Teologi penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
[[Berkas:Creation of Adam.jpg|thumb|right|.'''Kisah penciptaan''' merupakan awal sejarah kehidupan [[manusia]] di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan [[Allah]] di tengah-tengah kehidupan [[manusia]]. Kisah penciptaan masih diyakini [[manusia]] sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]]
 
''' [[Teologi Penciptaan]] ''' merupakan paham penciptaan yang menyangkut kepeduliaan [[manusia]] akan keberadaannya, sejauh keedulian ini mengandung pertanyaan 'dari mana' dan meluas sampai mencakup kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1 : [[Allah]] Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref> Kitab pertama dalam [[Alkitab]] menyatakan pada mulanya [[Allah]] menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1) dan kitab terakhir menyatakan penciptaan "langit yang baru dan bumi yang baru" (Wahyu 21:1). <ref name="Karman">{{id}} Karman, Yonky. 2009. '' Bunga Rampai: Teologi Perjanjian Lama ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 18.</ref> penciptaanPenciptaan kurang mendapat perhatian dalam khotbah, diskusi teologi, atau pun pengajaran. ".<ref name="Karman"></ref> Tema penciptaan baru akan dibahas dalam debat mengenai penciptaan dan evolusi. <ref name="Karman"></ref> Padahal temapenciptaantema penciptaan di dalam [[Alkitab]] memiliki arti teologi yang penting. <ref name="Karman"></ref> Selama berabad-abad orang Kristen menerima penciptaan yang tercatat dalam [[Alkitab]] sebagai karya Yang Maha Kuasa dalam ruang dan waktu.<ref name="Karman"></ref> penciptaanPenciptaan sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dalam kenyataan.<ref name="Karman"></ref> Sampai hari ini umat Kristen mengikrarkan pengakuan iman dalam ibadah bersama dan mengatakan "Aku percaya kepada [[Allah]] Bapa, Pencipta langit dan bumi."<ref name="Karman"></ref> Pengakuan iman ini mengasumsikan dunia ciptaan sebagai sebuah karya [[Allah]] yang melampaui segalanya (transenden) dan Sumber Kehidupan.<ref name="Karman"></ref> [[Allah]] berkenanbersedia mewahyukan diri, kodrat, dan kehendak-Nya dalam dunia ciptaan (Mazmur 19:2; Roma 1:20).<ref name="Karman"></ref> KetikaNamun, ketika [[manusia]] jatuh ke dalam [[dosa]], maka dunia ciptaan tidak lagi memadai sebagai jalan untuk mengenal [[Allah]] dengan baik.<ref name="Karman"></ref>
 
== Mite penciptaan di dunia timur dekat kuno ==
Agama dari masyarakat timur kuno sangat menekankan asal para dewa dalam penciptaan<ref name=" Major "> 34-38</ref> Salah satu dewa yang terkenal dalam masyarakat timut kuno adalah Enuma Elish.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Mite Enuma Elish di Babilonia memperlihatkan bagaimana Marduk membuat dunia baru menjadi tertib. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dia menggunakan tubuh dari satu dewa untuk membentuk permukaan bumi, bahan lain untuk membuat umat [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
Pada Priester menekankan selesainya peristiwa [penciptaan]] ketika [[Allah]] memperhatikan hasil ciptaan, dan tidak lagi menciptakan sesuatu. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Ada beberapa ayat-ayat yang digunakan untuk menggambarkan penciptaan (1:26-28) [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[manusia]] diciptakan untuk menguasai dunia yang dibuat menurut [[gambar]] [[Allah]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan bumi adalah permukaan darat dengan kubah yang mencakup seperti mangkuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Kubah ini mencegah air di atasnya dari banjir ke atas bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Di bawah bumi adalah tempat kekacauan dan kegelapan yang masih belum terbentuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam visi Priester, seluruh dunia "sangat baik".<ref name=" Major "> 34-38</ref> Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Tidak ada konflik antara makhluk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Semua memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptan lainnya. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
== Penciptaan menurut Perjanjian Lama ==
=== Kitab Kejadian ===
 
Cerita penciptaan di dalamCara Kejadian 1 dan Kejadian 2 mengungkapkan tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda, dan cara pengungkapan dansebab sumber cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno">{{id}} Abineno, J.L.Ch. 1987. ''[[manusia]] Dan Sesamanya Di Dalam Dunia''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1-12.</ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diambil dari suatu sumber yang lain yaitu Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
 
==== Penciptaan menurut Priester ====
 
Cerita penciptaan dalam kisah ini dimulai dari sekelompok imam Israel (Priester) yang memelihara cerita tradisional dengan hati-hati, hukum,dan tulisan-tulisan lain, yangdi orangmana Israelcerita seperti itu sudah telah berkembang di sekitar orang Israel selama berabad-abad.<ref name=" Major ">{{en}} Joan ‘brien Wilfred. 1982. '' In The beginning Craetion Myths From Ancient Mesopotamia, Israel and Greece''. USA: American Academy Of Religion. 34-38.</ref> Priester memelihara tulisan-tulisan selama masa pengasingan sekitar 550-500 SM untukdengan menjamintujuan, bahwasupaya iman Israel tidak akan melupakanterlupakan haldi itusekitar orang Israel. <ref name=" Major "></ref> Meskipun cerita penciptaan menggunakan metaforaperumpamaan dalam pujian (''hymne'')atau pun puisi mengenai penciptaan,. Priester lebihPriester memberikan perhatian pada logika dan struktur untuk menyampaikan pesannya. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Struktur mengungkapkanmemperlihatkan proses yang teratur di manaketika [[Allah]] menciptakan dunia. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Hal ini jelas bahwa [[Tuhan]] mempunyai rencana yangsecara komprehensifkeseluruhan untuk penciptaan dan setiap bagian dari yang paling sederhana sampai keseluruhan secara harmonis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] bergerak dari bumi ke makhluk tertentu yang akan mengisi bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Ciptaan-NyaAllah dimulaimencipatakan dengandunia mulai dari massa kacau danhingga adanya kemajuan langkah demi langkah dari kekacauan padakepada penciptaan ruang kerja, untuk objek yang mati, untuk organik yangbenda hidup, dan akhirnya pada [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
[[Allah]] adalah transendenhal yang melampaui segalanya dan tidak terbatas, di mana Dia berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. Dia bekerja sendiri. <ref name=" Major "> 34-38</ref> JadwalDia kerja-Nyamenciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat sebagaidan memberi tanda bahwa karya-Nya telah selesai. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam strukturwaktu enam hari yang sederhana, [[Allah]] mengatur karyanya dengan caranya sendiri yang logis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada tiga hari pertama, iaDia menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada hari-hari keempat, kelima, dan keenam, iaDia menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, makakemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Setelah setiapDia ciptaan,selesai iamenciptakan mampusemua berdiriitu, kembali danDia menilai bahwa semua itu baik. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dia menciptakan semua itu melalui Friman. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Tuhan]] juga memanifestasikanmenyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
Priester menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh fraselangkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
# "[[Tuhan]] berkata"
# "Jadilah"
Baris 29 ⟶ 26:
# "Jadilah petang dan pagi".<ref name=" Major "> 34-38</ref>
Pola ini diikuti setiap kali [[Allah]] menciptakan. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
PadaDengan kata lain, Priester menekankan selesainya peristiwa [penciptaan]] ketika [[Allah]] memperhatikan hasil ciptaan, dan tidak lagi menciptakan sesuatu. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Ada beberapa ayat-ayat yang digunakan untuk menggambarkan penciptaan [[manusia]] (1:26-28) [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[manusiaManusia]] diciptakan untuk menguasai dunia yang dibuat-Nya menurut [[gambar]] [[Allah]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan bumi adalahsebagai permukaan darat dengan kubah yang mencakup seperti mangkuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Kubah ini mencegah air di atasnya, darisupaya banjirair ketidak atasmenenggelamkan bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Di bawah bumi adalah tempat kekacauan dan kegelapan yang masih belum terbentuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam visi Priester, seluruh dunia "adalah sangat baik".<ref name=" Major "> 34-38</ref> Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Tidak ada konflikpermasalahan yang terjadi di antara makhluk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptan lainnya. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
==== Penciptaan menurut Yahwist ====
Cerita penciptaan di dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2 tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda dan cara pengungkapan cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno"></ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Kejadian 1 dan Kejadian 2 berasal dari dua sumber yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber [[Codex]] telah ada pada permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diambil dari suatu sumber yang lain yaitu Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
 
Cerita penciptaan di dalamCara Kejadian 1 dan Kejadian 2 mengungkapan cerita tentang penciptaan langit dan bumi berbeda-beda, dansebab carakeduanya pengungkapanberasal ceritadari yangdua dipakaisumber olehyang masih-masing nas tidak samaberbeda..<ref name="Abineno"></ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Kejadian 1 dan Kejadian 2 berasal dari dua sumber yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada masa permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam Kejadian 2 diambil dari suatu sumber yang lain yaitu Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
Sumber cerita Yahwist berusaha memberikan keterangan tentang hal-hal aneh yang ada di dunia ini.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Cerita semacam itu disebut cerita keterangan (aetiologis). Kitab Kejadian menceritakan isi cerita secara berbeda <ref name="Wahono">82</ref> Misalnya, cerita dalam Kejadian 1 digambarkan suatu dunia yang basah, hijau, dan makmur. <ref name="Wahono">82</ref> Cerita tersebut berbeda dengan cerita di dalam Kejadian 2:4b-7 memperlihatkan suasana dunia yang gersang.<ref name="Wahono">82</ref> Padang yang gersang itu disuburkan oleh ‘kabut yang naik... dan membahasi sampai ke seluruh permukaan (2:6).<ref name="Wahono">82</ref> Keadaan itu menjadi tempat [[manusia]] hidup.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] adalah makhluk bumi, karena [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah).<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]], kemudian menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan napas hidup kepadanya (2:7).<ref name="Wahono">82</ref>
 
[[Manusia]]Sumber ditempatkancerita dalamYahwist tamanberusaha Edenmemberikan denganketerangan suatutentang tanggunghal-hal jawab.aneh Dalamyang tamanada Edendi terdapatdunia pohon pengetahuan yang baik dan burukini.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> PohonCerita iniseperti merupakanitu pohondisebut pengetahuancerita segalaketerangan. sesuatu<ref yangname="Wahono">82</ref> tidak terbatasKitab Kejadian mengungkapkan isi cerita secara berbeda. <ref name="Wahono">82</ref> SetiapMisalnya, orangcerita yangdalam memakanKejadian buah1 darimenggambarkan pohonsuatu itu,dunia makayang iabasah, akanhijau, mengetahuidan segala sesuatumakmur. <ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] inginCerita mengetahuitersebut segalaberbeda sesuatudengan yangcerita tidakdi dalam Kejadian 2:4b-7 memperlihatkan suasana dunia yang terbatasgersang.<ref name="Wahono">82</ref> ApabilaPadang halyang gersang itu terjadi,disuburkan makaoleh [[manusia]]‘kabut telahyang melanggarnaik... hakdan yangmembahasi hanyasampai menjadike milikseluruh [[Allah]]permukaan yaitu kekekalan(2:6).<ref name="Wahono">82</ref> NamunKemudian, padakeadaan akhirnya,itu menjadi tempat [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacauhidup.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] menjadiadalah makhluk yangbumi, memberontaksebab terhadap[[manusia]] Sangterbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, PenciptaAdamah).<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] tidakyang mampudibentuk menerimaoleh bahwa[[Allah]] pengetahuannyamenjadi terbatasmakhluk danhidup dirinyaketika bukan[[Allah]] pusatmenghembuskan atasnapas alamhidup semestakepadanya (2:7).<ref name="Wahono">82</ref>
 
[[Manusia]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang makan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah]] yaitu kekekalan.<ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.<ref name="Wahono">82</ref>
 
=== Mazmur ===
Kisah penciptaan yang diungkapkan dalam kitab Mazmur tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya sebagai lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur 74: 13-15 tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepada dari ular-ular naga di atas muka air. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur –mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan Alalh. <ref name="Abineno"></ref> Pernyataan tentang penciptaan langit dan bumi tidak hanya terdapat dalam “ajaran” saja yang membahas soal-soal percaya, tetapi juga dalam penghayatan iman. <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazmur karya penciptaan [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi oleh perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ay. 5), yang dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ay. 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ay. 18). <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazmur-mazmur menunjukkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazur-mazmur penciptaan dan sejarah selamat disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel. <ref name="Abineno"></ref>
 
Kisah penciptaan yang diungkapkan dalam kitab Mazmur mengungkapkan tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya sebagaiyang menjadi lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur 74: 13-15 tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepada darikepala ular-ular naga di atas muka air. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur –mazmur– mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan AlalhAllah. <ref name="Abineno"></ref> Pernyataan tentangmengenai penciptaan langit dan bumi tidak hanya terdapat dalam “ajaran” saja yang membahas soal-soal percaya, tetapi juga dalamdan penghayatan iman. <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazmur karya penciptaan [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi olehmelalui perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ay. 5), yang dan Dia dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ay. 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ay. 18). <ref name="Abineno"></ref> DalamKitab mazmur-mazmurMazmur juga menunjukkanmengungkapkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazur-mazmurCerita penciptaan dan sejarah selamatkeselamatan disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel. <ref name="Abineno"></ref>
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]]. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Air itu mendukung sorga (Mzm. 78:23). <ref name=" Hadiwijono "></ref> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang berbentuk besar. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang menyelubungi bumi dan memisahkan bumi dari air. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
 
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]]. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Air itu mendukung sorga[[Sorga]] (Mzm. 78:23). <ref name=" Hadiwijono "></ref> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang berbentuk besar. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang menyelubungi bumi dan memisahkan bumi dari air. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
 
=== Ayub ===
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini aialah Ayub dalam keluhan yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dalam Ayub 38:4 tertulis “dimanakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? <ref name="Abineno"></ref> Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! <ref name="Abineno"></ref> Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? <ref name="Abineno"></ref> ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat penciptaan [[Allah]] ialah supaya mujizat penciptaan -Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangka mujizat penciptaan-Nya sebagai saksi. <ref name="Abineno"></ref>
 
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini aialahialah Ayub dalam keluhankeluhannya yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub. sendiri.<ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dalam Ayub 38:4 tertulis “dimanakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? <ref name="Abineno"></ref> Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! <ref name="Abineno"></ref> Ayub bertanya Siapakah“Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? <ref name="Abineno"></ref> ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat penciptaan [[Allah]] ialah supaya mujizat penciptaan -Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangkasedangkan mujizat penciptaan-Nya sebagai saksi. <ref name="Abineno"></ref>
Dalam Ayub 28 merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. <ref name="Abineno"></ref> Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). <ref name="Abineno"></ref> Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpanya merupakan hukuman [[Allah]] atas [[dosa]]-[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar memenuhi jalan buntu. <ref name="Abineno"></ref>
 
Dalam Ayub 28 merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. <ref name="Abineno"></ref> Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). <ref name="Abineno"></ref> Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpanyamenimpa Ayub merupakan hukuman dari [[Allah]] atas [[dosa]]-[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar memenuhi jalan buntu. <ref name="Abineno"></ref>
 
[[Allah]] menjawab permintaan tanggung jawabpertanggungjawaban dari Ayub melalui pernyataan hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hikmat di sini diindikasikanmemberi daritanda adanya rahasia penciptaan yaitu tatanan yang pada suatusatu pihak terdapat dalam penciptaan, tetapi pada pihak lain terlepas dari penciptaan dan berfungsi sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tersembunyi bagi [[manusia]] dan hanya [[Allah]] yang mengetahuinya. <ref name="Abineno"></ref> Ayat terakhir Ayat terakhirdalamdalam Ayub 28 menjelaskan makna hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hikmat berarti takut dan hormat akan Dia. <ref name="Abineno"></ref> Pengetahuan yang benar ialah menjauhi kejahatan dan segala ketidakbenaran. <ref name="Abineno"></ref> Pengetahuan yang dimaksud di sini ialah akal budi. <ref name="Abineno"></ref>
 
 
== Penciptaan menurut PB ==
 
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang penciptaan. <ref name="Abineno"></ref> Pertama, Kisah Para Rasul 14:15-17 yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra yangdi mana mereka menilai rasulRasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam rupawujud [[manusia]]”. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref> Kedua, Kisah Para Rasul 17:22-31 berisi pemberitaan yang terkenal dari rasulRasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan itu juga bertolak dari peran [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
 
=== Roma ===
Surat Roma dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma menggunakan bahasa yang lain dari pada bahsa yang digunakannya dalam surat Kisah Para Rasul. <ref name="Abineno"></ref> Dia menulismengungkapkan bahwa “kekuatan [[Allah]] yang kekal dan keilahian-Nya sejak penciptaan yang nampak dalam karya-karya-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, Paulus melakukan pendekatan terhadap orang-orang kafir dengan bertitik tolak dari [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
 
=== Kolose ===
Kolose berisi pujian yang memuliakan [[[[Kristus]]]] sebagai “perantara” penciptaan dan “penguasa” dari seluruh kosmos. <ref name="Abineno"></ref> Paulus mempunyai maksud lain dalam penulisan pujian itu. <ref name="Abineno"></ref> Ia ingin suratnya sebagai alat untuk melawan penghormatan yang diberikan oleh orang-orang Kolose kepada penguasa-penguasa kosmis melalui pernyataan bahwa penguasa-penguasa kosmis itu diciptakan oleh [[[[Kristus]]]] sehingga mereka takhluk kepada-Nya. <ref name="Abineno"></ref> <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, hal hendak ditekankan oleh Paulus ialah bukan hanya [[[[Kristus]]]] sebagai “perantara” penciptaan, tetaitetapi juga kekuasaan [[[[Kristus]]]] melebihi penguasa-penguasa kosmis yang saat itu ditakuti oleh orang-orang Kolose. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan mengenai [[[[Kristus]]]] adalah “perantara” penciptaan yang sangat kuat dipengaruhi oleh paham Perjanjian Lama mengenai hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hal yang hendak ditekankan Paulus, bukan menjelaskan peranan [[[[Kristus]]]] dalam penciptaan, tetapi menekankan bahwa [[[[Kristus]]]] adalah “rahasia” penciptaan dan penciptaan didasarkan atas Dia. <ref name="Abineno"></ref>
 
 
== Manusia sebagai gambar Allah ==
 
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] harus takhluk kepada [[Allah]] . <ref name="Abineno"></ref> Meskipun, [[manusia]] diciptakan segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhluk. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] bukan ilah, tetapi juga bukan makhluk ilahi, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya. <ref name="Abineno"></ref> Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <refre name="Abineno"></ref> Dia membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut. <ref name="Abineno"></ref> Setelah itu, Dia menghembuskan napas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki tubuh yang berjiwa. <ref name="Abineno"></ref> Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjuk berartimenunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, dalam Mzm. 103:1; Mzm. 104:1,35; dan Mzm 146:2 tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
Perbedaan antara cerita penciptaandalampenciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2. <ref name="Abineno"></ref>
# cerita penciptaan memberikan suatu uraian yang telah dipersiapkan dan tersusun rapi mengenai penciptaan langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu berbeda dengan cerita dalam Kejadian 1 yang mengungkapkan bahwa “waktu [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, belum ada semak apa pun di bumi, sebab [[Allah]] belum menurunkan hujan di bumi” (Kej. 2:4-5). <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 1 hanya menceritakan hal-hal yang penting-penting saja dan ada kaitannya dengan penciptaan [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref>
# cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang adamemiliki hubungan khusus. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya napas hidup”hidungnya”. <ref name="Abineno"></ref> Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus. <ref name="Abineno"></ref>
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. <ref name="Abineno"></ref> Keduanya tidak ada perbedaan derajat. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari pada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan substansiunsur yang sama. <ref name="Abineno"></ref>
# Cerita dalam Kejadian [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. <ref name="Abineno"></ref> Dalam ceritaCerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”. <ref name="Abineno"></ref>
 
Kedua cerita penciptaan dalam pasal yang berbeda di kitab Kejadian memiliki persamaan yaitu manusia sebagai pengelolapengelolah dan pengurus. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, antara cerita penciptaan di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. <ref name="Abineno"></ref> Kesamaan dari kedua cerita penciptaan adalah [[Allah]] yang menciptakan [[manusia]] dan bahwa [[manusia]] lain dari pada makhluk lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki hubungan atau [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref>