Tamjidullah II dari Banjar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox_Monarch
|name=Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah
|title=sulthan Tamdjid-Ollah alwaszikh-billah<ref name="Tijdschrift 23">{{nl icon}} {{cite journal|title=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=23|pages=70|publisher=Ter Lands-drukkerij|year=1861|author=Nederlandsch Indië|url=http://books.google.co.id/books?id=ZxkmAQAAIAAJ&dq=sulthan%20Tamdjid%20Ollah%20alwaSZikh-billah&pg=PA85#v=onepage&q=sulthan%20Tamdjid%20Ollah%20alwaSZikh-billah&f=false}}</ref>Sultan Tamjidullah II<ref>{{en}} [http://www.worldstatesmen.org/Indonesia_princely_states2.html#Banjarmasin Daftar Sultan Banjar dalam Indonesian Traditional States II] </ref><br />Pangeran Sultan Muda Tamjidillah<ref>{{id}} Mohamad Idwar Saleh, Banjarmasih: sejarah singkat mengenai bangkit dan berkembangnya kota Banjarmasin serta wilayah sekitarnya sampai dengan tahun 1950 (Jilid 4 dari Seri penerbitan Museum Negeri Lambung Mangkurat), Penerbit Museum Negeri Lambung Mangkurat Propinsi Kalimantan Selatan, Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982</ref><ref>{{id}} Urang Banjar dan kebudayaannya, Penerbit Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan, 2007 ISBN 979-98892-1-9, 9789799889218</ref>Sultan Moeda Tamdjid-Illah<ref>{{nl}} J. M. C. E. Le Rutte, Episode uit den Banjermasingschen oorlog, A.W. Sythoff, 1863</ref><br />Pangeran Tamjid
|image=
|caption=
Baris 26:
Hindia Belanda sebelumnya sudah mengangkat Pangeran Tamjid sebagai Sultan Muda sejak [[8 Agustus]] [[1852]] merangkap jabatan mangkubumi dan kemudian menetapkannya sebagai sultan Banjar menggantikan kakeknya Sultan Adam. Sebagai mangkubumi (rijksbestuurder) dan Putra Mahkota, Pangeran Sultan Muda Tamjidullah II memperoleh gaji f 12.000 dan hasil ''peramasan'' (tambang emas) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun.
Pada [[3 November]] [[1857]] Tamjidullah II (umur 38 tahun) diangkat Belanda menjadi Sultan Banjar, padahal ia anak selir (Nyai) keturunan [[Tionghoa]] meskipun ia sebagai anak tertua dan kemudian Belanda mengangkat Hidayatullah II sebagai mangkubumi.
Sehari setelah pelantikannya Sultan Tamjidillah II menandatangani surat pengasingan kandidat sultan lainnya pamannya sendiri Pangeran Prabu Anom bin Sultan Adam yang diasingkan ke Bandung pada [[23 Februari]] [[1858]].
|