Keramik Hijau Goryeo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k rapikan |
merapihkan |
||
Baris 1:
{{Infobox Korean name
|title=Keramik Hijau Goryeo
Baris 46 ⟶ 45:
Warna hijau keramik masih cukup gelap kadang-kadang kuning karena proses bakar dalam tungku. Tapi lapisannya semakin tipis dan lebih tahan lama, menunjukkan adanya kemajuan dalam metode pembuatan.
Di pertengahan abad ke-11, Goryeo sudah cukup makmur untuk mengatur negerinya sendiri. Guna membuat keramik yang lebih bernilai pabrik-pabrik di pantai timur dan selatan ditutup dan pusat produksi pindah ke pesisir barat dekat ibukota, khususnya ke Provinsi Jeolla. Dua daerah penting, Kecamatan Taegu, [[Gangjin|Kabupaten Gangjin]] dan Kecamatan Boan dan Kecamatan Chinso di [[Kabupaten Buan]] merupakan pusat produksi keramik yang dikelola secara khusus oleh pemerintah.
Keramik Cina masih jadi barang dagang di Goryeo sampai abad ke-12, antara lain keramik hijau [[Yaozhou]] Cina utara, [[keramik Ci-zhou]] dari [[Guangdong]], [[keramik Ding]], [[Jingdezhen]], dan [[Xiuwu]]. Perabot-perabot ini menginspirasi produksi keramik Goryeo dari segi bentuk yang semakin bermacam-macam.
Baris 73 ⟶ 72:
==Kebangkitan kembali==
Setelah keruntuhan Goryeo, dan [[Dinasti Joseon]] memerintah selama 500 tahun lebih, kesenian membuat keramik hijau telah punah di Korea. Orang-orang [[Amerika]] dan [[Eropa]] yang tinggal di [[Korea]] adalah orang asing pertama yang menemukan kembali keramik hijau pada tahun 1881 di sebuah kuburan kuno di [[Kaesong]] (Korea Utara).
Lebih banyak lagi keramik hijau Goryeo yang ditemukan pada awal abad ke-20, saat Jepang membangun jalan kereta api untuk persiapan [[Perang Rusia-Jepang]] (1904-1905). Orang-orang asing ini mulai memusatkan perhatian untuk menggali harta karun keramik hijau di kuburan-kuburan kuno Goryeo di [[Kaesong]] (ibukota Goryeo) dan Pulau Ganghwa, ibukota darurat saat Korea diduduki bangsa Mongol.
== Proses pembuatan, warna dan kepercayaan ==
Keramik hijau diciptakan dari tanah liat dan glasir yang mengandung sedikit besi.<ref name="metmuseum">{{en}}[http://www.metmuseum.org/toah/hd/cela/hd_cela.htm Goryeo Celadon], ''metmuseum''. Diakses pada 19 April 2010.</ref> Pada saat keramik dibakar dalam tungku, besi beroksidasi menghasilkan warna hijau seperti giok. Suhu tungku dipantau antara 1250°C dan 1300°C selama 24 jam untuk menjaga warna yang diinginkan pada keramik.
Warna dari keramik hijau ini
Warna [[hijau]] yang dihasilkan oleh keramik hijau Goryeo berbeda dengan keramik hijau asal [[Cina]]. Sejak lama, kedua bangsa menganggap batu giok sebagai perhiasan bertuah dan berusaha membuat keramik dengan warna yang serupa mungkin dengan batu giok. Orang Cina menamakannya ''
[[Berkas:Korea-Goryeo celadon-02.jpg|thumb|right|150px|Keramik hijau berpola ''burung bangau''.]]▼
Dikatakan bahwa orang Goryeo mendedikasikan pemikiran religius mereka ke dalam keramik hijau serta mensyaratkan alasan-alasan agar keramik hijau dapat diciptakan secara sempurna. Pertama, negara harus berada dalam keadaan damai. Kedua, pengrajin harus menjaga pikiran yang jernih dan memiliki keterampilan yang baik. Ketiga, negara harus dalam kondisi bersatu. Jika semua hal ini telah terpenuhi, keramik hijau akan tercipta dengan hasil yang terbaik.▼
▲Walaupun pada saat ini kandungan bahan kimiawi tanah liat, glasir dan material lain telah dianalisa secara tepat dan proses pembakaran menjadi lebih mudah dengan peralatan moderen, para pengrajin zaman sekarang tidak mampu untuk membuat keramik hijau seperti asli. Dikatakan bahwa orang Goryeo mendedikasikan pemikiran religius mereka ke dalam keramik hijau serta mensyaratkan alasan-alasan agar keramik hijau dapat diciptakan secara sempurna. Pertama, negara harus berada dalam keadaan damai. Kedua, pengrajin harus menjaga pikiran yang jernih dan memiliki keterampilan yang baik. Ketiga, negara harus dalam kondisi bersatu. Jika semua hal ini telah terpenuhi, keramik hijau akan tercipta dengan hasil yang terbaik.
▲Warna dari keramik hijau ini juga bergantung pada faktor bahan, antara lain kandungan [[besi]] dalam tanah liat, bahan glasir yang terbuat dari [[besi-oksida]], [[mangan-oksida]] dan [[kwarsa]] tingkat pembakaran dalam tungku.<ref name="metmuseum"/> Suhu tungku umumnya berada pada atau sekitar 1150 °C dan level oksigen dalam tungku diturunkan dalam beberapa tahap pembakaran.<ref name="metmuseum"/>
==Teknik sanggam==
Tidak hanya unggul dari warna, pengrajin Goryeo menemukan teknik baru untuk menghias keramik hijau yang dinamakan sanggam gibob (metode sanggam). Metode ini baru diciptakan pada tahun 1150-an dan dinamakan juga ''teknik menatah'' (''inlay technique'') dengan cara mengukir bagian permukaan keramik dan mengisinya dengan tanah liat.
Baris 102 ⟶ 97:
Sebelum ditemukannya teknik sanggam, sebagian besar keramik hijau yang dibakar mengalami keretakan walau hanya menggunakan satu jenis tanah liat. Teknik sanggam yang memerlukan beberapa jenis tanah liat mengharuskan pengrajin Goryeo mendalami secara penuh karakteristik tanah liat yang berbeda-beda dan bagaimana suhu yang tepat untuk membakarnya.
Sebelumnya, Cina telah berusaha membuat metode yang sama namun tidak berhasil, jadi mereka hanya menyapukan lukisan secara langsung ke permukaan keramik. Namun begitu, pengrajin Goryeo berhasil menciptakan keramik hijau dari beberapa jenis tanah liat dengan teknik yang pembakaran yang tepat sehingga mencegah keretakan. Hal ini
==
Tungku yang digunakan untuk membakar keramik hijau dibuat dengan bentuk bertingkat (naik) dari batu bata dengan kemiringan tertentu untuk mengalirkan udara dan nyala api ke arah atas lewat beberapa ruangan.<ref name="ysp"/> Keramik dibakar dalam suhu 1200-1300° C, dengan tinggi 8 meter dan lebar rata-rata dari 1,2 - 1,5 meter.<ref name="ysp"/> Pada awalnya tungku hanya memiliki sebuah ruangan namun berkembang menjadi beberapa buah ruangan dan menjelang abad ke-14, tungku-tungku dibangun dengan bahan [[tanah liat]].<ref name="ysp"/>▼
Artefak keramik hijau banyak ditemukan di situs kuburan dan tungku di [[Buan]] ([[Jeolla Utara]]) dan [[Gangjin]] ([[Jeolla Selatan]]).<ref name="ysp"/> Tungku-tungku sengaja dibangun dekat pesisir [[pantai]] karena memiliki banyak pasokan tanah liat bagus dan kayu bakar, selain untuk memudahkan pengiriman lewat laut.<ref name="ysp"/>▼
▲Warna [[hijau]] yang dihasilkan oleh keramik hijau Goryeo berbeda dengan keramik hijau asal [[Cina]]. Sejak lama, kedua bangsa menganggap batu giok sebagai perhiasan bertuah dan berusaha membuat keramik dengan warna yang serupa mungkin dengan batu giok. Orang Cina menamakannya ''pisi'' (warna rahasia). Orang Goryeo berhasil menciptakan warna keramik hijau yang kebiru-biruan, agak berbeda dengan keramik Cina dan juga menjulukinya ''pisaek'' (warna rahasia).
==Jenis-jenis==
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa jenis keramik hijau yang juga bermakna khusus:<ref name="koreanarts"/>:
Baris 145 ⟶ 140:
* [[Bunga seruni]], melambangkan kesehatan dan kesejahteraan.
* [[Cemara|Pohon cemara]], melambangkan kerajaan dan kesetiaan.
▲Tungku yang digunakan untuk membakar keramik hijau dibuat dengan bentuk bertingkat (naik) dari batu bata dengan kemiringan tertentu untuk mengalirkan udara dan nyala api ke arah atas lewat beberapa ruangan.<ref name="ysp"/> Keramik dibakar dalam suhu 1200-1300° C, dengan tinggi 8 meter dan lebar rata-rata dari 1,2 - 1,5 meter.<ref name="ysp"/> Pada awalnya tungku hanya memiliki sebuah ruangan namun berkembang menjadi beberapa buah ruangan dan menjelang abad ke-14, tungku-tungku dibangun dengan bahan [[tanah liat]].<ref name="ysp"/>
▲Artefak keramik hijau banyak ditemukan di situs kuburan dan tungku di [[Buan]] ([[Jeolla Utara]]) dan [[Gangjin]] ([[Jeolla Selatan]]).<ref name="ysp"/> Tungku-tungku sengaja dibangun dekat pesisir [[pantai]] karena memiliki banyak pasokan tanah liat bagus dan kayu bakar, selain untuk memudahkan pengiriman lewat laut.<ref name="ysp"/>
▲[[Berkas:Korea-Goryeo celadon-02.jpg|thumb|right|150px|Keramik hijau berpola ''burung bangau''.]]
▲Keramik hijau Goryeo merefleksikan pemikiran [[Buddhisme]] rakyatnya yang mengimajinasikan warna biru kehijauan sebagai warna [[nirwana]].<ref name="zanzibarart">{{en}}[http://www.zanzibartribalart.com/korean_celadon.htm KOREAN CELADON POTTERY], ''zanzibarart''. Diakses pada 17 April.</ref>
==Artefak ==
|