René Girard: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 31:
}}
'''René Girard''' adalah salah seorang pemikir besar dari [[Perancis]] pada abad ke-20.<ref name="Sindhunata">{{id}} Sindhunata. 2007. ''Kambing Hitam: Teori René Girard''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 7-11
==Riwayat Hidup==
René Girard lahir di [[Avignon]] pada tanggal [[25]] [[Desember]] [[1923]].<ref name="Sindhunata"></ref> Ia lahir dalam keluarga [[Katolik]], namun tidak terlalu acuh terhadap kehidupan keagamaan.<ref name="Sindhunata"></ref> Di masa mudanya, Girard lebih tertarik pada [[politik]].<ref name="Sindhunata"></ref> Pada tahun 1947, ia meninggalkan [[Prancis]] dan pergi ke [[Amerika Serikat]].<ref name="Sindhunata"></ref> Di
Girard mulai tertarik untuk beragama pada tahun [[1959]] setelah menulis buku pertamanya yang terkait dengan pemikiran lima novelis besar dunia: [[Cervantes]], [[Gustave Flaubert| Flaubert]], [[Stendhal]], [[Marcel Proust| Proust]],dan [[Fyodor Dostoyevsky| Dostojevsky]].<ref name="Sindhunata"></ref> Bersamaan dengan masuknya Girard ke dalam kehidupan agama [[Katolik]], lahirlah teori kambing hitam yang kemudian menjadi ciri khas pemikirannya.<ref name="Sindhunata"></ref> Teori tersebut mulai dikenal pada tahun [[1980]]-an
Pada tahun 1981 ia menjadi Professor dalam bidang bahasa [[Prancis]], [[Literatur]], dan peradaban di Universitas Stanford.<ref name= uibk></ref> Selama periode ini ia menghasilkan tulisan-tulisan antara lain: Le Bouc émissaire (1982), La route antique des hommes pervers (1985), A Theatre of Envy: William Shakespeare (1991) dan Quand ces choses commenceront ... (1994).<ref name= uibk></ref> Pada tahun 1990, sekelompok ilmuwan mendirikan ''Colloquium on Violence and Religion'' (COV&R) dengan tujuan untuk "menggali, mengkritisi, dan mengembangkan" model [[mimesis]] dari hubungan antara [[kekerasan]] dan [[agama]] dalam [[Kejadian]] dan yang kemudian dilestarikan oleh kebudayaan.<ref name=uibk>[http://www.uibk.ac.at/theol/cover/bulletin/xtexte/bulletin01-1.html#_1_1 'The rationale for and goals of "The Bulletin of the Colloquium on Violence & Religion"'] ''COV&R-Bulletin'' No. 1 (September 1991)</ref><ref>[http://www.uibk.ac.at/theol/cover/bulletin/xtexte/bulletin06-4.html "Constitution and By-Laws of the Colloquium on Violence and Religion"] ''COV&R-Bulletin'' No. 6 (March 1994)</ref>
==Pemikiran==
René Girard dianggap sebagai satu-satunya pemikir pada saat ini yang hidup dengan sebuah visi, yaitu membuat sebuah teori yang dapat menjelaskan segala sesuatu.<ref name="Adiprasetya">{{id}} Joas Adiprasetya. 2010. ''Berdamai dengan salib: Membedah Ioanes Rakhmat dan Menyapa Umat''. Jakarta: Grafika Kreasindo. 54 </ref> Pengaruh [[Marcel Proust]] terlihat dalam pemikiran Girard ketika ia mengatakan bahwa di dalam teks terdapat "hukum psikologis"
===Hasrat Mimesis atau Peniruan===
Pada buku pertamanya yang berjudul ''Deceit, Desire and The Novel'' (1961), ia menyatakan bahwa kita meniru apa yang kita inginkan dari orang lain.<ref name="Marr">{{en}} Andrew Marr. ''Violence and The Kingdom of God''. Anglican Theological review, 590-595 </ref> Proses peniruan ini disebut [[mimesis]].<ref name="Marr"></ref>
Mediator dapat dibagi menjadi dua, yaitu mediator internal dan mediator eksternal.<ref name="Gunton"></ref> Mediator internal biasanya berada dalam posisi yang sama sebagai subyek oleh karena itu akan menjadi saingan.<ref name="Gunton"></ref> Contohnya terdapat dalam legenda-legenda yang memuat unsur persaingan.<ref name="Marr"></ref><ref name="Gunton"></ref> [[Obyek]] persaingan dalam [[legenda| legenda-legenda]] biasanya adalah ketenaran dan jabatan.<ref name="Gunton"></ref> Misalnya cerita kakak beradik, [[Romulus and Remus| Romulus dan Remus]]dalam legenda Romawi.<ref name="Gunton"></ref> Mereka bersaing untuk mendapatkan hal yang sama, yaitu wilayah.<ref name="Gunton"></ref> Mereka berusaha untuk mendapatkannya dengan segala cara, bahkan melalui jalan kekerasan.<ref name="Gunton"></ref> Kisah Kain dan Habel juga memiliki kesamaan, bedanya roh Habel dalam kisah ini diberi kesempatan untuk “bersuara” lewat tangisannya.<ref name="Gunton"></ref> Dengan kata lain [[korban]] diberikan hak untuk bersuara.<ref name="Gunton"></ref> Kedua kisah ini menggambarkan bagaimana manusia sebagai subjek menjadikan manusia lainnya sebagai mediator atas apa yang diinginkan.<ref name="Marr"></ref> Sedangkan mediator eksternal adalah tokoh-tokoh [[fiktif]] yang tidak dapat dijangkau oleh subyek.<ref name="Marr"></ref> Misalnya seorang anak yang ingin seperti pahlawan dalam kisah tertentu.<ref name="Marr"></ref>
|