Arthur Schopenhauer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT66Togu (bicara | kontrib)
PT66Togu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 50:
Pada tahun 1813, wabah kolera menyerang [[Berlin]] dan Schopenhauer tinggal di kota itu.<ref name="Essays"></ref> Schopenhauer pun menetap di [[Frankfrut]] tahun 1833.<ref name="Essays"></ref> Pada saat itu, dia telah berusia dua puluh tujuh tahun.<ref name="Essays"></ref> dia tinggal sendirian di Frankfrut, kecuali dengan binatang kesangannya [[Atman]] dan [[Butz]].<ref name="Essays"></ref> Karyanya berupa pemikiran yang paling menonjol di sepanjang hidupnya adalah ''Senilia''.<ref name="Essays"></ref> Judul ini diterbitkan sebagai penghargaan kepadanya.<ref name="McCoy">Christopher Patrick McCoy.2009.Thou Art That: Schopenhauer's Philosophy and the Chandogya Upanishad. Master's thesis, James Madison University: 10-13.</ref> Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat.<ref name="McCoy"></ref> Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan [[Buddha]] dan filsuf [[Imanuel Kant]].<ref name="McCoy"></ref> Kekagumannya kepada keduanya itu ama besar.<ref name="McCoy"></ref> Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut.<ref name="McCoy"></ref>
 
Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam.<ref name="Simon"></ref> Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya.<ref name="Simon"></ref> Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan.<ref name="Simon"></ref> Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal.<ref name="Simon"></ref> Buku yang disimpannya itupun diedarkannya.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer hidup sendiri.<ref name="Simon"></ref> rencana pernikahannya selalu berantakan.<ref name="Simon"></ref> Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya.<ref name="Simon"></ref> Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”.<ref name="Simon"></ref>
 
=== Akhir Hidupnya ===
Baris 60:
=== Filsafat Keinginan ===
 
Schopenhauer memberikan focusfokus kepada investigasinya terhadap mativasimotivasi seseorang.<ref name="Simon"></ref> Sebelumnya, filsuf terkemuka Hegel telah mempopulerkan konsep ''Zeitgeist'', ide bahwa masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang digerakkan di dalam sebuah arah yang jelas.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer pada masa kuliahnya memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu [[Hegel]] dan [[Kant]].<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer sendiri mengkritik mengkritik optimismoptimisme logika yang dijelaskan oleh kedua filsuf terkemuka taditersebut dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya didorong oleh leinginan dasar sendiri, atau ''Wille zum Leben'' (keinginan untuk hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia.<ref name="Simon"></ref>
 
Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati.<ref name="Simon"></ref> Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri.<ref name="Simon"></ref>
 
Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer menolak kehendak.<ref name="Simon"></ref> Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita.<ref name="Simon"></ref> Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian.<ref name="Simon"></ref>
=== Punishment ===
 
=== Keputusan dan Hukuman ===
Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan.<ref name="Simon"></ref> Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat.<ref name="Simon"></ref> Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar.<ref name="Simon"></ref> Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya.<ref name="Simon"></ref> Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan.<ref name="Simon"></ref> Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebuthan dan tanggung jawabnya.<ref name="Simon"></ref> Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada keinginan bebas, haruskah kejahatan dihukum?<ref name="Simon"></ref>
 
Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil [[keputusan]].<ref name="Simon"></ref> Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat.<ref name="Simon"></ref> Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar.<ref name="Simon"></ref> Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya.<ref name="Simon"></ref> Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan.<ref name="Simon"></ref> Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebuthankebutuhan dan tanggung jawabnya.<ref name="Simon"></ref> Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal.<ref name="Simon"></ref> Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada [[keinginan bebas]], haruskah kejahatan dihukum?<ref name="Simon"></ref>
 
=== Catatan ===
 
Filsafat Schopenhauer ini termasuk ke dalam [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Pendapat ini dibuktikan melalui perbandingan antara filosofis Schopenhauer dengan pandangan [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Keduanya mengajarkan bahwa realitas bersifat subjektif, artinya keseluruhan kenyataan merupakan konstruksi kesadaran Subjek.<ref name="Simon"></ref> Dunia ini juga dipandang sebagai ide.<ref name="Simon"></ref> Pandangan Schopenhauer ini pun dijadikan wakil dari [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Sekalipun memang ada hal-hal yang bersifat lebih khusus dan [[fundamental]] yang membedakan pemikiran Schopenhauer dengan [[Idealisme Jerman]].<ref name="Simon"></ref> Bagi Schopenhauer, dasar dunia ini transcendental dan bersifat irasional, yaitu kehendak yang buta.<ref name="Simon"></ref> [[Kehendak]] ini buta, sebab, sebab desakannya untuk terus-menerus dipuaskan tidak bisa dikendalikan dan tidak akan pernah terpenuhi.<ref name="Simon"></ref> Namun, justru keinginan yang tak sampai berarti penderitaan.<ref name="Simon"></ref> Selanjutnya, menurut dia bahwa kehendak transcendentaltransendental itu mewujudkan diri dalam miliaran [[eksistensi]] kehidupan, maka hidup itu sendiri merupakan penderitaan.<ref name="Simon"></ref> Jalan keluar yang diusulkan Schopenhauer ini pun cukup logis.<ref name="Simon"></ref> Kalau hidup ini adalah penderitaaan, maka pembebasan dari penderitaan tersebut tentunya akan tercapai melalui penolakan kehendak untuk hidup.<ref name="Simon"></ref> Konkretnya adalah lewat kematian raga dan bela rasa.<ref name="Simon"></ref>
 
Cara pemikira[[pemikiran ChopenhauerSchopenhauer]] ini menarik.<ref name="Simon"></ref> Namun, tetap saja memiliki kesalahan.<ref name="Simon"></ref> Masalah dalam filsafatnya berkaitan dengan pandangannya atas pengetahuan tentang prinsip individuasi.<ref name="Simon"></ref> Menurut Schopenhauer, berkat pengetahuan inilah manusia sadar bahwa dirinya adalah sama dengan semua makhluk hidup lain (dasar dari sikap bela rasa) sehingga dia tidak perlu memutlakkan diri dan keinginannya (dasar sikap mati raga atau penyangkalan diri).<ref name="Simon"></ref> tanpaTanpa [[pengetahuan]] ini, manusia tidak akan mengalami [[pencerahan]] dan tetap berada dalam kegelapan.<ref name="Simon"></ref>
 
Anggapan Schopenhauer ini menekankamenekankan dua hal, yaitu bahwa kesadaran manusia terbukti lebih kuat dibandingkan [[nafsu]] dan keinginannya[[keinginan]]nya, dan bahwa karena itu ia juga mampu memperhatikan keadaan kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti bahwa manusia bukanlah makhluk egois sebagai mana yang dipikirkan oleh Schopenhauer.<ref name="Simon"></ref> Namun, jika kesadaraan bisa menguatkan manusia menyangkal diri dan berbela rasa, bukankah demikian kehendak untuk hidup itusendiriitu sendiri bukan merupakan dasar dari segalanya?<ref name="Simon"></ref>
 
== Pengaruh ==
 
Kendatipun demikian, pengaruh Scopenhauer dalam perkembangan pemikiran selanjutnya cukup besar.<ref name="Simon"></ref> Ia membuka jalan bagi orang suatu [[psikologi]] tentang alam bawah sadar ala [[Freud]].<ref name="Simon"></ref> Pemikiran Schopenhauer tentang kehendak untuk hidup di kemudian hari mempengaruhi filsafat [[Nietzsche]] tentang kehendak untuk berkuasa ''(Der Wille zur Macht)'''.<ref name="Simon"></ref> Setengah abad kemudian, ajaran Schopenhauer ini memberikan inspirasi pada [[filsafat hidup]] ([[Vitalisme]]), misalnya pada pemikiran [[Henry Bergson]] (1859-1941).<ref name="Simon"></ref> Selain itu, ia menghidupkan perhatian dan minat [[orang Barat]] pada studi kesustraan dan [[agama]]-[[agama Timur]], terkhusus [[Buddhisme]].<ref name="Simon"></ref>
 
== Pranala Luar ==