Peluru kendali balistik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{terjemah|Melayu}} |
k rewrite |
||
Baris 1:
[[Image:Peacekeeper missile.jpg|thumb|right|Sebuah [[ICBM]] [[LGM-118A Peacekeeper]] ditembakkan dari ''1st Strategic Aerospace Division (1 STRAD)'' di Vandenberg AFB, CA, Amerika Serikat]]
'''Peluru kendali balistik''' adalah [[peluru kendali]] yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja. Rudal balistik pertama adalah [[V-2|roket V-2]] yang dikembangkan oleh [[Nazi]] [[Jerman]] antara [[1930-an]] dan [[1940-an]] berdasarkan perintah dari [[Walter Dornberger]]. Uji coba V-2 yang pertama sukses adalah pada [[3 Oktober]] [[1942]] dan mulai dioperasikan pada [[6 September]] [[1944]] melawan [[Paris]] diikuti dengan serangan terhadap [[London]] 2 hari kemudian. Sampai berakhirnya perang pada Mei 1945, lebih dari 3000 V-2 telah ditembakkan.
Trayektori rudal balistik terdiri dari 3 tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas yang menghabiskan sebagian besar waktu terbang rudal dan tahap memasuki kembali atmosfir bumi. Rudal balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau [[kendaraan peluncur]] ([[TEL]], [[kapal]], [[pesawat]] dan [[kapal selam]]). Tahap peluncuran dapat berkisar dari sekian puluh detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai tiga tingkat roket. Ketika berada di sub-orbit dan tidak ada lagi dorongan, rudal memasuki tahap terbang bebas. Untuk mencapai jangkauan yang jauh, rudal balistik umumnya diluncurkan sampai ke sub-orbit. [[Peluru kendali balistik antar benua]] dapat mencapai ketinggian sekitar 1.200 km.
== Jenis rudal ==
Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
*[[Peluru kendali balistik jarak pendek]] (''short-range ballistic missile'' atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: [[V-2]], [[Scud]] dan [[SS-21 Scarab]].
*[[Peluru kendali balistik jarak menengah]] (''medium-range ballistic missile'' atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km.
*[[IRBM|''Intermediate-range ballistic missile'']] atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
*[[Peluru kendali balistik sub-benua]] (''sub-continental ballistic missile'' atau SCBM).
*[[Peluru kendali balistik antar benua]] (''intercontinental ballistic missile'' atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
**[[Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas]] (''limited range intercontinental ballistic missile'' atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
*** LRICBM juga dikenal sebagai [[Peluru kendali balistik jarak kauh]] (LRBM).
**[[FRICBM|''Full range intercontinental ballistic missile'']] atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
*[[Peluru kendali balistik berbasis kapal selam]] (''submarine-launched ballistic missile'' atau SLBM).
<!--
Medium to short range missiles are often called tactical or theatre ballistic missiles (TBM). Long and medium range ballistic missiles are generally designed to deliver [[nuclear weapon|nuclear warheads]] because their payload is too limited for conventional explosives to be efficient (though the US may be evaluating the idea of a conventionally-armed ICBM for near-instant global air strike capability despite the high costs<ref>{{cite journal| url=http://www.afa.org/magazine/oct2003/1003missile.asp| month=October| year=2003| volume=86| issue=10| title=The Future Missile Force| first=Adam J.| last=Hebert| accessdate=2006-05-26}}</ref>).
Using a missile with a considerably longer range than the distance from launch site to target can make sense: it can reach a higher altitude and come down with a higher speed, making defense more difficult. For example, a missile with a range of 3000 km fired at a target that is only 500 km away could arrive at its target after having reached an altitude of about 1200 km —roughly the height reached by ICBMs. Like them, it would arrive at a speed of typically more than 6 km/s (Mach 17).
The flight phases are like [[Full range intercontinental ballistic missile#Flight phases|those for ICBMs]], except that for a range less than ca. 350 km there is no exoatmospheric phase.
[[Image:Agni-II_missile_(Republic_Day_Parade_2004).jpeg|thumb|250px|right|[[India]]'s Agni-II missile<small>(Photo: Antônio Milena/ABr)</small>]]
[[Image:Shaheen II.jpg|thumb|250px|right|[[Pakistan]]'s [[Shaheen missile(Pakistan)|Shaheen-II(Pakistan)]] missile]]
[[Image:Ghauri-III.jpg|thumb|250px|right|[[Pakistan]]'s [[Ghauri-III]] missile]]
-->
==Lihat pula==
* [[Daftar peluru kendali balistik]].
[[Kategori:Peluru kendali balistik| ]]
|