Emmanuel Levinas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
55hans (bicara | kontrib)
Baris 10:
Levinas pernah menjadi anggota tentara Perancis pada masa [[Perang Dunia II]] dan sempat ditangkap oleh [[NAZI]].<ref name="Bertens"/> Karena ia seorang keturunan Yahudi, ia dimasukkan ke dalam [[kamp konsentrasi]].<ref name="Bertens"/> Pengalaman selama ia dipenjara dan melihat pembantaian orang-orang Yahudi memengaruhi filsafat Levinas di kemudian hari.<ref name="Bertens"/> Setelah [[Perang Dunia II]] usai, Levinas bekerja sebagai dosen filsafat di beberapa universitas di Perancis dan menulis berbagai buku.<ref name="Bertens"/> Ia meninggal dunia pada tanggal 25 [[Desember]] [[1995]].<ref name="Bertens"/><ref name="Audi"/>
 
==Pemikiran (Fenomenologi Levinas)==
===Hubungan Asimetris Antar-Manusia===
Pemikiran Levinas yang amat terkenal adalah tentang hubungan antar-manusia, yang terdapat dalam karya yang berjudul ''Totalitas dan Tak Berhingga'': Esai tentang Eksterioritas".<ref name="Bertens"/>Yang dimaksud sebagai totalitas oleh Levinas adalah bagaimana tradisi filsafat Barat sejak [[Descartes]] menempatkan pribadi manusia sebagai individu yang total.<ref name="Bertens"/> Jadi, manusia sebagai individu berperan sebagai subyek yang terpisah dari segala obyek lain di luar dirinya, baik itu manusia lain, makhluk lain, atau benda-benda lain.<ref name="Bertens"/> Kemudian Levinas berkata bahwa totalitas itu dihancurkan oleh "yang tak berhingga".<ref name="Bertens"/> "Yang tak berhingga" itu adalah realitas di luar diri manusia yang tidak dapat dikuasai oleh totalitas individu.<ref name="Bertens"/>
 
Menurut Levinas, "yang tak berhingga" itu adalah sesama manusia yang tadinya berperan sebagai orang asing bagi individu.<ref name="Bertens"/> Di sinilah, totalitas individu menjadi hancur karena setiap individu harus berhubungan dengan sesamanya manusia.<ref name="Bertens"/> Karena itu, manusia memiliki kewajiban etis terhadap sesama manusia lain, dan kewajiban itu bersifat asimetris.<ref name="Bertens"/> Asimetris yang dimaksud adalah bahwa apa yang saya berikan kepada orang lain tidak boleh saya minta balasannya.<ref name="Bertens"/> Dengan demikian, Levinas menginginkan hubungan antar-manusia yang saling memberi diri tanpa mengharapkan balasan.<ref name="Bertens"/>
 
===Tentang Transendensi===
Transendensi dilihat oleh Levinas sebagai kebutuhan untuk melarikan diri. <ref name="Levinas">{{id}} Emmanuel Levinas., ''Totality and infinity: an essay on exteriority'', Netherlands: Kluwer Academy Publisher, 1991</ref> Begitu Levinas berpijakmelihat padaada dua hal yang terus menjadi perbincangan [[metafisik]] sepanjang sejarah [[manusia]], terutama abad [[Abad Pertengahan|pertengahan]] dan [[Abad Pencerahan|pencerahan]].<ref name="Poller">{{en}} Nindra Poller., ''Humanism of the other'', USA, Bloomington: Indiana University Press, 1996</ref> Warisan pemikiran dari [[Immanuel Kant]] dan [[fenomenologi]] [[Martin Heidegger]] telah menyemangatinya untuk melacak dunia yang nyata dan yang tersembunyi, dengan kata lain yang realriil dan "tak berhingga".<ref name="Poller"/> Ketika manusia melacak yang tersembunyi dan tak berhingga itu, maka dia memasuki ranah transendensi.<ref name="Poller"/>
 
===Tentang Fenomenologi===
[[Fenomenologi]] yang dimaksud adalah yang tampak dalam perjumpaan antara [[manusia]] yang nyata sekaligus membawa nilai-nilai yang tak kasat mata.<ref name="Suseno">{{id}}Franz Magnis Suseno., ''Menalar Tuhan'', Yogyakarta: Kanisisus, 2006</ref> Pertemuan dengan manusia lain itu adalah [[pengalaman]] dasariah yang mampu menyadarkan kita secara langsung bahwa kita manusia memiliki tanggung jawab dan totalitas atas keselamatan orang lain itu.<ref name="Suseno"/> Langsung dalam arti bahwa tanggung jawab itu membebani kita mendahului komunikasi eklplisit dengan orang lain itu.<ref name="Suseno"/> Pengalaman dasar itu bersifat [[etika|etis]].<ref name="Suseno"/> Dalam pengalaman dasar itu, - pengalaman tanggung jawab mutlak saya terhadap orang lain - Sinar Kesucian dari "Yang Ilahi" ikut terlihat.<ref name="Suseno"/> Dari sinilah Emmanuel Levinas, dalam [[analisa]] [[eksistensialisme|eksitensial]]-[[fenomenologi]]s merupakan titik tolak dasariah yang mana pengalaman [[moral]] merupakan titik tolak segala kesadaran manusia.<ref name="Suseno"/> Sikap dan dimensi yang kelihatan itu sekaligus merupakan kesadaran akan [[Tuhan]] yang mengikutinya.<ref name="Suseno"/>
 
==Tulisan-tulisan Terpilih oleh Levinas==