Biopestisida: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MRFazry (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
{{wikify|date=2011}}
Penggunaan pestisida kimia atau bahan kimia lain banyak dikurangi dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal ini berkaitan dengan dampak negatif yang ditimbulkan akibat pengguanannya. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat berakibat fatal terhadap manusia dan juga lingkungannya. Oleh karenanya, diperlukan cara baru menangani hama yang lebih ekologis, murah, serta dapat diterima oleh para petani. Tetapi masih banyak negara-negara seperti India yang masih menggunakan pestisida kimia dalam lahan pertaniannya dan hanya 2%-nya saja menggunakan biopestisida. Padahal banyak konsumen yang mulai mencari dan menggunakan produk-produk organik dan untuk mencukupi tuntutan konsumen seperti itu pembuatan sendiri dari biopestisida tak terelakkan lagi.
Dengan tuntutan yang ada sekarang, banyak peneliti yang beranggapan bahwa penggunaan dari biopestisida akan mencapai 15% dari semua insektisida yang ada di pasaran dan tahun 2008 ini penggunaan dari pupuk pestisida telah mencapai 4,5%. Biopestisida yang ada didunia sudah mencapai 700 produk dengan berbagai macam mikroba.<ref>{{cite Diweb India|title= terdapatDavid 16BV, komersial2008, dariBiotechnological Bacillusapproached thuringiensis,in 38IPM formulaand fungitheir yangimpact didasarkanon pada Trichodermaenvironment, Metarhizium,J BeauveriaBiopest, Verticillum dan sekitar 45 baculovirus yang didasarkan formulasi dari Helicoverpa dan Spodoptera1:1-5|url=http://www.jbiopest.com/users/LW8/efiles/Journal_of_Biopeticides.pdf}}</ref>
 
Bioteknologi banyak dilakukan dalam pembuatan pestisida pengganti pestisida kimia, diantaranya pestisida dari tanaman, pestisida dari mikroba, biokontrol, penggunaan feromon dan atraktan dalam pengontrolan hama, tanaman yang telah terproteksi (PIPs)/GM crops.