Latrosinium sering disebut sebagai [[Konsili]] Penyamun.<ref name="Wellem"> F.D.Wellem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. 257. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 97257.</ref> [[Paus Leo I]] (440-461) menyebut [[Konsili Efesus]] sebagai Konsili Penyamun karena [[Konsili]] itu dilakukan dengan menggunakan kekerasan dan tidak menggunakan prosedur yang jelas, sehingga hak [[Paus]] untuk mengadili dirampas.<ref name="Collins, Farrugia"> Gerald 'O Collins, Edward G. Farrugia. 1996. Kamus Teologi. Yogyakarta:Kanisius. Hlm 155.</ref> Nama ini diberikan kepada Konsili yang diadakan di [[Efesus]] pada tahun 449.<ref name="Wellem"></ref> Kaisar Theodosius II adalah orang yang memerintahkan diadakannya [[Konsili]] ini.<ref name="Wellem"></ref> Konsili ini bertujuan untuk menyelesikan pertikaian yang terjadi akibat adanya pengutukan atas [[Eutykhes]] dalam Sinode Konstatinopel November 448.<ref name="Wellem"></ref> Konsili ini dipimpin oleh [[Dioskorus]], uskup Alexandria, ia adalah salah satu orang yang membela ajaran [[Eutykhes]].<ref name="Wellem"></ref> Uskup yang menghadiri [[Konsili]] ini berjumlah 130 orang, mereka semua berada dalam tekanan karena tidak mempunyai kebebasan untuk bersuara.<ref name="Wellem"></ref> Ia berjuang keras demi [[Eutykhes]] dengan cara membawa sejumlah biarawan bersenjata untuk mengintimidasi konsili agar kedudukan [[Eutykhes]] dipulihkan kembali.<ref name="Wellem"></ref> Perkara [[Eutykhes]] sempat dimenangkan, tetapi Santo Leo Agung segera mengadakan [[Konsili]] di [[Roma]] di tahun yang sama untuk mencegahnya.<ref name="Syukur"> Nico Syukur. 2004. Teologi Sistematika 1. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 247.</ref> Konsili ini kemudian dianggap tidak sah oleh [[gereja]].<ref name="Wellem"></ref>