Alkimia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
FoxBot (bicara | kontrib)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-praktek +praktik)
Baris 90:
Bacon bukan hanya dikenal sebagai seorang alkimiawan di puncak zaman pertengahan,melainkan juga yang paling signifikan. Karya-karyanya dipakai oleh para alkimiawan yang tak terhitung jumlahnya dari abad limabelas sampai sembilanbelas. Alkimiawan lain di masa Bacon memiliki beberapa ciri yang sama. Pertama, dan yang paling jelas, yaitu hampir semuanya adalah anggota kependetaan (clergy). Mudahnya, ini disebabkan karena sedikit orang di luar sekolah parokial mendapatkan pelajaran yang meneliti karya-karya turunan dari karya Arab. Juga, alkimia pada masa ini disetujui oleh gereja sebagai metode yang baik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan teologi. Alkimia juga menarik bagi orang-orang gereja karena ia menawarkan pandangan rasionalistik tentang alam semesta di mana saat itu manusia baru mulai belajar tentang rasionalisme.(Edwardes h. 24-7)
 
Maka pada akhir abad tigabelas, alkimia berkembang menjadi sebuah sistem keyakinan yang hampir terstruktur. Para ahli percaya pada teori makrokosmos-mikrokosmos dari Hermes, itu berarti, mereka mempercayai bahwa proses yang berpengaruh pada mineral dan zat-zat lain juga akan berpengaruh pada tubuh manusia (misalnya, jika seseorang bisa mempelajari rahasia pemurnian emas, maka ia bisa menerapkan tekniknya untuk memurnikan [[jiwa]] manusia. Mereka percaya pada empat unsur dan empat kualitas yang telah diuraikan di atas, dan mereka memiliki tradisi kuat untuk membungkus ide-ide tulisan mereka ke dalam ruangan labirin [[jargon]] yang bersandi, penuh dengan jebakan yang membingungkan. Akhir kata, alkimiawan mempraktekkanmempraktikkan seni mereka: mereka bereksperimen secara aktif dengan bahan kimiawi serta membuat observasi dan [[teori]] tentang bagaimana cara alam semesta bekerja. Keseluruhan filsafat mereka berkisar antara keyakinan mereka bahwa jiwa manusia terpisah di dalam diri manusia sejak jatuhnya Adam. Dengan memurnikan dua sisi jiwa itu, manusia bisa kembali menyatu dengan Tuhan. ([[Burckhardt h. 149]])
 
Pada abad empatbelas, pandangan-pandangan ini mengalami perubahan penting. [[William of Ockham]], seorang Fransiskan [[Oxford]] yang meninggal pada [[1349]], menyerang pandangan kaum [[Thomist]] tentang kesesuaian antara iman dan pemikiran. Pandangannya, diterima secara luas sekarang, bahwa Tuhan hanya semata-mata diterima lewat iman; Ia tidak bisa dibatasi oleh pemikiran manusia. Tentu saja pandangan ini tidak salah apabila seseorang menerima dalil tentang ketakterbatasan Tuhan versus keterbatasan
kemampuan pemikiran manusia, tapi ini secara tidak langsung menghapus praktekpraktik alkimia di abad empatbelas dan limabelas. (Hollister p. 335) [[Paus Yohanes XXII]] di awal tahun [[1300]] mengeluarkan fatwa menentang alkimia, di mana hasilnya adalah membersihkan semua personinl gereja dari praktekpraktik Seni. (Edwardes, p.49) Iklim berubah, [[Black death|Black plague]], dan meningkatnya [[peperangan]] serta bencana [[kelaparan]] yang menandai abad ini, tidak diragukan lagi juga menghambat pencarian filsafat secara umum.
 
[[Berkas:flamel-figures.png|thumb|250px| Simbol misterius alkimia yang terpahat di
Baris 99:
Alkimia dijaga kehidupannya oleh orang semacam [[Nicolas Flamel]], ia patut diperhitungkan karena ia adalah seorang di antara sedikit alkimiawan yang menulis pada saat sulit tersebut. Flamel yang hidup dari tahun [[1330]] sampai [[1417]] merupakan pembuat pola dasar ([[archetype]]) dari alkimia tahap selanjutnya. Dia bukan seorang dari kalangan relijius sebagaimana kebanyakan pendahulunya, Dan seluruh ketertarikannya pada subjek seputar pencarian batu filsuf, di mana ia dianggap telah menemukannya; karya-karyanya banyak menghabiskan waktu dengan uraian proses dan reaksi-reaksi, tapi tidak pernah benar-benar memberikan rumus terjadinya transmutasi. Kebanyakan karya-karyanya bertujuan mengumpulkan pengetahuan alkimia yang telah ada sebelumnya, khususnya yang berkaitan dengan batu filsuf. (Burckhardt pp.170-181)
 
Selama [[akhir zaman pertengahan]] (1300-1500) para alkimiawan kebanyakan seperti Flamel: mereka berkonsentrasi pada pencarian batu filsuf dan obat awet muda (elixir of youth), yang sekarang dipercayai sebagai dua hal terpisah. Kiasan yang samar-samar dan [[simbolisme]] dalam tulisan mengarah pada penafsiran yang bervariasi. Misalnya, kebanyakan alkimiawan pada periode ini menafsirkan pemurnian jiwa untuk mengartikan transmutasi timah menjadi emas (di mana mereka percaya bahwa [[air raksa]] elemental, atau 'quicksilver', memiliki peranan penting). Mereka ini dianggap sebagai [[tukang sihir]] oleh kebanyakan orang, dan seringkali disiksa karena praktekpraktik-praktekpraktik mereka. (Edwards hh. 50-75; Norton hh lxiii-lxvii)
 
[[Tycho Brahe]], yang lebih dikenal dengan penyelidikannya tentang [[astronomi]] dan [[astrologi]], juga seorang alkimiawan. Ia memiliki laboratorium yang dibangun untuk tujuan itu di institut observatorium/riset [[Uraniborg]].