkinan besar adalah imam.<ref name="Eliade"/> Dalam beberapa agama atau masyarakat, diadakan syarat-syarat untuk para kandidat sebelum mereka ditahbiskan.<ref name="Eliade"/> Terkadang dalam beberapa kebudayaan syarat tersebut didasarkan pada keturunan.<ref name="Eliade"/> Kandidat yang hendak ditahbiskan juga sangat bergantung pada kebudayaan dari masyarakat tersebut, apabila masyarakat tersebut menganut paham [[patriakal]] maka yang ditahbiskan dikhususkan untuk laki-laki tetapi ada juga yang tidak demikian.<ref name="Eliade"/> Persyaratan lain adalah kecocokan akan orang yang hendak ditahbiskan dengan tugas yang hendak ia laksanakan.<ref name="Eliade"/> Dalam beberapa tradisi, hal ini bisa dilakukan dengan mendemonstrasikan kemampuan dari sang calon, tetapi juga ada yang melalui beberapa tahap yang berupa pelatihan.<ref name="Eliade"/> Orang yang telah ditahbiskan ini kemudian akan memperoleh gelar baik dalam masyarakat maupun agama, seperti [[pendeta]], [[imam]], [[presbiter]], dan sebagainya.<ref name="Eliade"/>
 
== Penahbisan Dalam agama-agama ==
Contoh kekeliruan tersebut adalah sebagai berikut: "Sutardji telah ditasbihkan sebagai presiden penyair oleh insan sastra Indonesia". Mengacu pada arti kata harfiah, semestinya dalam kalimat tersebut, kata 'tasbih' diganti dengan kata 'tahbis' karena maksud kalimat itu ingin menjelaskan bahwa Sutardji pantas disebut sebagai maestronya penyair Indonesia.
Praktek penahbisan merupakan suatu praktek yang umum dilakukan dalam agama maupun dalam masyarakat.<ref name="Eliade"/> Agama yang mempraktekkan hal ini pun sangat banyak dan tidak hanya terbatas pada agama-agama besar seperti [[Kristen]], [[Budha]], [[Islam]], dan sebagainya.<ref name="Eliade"/>
=== Dalam Kekristenan ===
Pelayanan penahbisan sangat sering dilakukan dalam perjamuan kudus.<ref name="Geaves"> Ron Geaves. 2002. Continuum Glossary of Religious Terms. Hlm 285.</ref> Dalam penahbisan ini juga termasuk penumpangan tangan dari uskup juga pembacaan doa untuk penahbisan.<ref name="Geaves"/> Secara tradisional, Calon orang yang ditahbiskan adalah laki-laki yang mempunyai [[moral yang baik.<ref name="Geaves"/> Namun demikian, pada beberapa gereja seperti gereja Inggris yang bergabung dengan komunitas dari Anglikan, melayani penahbisan untuk wanita.<ref name="Geaves"/> Dalam kekristenan awal, penahbisan hanya terdiri dari [[Doa]] biasanya hanya satu doa dan [[penumpangan tangan]].<ref name="Hastings"/> Dalam hal setidaknya ada 1 atau 2 upacara yang dimasukkan.<ref name="Hastings"/> Penahbisan dalam Perjanjian Baru selalu ditemani dengan Doa.<ref name="Hastings"/> Setelah periode para rasul, tidak ada deskripsi yang jelas mengenai penahbisan.<ref name="Hastings"/> Hal ini karena begitu bentuk dari penahbisan.<ref name="Hastings"/> Pada saat itu gereja juga membuat keputusan dan beberapa dari keputusan itu tidak memberikan petunjuk yang jelas mengenai [[liturgi ekaristi]] tetapi memberi beberapa doa yang berkaitan dengan penahbisan seperti ''Canon of Hippolytus''.<ref name="Hastings"/> Dalam penahbisan uskup ada beberapa cara yang dipakai.<ref name="Hastings"/> Penahbisan tersebut juga tidak lepas dari peran uskup-uskup lain.<ref name="Hastings"/> Uskup-uskup lain yang telah ditahbiskan menumpangkan tangan atas calon uskup yang akan dibaptis.<ref name="Hastings"/> Kadang hanya satu uskup yang menumpangkan tangan tetapi pada saat tertentu semua uskup yang ada pada saat itu juga bisa ikut menumpangkan tangan.<ref name="Hastings"/> Hal ini juga berlaku untuk pengucapan doa dalam penahbisan, terkadang satu uskup yang membacakan doa tetapi kadang bisa juga semua uskup turut mengucapkan doa.<ref name="Hastings"/>
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
{{agama-stub}}