Banjir Jakarta 2007: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 110.136.188.148 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Gombang
Sanko (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 98:
''Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) menyatakan sebanyak 66 orang meninggal akibat bencana banjir yang terjadi di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.''<ref>[http://www.antara.co.id/seenws/?id=52816 Kantor Berita Antara. ''66 Orang Meninggal Akibat Banjir Jakarta Sekitarnya''], Jakarta: 9 Februari 2007, 00:37</ref>
 
Pada tanggal 10 Februari jumlah korban meningkat menjadi 80 orang. Jumlah ini mencakup korban di tiga provinsi dengan perincian DKI Jakarta 48 orang, Jawa Barat 19 orang, dan Banten 13 orang. <ref>{{cite web|url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/11/UTAMA/3307609.htm |title = Pascabanjir: Korban Tewas Mencapai 80 Orang | accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear= 2007}}</ref>
{{sect-stub}}
 
Baris 137:
=== Penanganan sampah ===
{{sect-stub}}
Setelah banjir surut volume sampah yang harus ditangani meningkat. Sampah-sampah yang terbawa sungai pada sampai tanggal 8 Februari berlipat ganda dari 300 m&sup3; menjadi 600 m&sup3; per hari. Sampah-sampah tersebut berupa antara lain berupa puing bangunan, kayu dan perabotan hanyut. <ref>{{cite web|url =http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/09/UTAMA/3303305.htm |title = Sampah Berserakan di Jakarta| accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear = 2007}}</ref>Selain itu banyaknya sampah yang dikirim ke tempat penampungan akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, juga bertambah. Sampai 15 Februari kiriman sampah sisa banjir ini diperkirakan mencapai 1.500 ton per hari<ref> {{cite web|url = http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/16/metro/3327077.htm|title = Sampah di TPA Tambah 1.500 Ton Per Hari | accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear= 2007}}</ref>.
 
== Banjir susulan ==
Baris 150:
== Komentar pihak berwenang ==
 
Gubernur DKI Jakarta [[Sutiyoso]] menanggapi kritikan dengan mengatakan bahwa banjir ini adalah fenomena alam, <ref>{{cite web|url = http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/02/070206_jktfloodtuesday.shtml |title = Hujan Ganggu Penanganan Banjir | accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear= 2007}}</ref>, dan merupakan banjir lima tahunan. Sutiyoso menganggap pemerintah sudah berusaha maksimal menangani banjir.<ref> {{cite web|url = http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=32806 |title = SUTIYOSO: INI FENOMENA ALAM, MENUNGGU SURUT SAJA | accessdate = 16 FebruariFebruary| accessyear= 2007}}</ref> Banjir besar sebelumnya terjadi di tahun 1996 dan 2002 yang berarti interval pertamanya adalah enam tahun.
 
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat [[Aburizal Bakrie]] berkomentar bahwa para korban banjir "masih dapat tertawa" dan peristiwa banjir ini hanya dibesar-besarkan media "seolah-olah dunia mau kiamat"<ref name="bakrie-kiamat">[http://www.liputan6.com/view/3,137049,1,0,1170777891.html "Aburizal Bakrie: Media Membesar-besarkan soal Banjir"], ''[[Liputan 6]]'', 6 Februari 2007</ref> sehingga ia dikritik para korban dan anggota [[DPR]].<ref name="jpost-bakrie">[http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20070208.B07 "Survivors say floods are nothing to laugh about"], ''[[The Jakarta Post]]'', 8 Februari 2007</ref> Padahal kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa banyak korban banjir yang bahkan tidak mampu berkomentar akibat dari tekanan stress serta buruknya kondisi hidup di tempat-tempat pengungsian.