Karya Gereja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
{{taknetral}}
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara); kosmetik perubahan
Baris 2:
'''[[Bisnis]] [[gereja]]''' merupakan bisnis sebuah lembaga yang ada dalam gereja yang berurusan dengan bisnis nyata dan mempunyai omset miliaran rupiah, meskipun misi sosialnya tetap menjadi prioritas. Sebagai sebuah lembaga, gereja tentu ingin berkarya melalui usaha-usaha yang bisa menghidupinya. Ada banyak bidang dalam bisnis yang bisa digarap.
 
== Bisnis ibadat ==
 
Dalam ritual [[misa]], sebenarnya terbuka peluang bisnis yang cukup besar. Dalam ibadat misa mutlak diperlukan [[roti]] tak be[[ragi]] yang disebut [[hosti]]. Hosti asli dalam “[[perjamuan terakhir]]” berupa adonan [[tepung gandum]] yang dibuat dengan lempengan selebar 20-30 cm, dengan ketebalan 2-3 cm yang dipanggang. Sementara anggur yang digunakan adalah [[anggur merah]] ([[wine]]). Hosti dan anggur ini harus diproduksi secara benar oleh pihak yang berkompeten. Untuk gereja [[Katolik]], jenisnya harus seragam.
Baris 10:
Selain masalah hosti dan anggur, tempat misa juga bisa menjadi lahan bisnis. Kalangan Nasrani juga membuat [[Misa Jumatan]]. Misa Jumatan digelar juga di perkantoran, bahkan di hotel berbintang. Untuk menarik minat jemaat dan menghasilkan keuntungan, panitia mengundang para pengusaha kelas atas, artis dan tokoh-tokoh mereka. Dalam misa ini diadakan [[kolekte]] ([[persembahan]]).
 
Hasil uang kolekte misa hotel berbintang ini ternyata mampu menutup semua biaya dan sisanya masih sangat besar. Bahkan dalam perjalanan selanjutnya panitia misa akhirnya memasang tarif. Untuk kalangan [[Protestan]], kegiatan seperti ini bahkan diselenggarakan secara massal di [[Senayan]] [[Jakarta]]. Untuk menarik massa, mereka memberi embel-embel ‘[[penyembuhan]]’.
 
== Bisnis Akomodasi ==
 
Ladang bisnis selanjutnya adalah akomodasi. Gereja biasanya membangun rumah, wisma, panti asuhan dan asrama untuk segmen bisnis ini. Untuk memfasilitasi jemaat yang akan melakukan retret (menyepi), di Kawasan [[Cisarua]], [[Cipanas]], dan [[Lembang]] banyak dibangun rumah retret. Di Jawa Tengah dibangun di daerah [[Bandungan]], [[Yogyakarta]] di kawasan [[Kaliurang]] dan [[Kota Batu]] untuk wilayah [[Jawa Timur]]. Ada juga rumah retret yang menyatu dengan biara atau paroki, seperti Wisma KWI di [[Pondok Labu]], [[Jakarta Selatan]] dan Wisma Canossa di [[Pondok Aren]], [[Bintaro]], [[Tangerang]].
 
== Bisnis rumat retret ==
 
Bisnis rumah retret ini mirip dengan bisnis hotel, dari kelas melati hingga bintang. Ada tarif atau paket tertentu. Akomodasi yang standar bintang, tarifnya lebih dari Rp. 500 ribu/orang per hari. Contohnya rumah retret Bukit Talita di [[Ciloto]], [[Cianjur]], [[Jawa Barat]]. Rumah retret ini juga bisa dipakai untuk rapat, raker, munas dan berbagai pelatihan.
 
== Bisnis kesehatan ==
 
Bisnis di bidang kesehatan juga tak kalah menggiurkan. Salah satunya adalah rumah duka. Untuk kota-kota besar seperti Jakarta, profit bisnis ini sangatlah besar. Mulai dari memandikan dan merawat jenazah, peti mati, karangan bunga, mobil jenazah, rumah duka, hingga pemakaman, semua bisa diurus oleh lembaga bisnis ini. Jika jenazah itu dimakamkan di luar kota, keuntungannya akan lebih besar lagi. Karena akan ada jasa transportasi. Jika jenazah itu dikremasi, pundi keuntungan akan membesar lagi.
 
== Bisnis tempat ziarah ==
 
[[Ziarah]] ke [[Gua Maria]] (devosi) akan menjadi lahan bisnis selanjutnya. Maklum, hasrat umat Katolik untuk berziarah sangatlah besar. Kegiatan devosi kepada Maria ini mencapai puncaknya ketika [[Bernadette Soubirous]], gadis 14 tahun, pada [[1858]] diberi penampakan Santa Maria di gua Masabielle di [[Lourdes]], [[Perancis Selatan]], sebanyak 18 kali. Tahun [[1917]], penampakan Maria diyakini terjadi di [[Lisabon]], [[Portugal]]. Bagi [[Perancis]], devosi mampu mendatangkan devisa yang sangat besar. Kegiatan devosi dilakukan tiap bulan [[Mei]] dan [[Oktober]], dengan pertimbangan utamanya bisnis bukan [[teologis]].
Baris 30:
Sementara di Indonesia, devosi dilakukan di [[Sendangsono]] yang berada di [[pegunungan Menoreh]], [[Dusun Semanggung]], [[Desa Banjaroya]], [[Kecamatan Kalibawang]], [[Kulonprogo]], [[Yogyakarta]]. Selain itu juga di [[Kerep]], [[Ambarawa]] dan [[Puhsarang]], [[Kediri]], [[Jawa Timur]].
 
== Bisnis pertanian ==
 
Bidang pertanian juga menjadi bidang garapan bisnis gereja. Ada dua lembaga Katolik yang terkait dengan bisnis pertanian organik. Serikat Paguyuban Tani dan Nelayan – Hari pangan Sedunia (SPTN-HPS) yang berlokasi di Tegalgendu, Kotagede, Yogyakarta dan Yayasan Bina Sarana Bhakti (YBSB) di Cisarua, Bogor. Kedua lembaga ini berdiri sejak tahun [[1980]]-an. YBSB aktif mempengaruhi petani sayuran di Puncak untuk mengembangkan sayuran organik guna memasok hotel berbintang di [[Jakarta]].
Baris 36:
Keuskupan, Keuskupan agung, Tarekat, juga Paroki banyak mempunyai kebun dan unit peternakan. Tarekat SVD di [[Flores]] mempunyai Kebun kelapa seluas 200 hektar di Pinggir Pantai, di Jalan raya Maumere, Larantuka. Tarekat para rahib O.C.S.O di [[Rawaseneng]], [[Temanggung]], [[Jawa Tengah]] mengelola kebun kopi robusta seluas 1500 hektar, peternakan babi dan sapi perah.
 
== Bisnis pendidikan ==
 
Dalam bidang pendidikan, gereja juga mengelola sekolah dari tingkat [[TK]] hingga [[perguruan tinggi]]. Bahkan tidak sedikit sekolah Kristen dan Katolik yang menjadi favorit dan biayanya sangat mahal. Di jalan Ir. H. Juanda Jakarta, berdiri kompleks sekolah Santa Maria yang mengelola TK, SD, SMP dan SMK Pariwisata. Di tingkat perguruan tinggi, kampus-kampus Katolik memebuat asosiasi yang disebut Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK). Tercatat ada 15 Universitas Katolik yang bernaung dibawahnya.
Baris 42:
Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) di Surakarta adalah lembaga pendidikan dan perusahaan filing cabinet yang dipunyai gereja. Tahun [[2003]], ATMI membuka cabang di [[Cikarang]], [[Bekasi]]. Sementara Pendidikan Industri Kayu Atas (PIKA) di Semarang mengadakan kegiatan pertukangan. [[Ordo Jesuit]] mempunyai Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) di [[Salatiga]]. Tidak jauh dari sana, di Kota [[Ungaran]] ada lahan dengan kegiatan Aksi Agraris Kanisius (AAK).
 
== Bisnis percetakan ==
 
Kalangan gereja juga merambah bisnis media dan penerbitan. Ada tujuh penerbit milik gereja yang bernaung dibawah sekretariat bersama (seksama), yakni [[Kanisius]] di [[Yogyakarta]], Dioma di [[Malang]], Bina Tama di [[Surabaya]], Nusa Indah di [[Ende]], Bina Media di [[Medan]], Obor dan Hidup di [[Jakarta]]. Selain itu ada tiga penerbit lagi di luar itu, Ledalero di Maumere, Cipta Loka Caraka di [[Jakarta]] dan Karmelit di [[Malang]].
 
== Bisnis politik ==
 
Bisnis terakhir adalah bisnis politik dan kekuasaan. Saat ini ada dua partai Kristen yang cukup besar, [[Partai Kasih Demokrasi Indonesia]] (PKDI) dan [[Partai Damai Sejahtera]] (PDS). Melalui dua partai ini dan partai-partai sekuler lainnya, kepentingan Kristen di kancah politik diperjuangkan. Salah satu hasilnya, hampir 30% gubernur di Indonesia dari kalangan Kristen.
 
== Kontroversi ==
 
=== Kasus Korupsi ===
 
Karena gereja mengelola asset yang sangat besar maka [[korupsi]] pun manjadi tidak terelakkan. Menurut F. Rahardi, uang hasil korupsi itu pertama tentu untuk orangtua, saudara, keponakan dan sanak famili. Kedua, bisa saja untuk teman selingkuhnya. Sebab perselingkuhan juga terjadi diantaradi antara anggota tarekat (pastor dan bruder dengan suster) atau pastor dan bruder dengan wanita biasa. Di lingkungan gereja Bethany misalnya, Pdt. Abraham Alex dituduh hanya jualan Firman Tuhan dan menarik dana dari jemaat kaya.
 
Tentang skandal korupsi di gereja ini telah diulas oleh [[George Junus Aditjondro]], melalui bukunya “Gereja dan Penegakan HAM”. Beberapa skandal korupsi diulas dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius,Yogyakarta itu.
Baris 64:
Kasus manipulasi bantuan jema’at yang cukup besar juga terjadi pada Yayasan Peduli Kasih Hurian Kristen Batak Protestan (YPK HKBP) pada tahun 2007 yang lalu. Berdasarkan analisis Junus, YPK HKBP telah menyalahgunakan dana bantuan Tsunami untuk ratusan anggota Jema’at HKBP di Meulaboh, Aceh Barat sebesar satu milyar lebih atau tepatnya Rp 1.058.228.513. Dana itu berasal dari bantuan dermawan-dermawan di luar negeri serta kolekte (persembahan) Jema’at-Jema’at HKBP se-indonesia yang total seluruhnya sebesar Rp 10.792.529.725 yang dihimpun oleh Yayasan Peduli Kasih HKBP sendiri. Fakta ini terkuak dalam laporan hasil audit dana bantuan kemanusiaan untuk bencana alam Tsunami No. 12/BA/VIII/HKBP/2007 yang ditandatangani oleh Ketua Badan Audit HKBP, Djawakin Sihotang, dan ditunjukkan kepada Majlis Pekerja Sinode (MPS) HKBP tertanggal 24 Agustus 2007.
 
Di Perancis, bahkan ada seorang pendeta Katolik yang ditangkap karena melakukan penggelapan uang. Romo Antoine Videau telah menggelapkan uang sebesar Rp. 3.388.000.000 selama lebih dari dua puluh tahun dengan mencuri persembahan yang berada di gereja dan menyewakan gereja serta perlengkapan gereja kepada orang lain. Hasil penggelapan yang dia lakukan itu sudah menghasilkan sebuah mobil Ferrari yang dikendarainya setiap kali bepergian, tinggal dengan seorang wanita simpanan dan terkenal dengan sebutan ‘Playboy Padre’, dan mempunyai 28 akun bank.
 
Saat ini, Videau yang telah berumur 64 tahun tersebut juga sudah membeli berbagai vila. Pendeta itu juga menyelewengkan 850 juta dari keuskupan setelah dia membuat surat wasiat dari seorang pastor senior. Dia juga menghabiskan dana santunan gereja untuk kesenangannya di [[Las Vegas]].
 
== Referensi ==
 
* [http://www.suara-islam.com/news/tabloid/suara-utama/1189-membongkar-rahasia-bisnis-gereja Membongkar Rahasia Bisnis Gereja]
* [http://books.google.co.id/books?id=cjSru99LiP8C&pg=PR3&lpg=PR3&dq=bisnis+gereja&source=bl&ots=qNqGuYwsKG&sig=3YOaYTOz_cawUqH4ypRnTzGfJP4&hl=id&ei=QJ2qTezSD4ukvgPV782ZCg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=8&ved=0CFYQ6AEwBw#v=onepage&q&f=false Menguak Rahasia Bisnis Gereja oleh: F. Rahardi]
 
[[Kategori:Bisnis dan Industri]]