Penyaliban dan kematian Yesus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
== Sejarah ==
Jalan Kehidupan Yesus
Jalan kehidupan Yesus adalah salah satu sejarah dalam kisah kematian-Nya. Pandangan tertua mengatakan bahwa Yesus sebenarnya sudah menyadari waktunya sudah tiba bagi kematian-Nya, oleh karena itu Ia bertekad memenuhi kehendak Allah. Menurut Albert Schweitzer berpendapat bahwa Yesus sengaja “mengambil resiko” namun tidak berhasil. Yesus berharap akan campur tangan dalam sejarah secara dramatis dan dalam waktu singkat, dan kunjungan-Nya ke Yerusalem merupakan usaha untuk memaksa Allah supaya bertindak. Yesus secara simbolis berusaha mengembalikan kepada orang-orang bukan Yahudi satu-satunya pelataran baik Allah di mana mereka diperkenankan beribadah, dengan mengusir para pedagang Yahudi yang memakainya sebagai tempat usaha {{ayat alkitab|buku=Markus|pasal=11|ayat=15-17}}. Yesus dihianati oleh salah seorang murid-Nya yaitu Yudas Iskariot dengan menerima uang yang ditawarkan para imam kepala.
Baris 13 ⟶ 14:
Yesus disalibkan
Yesus jadi dihukum mati. Sebagaimana yang ada pada zaman itu, Dia disalibkan dan sebuah papan dipancangkan pada kayu salib untuk menunjukkan kesalahanNya. Menuruh orang Yahudi, siapa yang mengaku raja maka ia mengaku juga mesias. Sedang menurut orang Romawi, Yesus patut dihukum mati karena Dia melakukan pemberontakan yang menentang kekuasaan mereka. Kematian Yesus hanya berlangsung selama enam jam lebih cepat.
== Makna ==
Kayu salib tempat di mana Yesus mati merupakan misteri besar. Misteri kematian Yesus dan maknanya yang sebenarnya, menyampaikan dua hal yang penting tentang hubungan Allah dan hubunagnnya dengan manusia. Pertama, salah satu masalah yang paling mendesak dalam kehidupan adalah masalah kejahatan. Melalui Yesus, Anak Allah, Allah bermaksud melenyapkan penderitaan yang diakibatkan manusia. Oleh karena itu salib menunjukkan kepada kita bahwa walaupun Allah tidak melenyapkan penderitaan yang diakibatkan dosa manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, Ia ikut mengambil bagian di dalamnya bersama kita. Allah bukanlah hakim yang kejam yang menjatuhkan vonis yang tidak wajar kepada Yesus yang tidak bersalah. Pada kayu salib itu, Allah sebenarnya ikut mengalami akibat yang paling buruk dari keadaan kita yang berdosa.
Kedua, salib menunjukkan kepada kita harga pengampunan dari Allah, bagi kita sendiri, mengampuni orang lain sering menjadi hal yang sulit. Untuk mengampuni manusia, Allah menyerahkan AnakNya tunggal dikayu salib.
== Referensi ==
|