Virginia Fabella: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Virginia Fabella adalah seorang tokoh yang memiliki pemikiran tentang [[Kristologi]] dari sudut pandang perempuan [[Asia]].<ref name="Fabella">{{id}}Fabella,Virginia. 1996.'' Kristilogi dari sudut pandang seorang perempuan Asia’’. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 333-350.</ref> Fabella memandang bahwa sudah terlalu lama apa yang perempuan [[Asia]] percayai tentang [[Yesus Kristus]] dan apa artinya [[Yesus]] bagi perempuan [[Asia]]telah dipaksakan oleh para penjajah, dunia Barat, suatu gereja partiakhal, dan para pakar serta penasihat-penasihat rohani pria. <ref name="Fabella"></ref> Dalam mengembangkan teologinya, Fabella berangkat dari pertanyaan yang [[Yesus]] ucapkan”kata orang, siapakah Aku ini?”.<ref name="Fabella"></ref> Fabella berusaha menjawab pertanyaan tersebut dari sudut pandang dan pengalaman perempuan [[Asia]] yang selama ini dikuasai, kemanusiaan dan keperempuanannya ditiadakan, dipandang sebagai insan-insan yang berkedudukan rendah yang senantiasa harus menempatkan diri perempuan sendiri di bawah keunggulan laki-laki.<ref name="Fabella"></ref> Fabella berpendapat bahwa melalui hidup, kata-kata Yesus dari Nazaret telah memperlihatkan kepadanya mengenai makna kemanusiaan dan keilahian.<ref name="Fabella"></ref>
Dalam merumuskan [[Kristologi]] perempuan [[Asia]], Fabella memusatkan perhatiannya pada [[Yesus]] sejarah.<ref name="Fabella"></ref> Fabella juga melihat bahwa inti amanah [[Yesus]] terpusat pada Kerajaan [[Allah]] dan agar dapat memasuki Kerajaan [[Allah]] berarti mengubah cara-cara orang bertingkah laku dan bergaul.<ref name="Fabella"></ref> Hal ini tampak sikap [[Yesus]] terhadap peremuan-perempuan dan bagaimana [[Yesus]] memperlakukan perempuan secara tidak lazim menurut pemahaman orang Yahudi pada saat itu.<ref name="Fabella"></ref> [[Yesus]] memandang perempuan dengan penghormatan yang dalam. <ref name="Fabella"></ref> [[Yesus]] tidak pernah mengabaikan perempuan ketika perempuan mendekati-Nya meminta kesembuhan. <ref name="Fabella"></ref>\ [[Yesus]] melihat perempuan adalah manusia-manusia yang berkeutuhannya patut dipulihkan kembali.<ref name="Fabella"></ref>
Baris 6:
menambahkan, dialog antar umat beragama yang tidak membicarakan penindasan kaum perempuan dan karena hanya melanggengkan kedudukan perempuan yang lebih rendah itu di dalam agama dan masyarakat bertentangan dengan [[Firman]] [[Yesus]] yang mendatangkan keselamatan.<ref name="Fabella"></ref>
Fabella juga memberikan saran bahwa gereja perlu meninjau ulang dogma yang telah diwarisi dari [[konsili Nicea]] (tahun 325) bahwa [[Yesus Kristus]] sepenuhnya [[Allah]], sehakikat dengan [[Allah]], Sang Bapa dan [[Konsili Chalcedon]] (tahun 425) mengenai rumusan dengan keilahian dan kemanusiaan yang sama-sama sempurna, sang [[Kristus]] yang satu dan sama, [[Tuhan]], Anak [[Allah]] yang tunggal, di dalam dua tabiat.<ref name="Sugirtharajah">{{id}}Sugirtharajah, R.S. 2007. '' Wajah Yesus Di ASia ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 343.</ref> Kedua rumusan konsili ini dibuat pada zamannya dan tentu tidak melihat konteks masa yang akan datang ketika umat [[Kristen]] (khususnya di [[Asia]]) berjumpa dengan agama lain dan dibutuhkan rumusan yang dapat menjembatani perbedaan yang ada.<ref name="Sugirtharajah"></ref> Gereja-gereja cenderung menutup diri terhadap sudut pandang (ideologi) [[feminis]].<ref name="Sugirtharajah"></ref> Oleh karena itu, gereja perlu terbuka terhadap cara membaca [[Alkitab]] dengan mata baru dengan pendekatan-pendekatan ideologi [[feminis]].<ref name="Sugirtharajah"></ref>
{{inuse|07 Mei 2011}}
Baris 13:
{{reflist}}
{{Kristen-bio-stub}}
[[Kategori:Kristen]]
[[Kategori:Teologi Kristen]]
|