Fariz RM: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 110.232.84.253 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Rainbowofknowledge |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23:
== Karier ==
Sejak kecil Fariz telah diperkenalkan kepada musik. Ibunya adalah seorang pelatih [[piano]]. Selain itu, Fariz juga belajar [[piano]] pada Sunarto Sunaryo dan Prof. Charlotte Sutrisno JP. Karier bermusiknya dimulai pada usia 12 tahun, saat berteman dengan [[Debby Nasution]] dan Odink Nasution, membentuk "Young Gipsy" yang membawakan musik [[blues]] dan [[rock]]. Selanjutnya, Fariz bekerja sama dengan [[Addie M.S.]], [[Adjie Soetama]], dan [[Iman R.N.]] untuk membuat [[operet]] pada acara perpisahan dan grup vokal sekolahnya.
Jalan ke dunia musik profesional mulai terbuka di tahun [[1977]]. Fariz RM bersama Adjie Soetama, [[Raidy Noor]], [[Addie MS]], dan [[Ikang Fawzi]] yang merupakan teman sekolah ([[SMA Negeri 3 Jakarta]]), mengikuti [[LCLR|Lomba Cipta Lagu Remaja]] yang diadakan [[radio]] [[Prambors|Radio Prambors|
Fariz melanjutkan kuliah di [[ITB]] jurusan Seni Rupa pada tahun [[1978]]. Fariz pun mencoba untuk mengembangkan dan menimba ilmu serta menambah pengalaman dengan bergabung di dua [[grup
Akhirnya tahun [[1980]], Fariz merilis album keduanya yang bertajuk ''[[Sakura (album)|Sakura]]''. Di album ini, dengan sistem rekam ''overdubbed'', Fariz memainkan berbagai instrumen, seperti [[drum]], [[kibor]], [[gitar]], [[bas]], perkusi, sendirian. Bisa jadi Fariz terinsiprasi [[Stevie Wonder]] atau [[Mike Oldfield]], pemusik yang bermain tunggal dalam sejumlah album rekamannya.<ref>http://dennysak.multiply.com/journal/item/21/SANG_KOLABORATOR SANG KOLABORATOR, diakses 17 September 2008</ref> Warna musiknya pun fresh dan groovy. Album ini sukses besar. Fariz kemudian merilis album perdananya yang belum sempat dirilis.
Di saat tren musik di negeri ini masih terbuai dalam balada yang mendayu-dayu, Fariz malah menawarkan konsep musik yang danceable ala Earth Wind & Fire dengan penonjolan pada aransemen brass section sebagai aksentuasi dan teknik bernyanyi falsetto. Setahun kemudian, Fariz R.M. membentuk grup [[Transs (grup musik)|Transs]], yang personelnya antara lain [[Erwin Gutawa]], pemusik yang sekarang banyak dikaitkan dengan aransemen berbau orkestral. Dengan Transs, Fariz menawarkan konsep musik [[fusion jazz|fusion]] , yang akhirnya membuat sejumlah grup musik terinspirasi untuk menggarap musik fusion, yang memadukan [[jazz]] dan [[rock]]. Transs adalah grup yang maunya beridealisme tinggi. Ini terlihat dari kalimat yang tertera pada sampul album Transs, Hotel San Vicente (1981): "pembaharuan musik Indonesia dalam warna, personalitas, dan gaya". Boleh jadi kalimat itu berkonotasi gagah-gagahan belaka. Namun patut diakui, sejak pemunculan Transs, mulailah muncul grup-grup fusion seperti [[Krakatau (
Pada tahun [[1983]], Fariz bergabung dengan [[Iwan Madjid]] dan [[Darwin B Rachman]] membentuk kelompok musik '''Wow'''. Mereka bertiga, Iwan (
Setelah itu, Fariz pun terus menelurkan karya-karyanya, baik di [[Indonesia]] maupun di [[Internasional]]. Selama 25 tahun kariernya sejak tahun [[1978]] hingga [[2003]], Fariz telah menghasilkan 20 album solo, 72 album kolaborasi, 18 album soundtrack, 27 album produksi dimana dia berperan sebagai produser dan 13 album internasional yang dirilis di [[Eropa]] dan Asia Pasifik.<ref>[http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Box&id=34496 Fariz RM; Pasang Surut Seorang Musisi di Blantika Musik], diakses 29 Oktober 2007</ref> Di antara lagu-lagu ciptaannya yang terkenal hingga sekarang adalah lagu "Barcelona", "Nada Kasih" (duet dengan [[Neno Warisman]]), "Susie Bhelel", "Menggapai Bintang" (Symphony), "Selamat Untukmu" (Jakarta Rhythm Section), dan "Renungan" (Dibayang Dewasa) yang menampilkan duet Fariz RM dengan [[Marissa Haque]].
Fariz pernah 'menghilang' sekitar 10 tahun dari panggung musik [[Indonesia]]. Untuk membuktikan eksistensinya, Fariz menggelar konser terbesarnya, yaitu Pagelaran Zaman Emas Fariz RM, 21 Agustus 2003 di Plenari Hall, [[JCC]] [[Jakarta]]. Konser tersebut menghadirkan pula keponakannya [[Sherina Munaf]], [[Reza Artamevia]], [[Titi Dwijayanti|Titi DJ]], [[Katon Bagaskara]], [[Warna (grup musik)|Warna]], [[/rif]], dan [[Syaharani]]. Tak hanya itu, [[Dwiki Dharmawan]] ditunjuk untuk menggarap komposisi lagu dalam konser tersebut. Meski Fariz tetap memperlihatkan kepiawaiannya, konser tersebut dinilai gagal karena jumlah penonton yang terbialng cukup sedikit (’hanya’ 2000 orang dari kapasitas 5000), juga buruknya sound system yang sangat mengganggu penonton. Selain itu, Fariz dinilai 'terburu-buru', karena setelah menghilang sekian tahun, tiba-tiba muncul dengan konser akbarnya.<ref>[http://www.djarum-super.com/act_fusebox.asp?fuseaction=smusic&act=display&do=detailnews&id=6383 Konser Zaman Emas Fariz RM; Kembalinya si Anak Hilang], diakses 29 Oktober 2007</ref>
Usai menjalanni masa hukuman, Fariz menggelar konser tunggal yang bertitle ''Anthology Live Concert'', di Rolling Stone Live Stone, Jln. Ampera Raya No.16, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, [[25 Juli]] [[2008]]. Pada konser tunggalnya tersebut Fariz berkolaborasi dengan artis-artis muda antara lain adalah [[Sherina Munaf]], [[Koil]], dan [[White Shoes & The Couples Company]].<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000241303.html Fariz RM Kolaborasi Bareng Sherina], diakses 12 September 2008</ref>
== Kasus ==
Fariz mengaku pernah kecanduan alkohol dan mengonsumsi narkoba. Bahkan akibat kebiasaannya itu, Fariz divonis menderita kanker liver pada tahun [[1996]]. Kanker itu pula yang membuat tubuh Fariz sekarang terlihat kurus sekali dan dokter menyatakan tubuhnya tak mungkin gemuk lagi.<ref>[http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=3028 Fariz RM, TUJUH TAHUN HIDUP BERSAMA KANKER LIVER], diakses 29 Oktober 2007</ref>
Tahun [[2001]], Fariz berurusan dengan [[polisi]] dengan tuduhan terlibat kasus peledakan bom di Asrama Mahasiswa Iskandar Muda, Manggarai, pada bulan Mei [[2001]]. Fariz dicurigai lantaran ditemukan surat Fariz yang ditujukan kepada Panglima GAM di lokasi ledakan bom.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/05/21/brk,20010521-37,id.html Fariz RM Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya], diakses 29 Oktober 2007</ref> Enam tahun kemudian Fariz berurusan lagi dengan polisi. Pada dini hari [[28 Oktober]] [[2007]] ia ditahan [[polisi]] dalam sebuah [[razia]] di [[Jakarta]] dan ditemukan memiliki 1,5 linting [[ganja]] seberat 5 gram yang disimpan dalam bungkus rokok. Setelah melalui tes urine, Fariz dinyatakan positif menggunakan [[narkoba]] jenis [[ganja]]. Dan terancam UU Narkotika dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun.<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000196891.html Positif Pakai Ganja, Fariz Terancam 5 Tahun Penjara], diakses 29 Oktober 2007</ref> Fariz RM akhirnya divonis 8 bulan penjara potong masa hukuman. Hukuman ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut 1 tahun penjara. Selain itu, sisa hukuman Fariz juga bakal dihabiskan di Rumah Sakit Melia Cibubur untuk rehabilitasi.<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000217185.html Fariz RM Divonis 8 Bulan], diakses 12 September 2008</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Fariz menikah dengan Oneng Diana Riyadini, mantan peragawati asal [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]] pada akhir tahun [[1989]]. Tak terlalu lama menunggu, Fariz-Oneng pun segera dikaruniai momongan. Namun sayang, putri pertama mereka, Ramanitya Khadifa hanya 15 detik menghirup udara dunia karena paru-parunya tidak berkembang. Dua tahun kemudian, pasangan ini pun dikaruniai putri kembar, Ravenska Atwinda Difa dan Rivenski Atwinda Difa yang lahir 26 Oktober 1991. Kemudian si kembar memiliki adik, Syavergio Avia Difaputra lahir [[11 September]] [[1998]].<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000021014.html Oneng Diana Riyadini - Fariz Roestam Moenaf Tak Ada Masalah], diakses 29 Oktober 2007</ref>
== Diskografi ==
|