Harijadi Sumodidjojo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 34:
Selain melukis, Harijadi memiliki kegemaran pada bidang otomotif dan balapan dan hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaanya di Persatuan Sport Sepeda Motor Jogjakarta (PSSJ).<ref name="Ref20" /> Di tahun 1956, dia menjadi juara II Permi TT (Time Trial) Races klas 350 cc di Surabaya dengan mengendarai BSA tipe Gold Star.<ref name="Ref20" /> Kendaraan tersebut dibeli dari Mayor Jenderal Bambang Sugeng, mantan Kepala Staf Angkatan Darat kala itu, seharga Rp 40.000 dengan uang hasil penjualan empat lukisannya.<ref name="Ref20" /> Hingga tahun 1970-an, dia masih aktif di Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan bertugas sebagai pemeriksa keaslian mesin kendaraan calon peserta setiap kali diadakan balap motor di sirkuit Ancol.<ref name="Ref20" />
Semasa hidupnya, dia menikah sebanyak tiga kali dan memiliki enam orang anak yang bernama Bambang, Niken, Ireng, Rini, Santu, dan Sani.<ref name="Ref9" /><ref name="Ref7" /><ref name="Ref13">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/168 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Sumilah, istri dan partner kerja yang setia.</ref> Istrinya yang pertama bernama Sri Redjeki, tetangganya yang disukai sejak dulu. Kondisi ekonomi keluarga yang tida mapan membuat Sri meninggalkan Harijadi pada tahun 1948.<ref name="Ref13" /> Pada 1 Januari 1950, Harijadi menikah dengan Sumilah, pegawai Kementerian Pertahanan yang juga menjadi pengajar tari Serimpi kepada putri-putri ningrat Pura Mangkunegaran Solo.<ref name="Ref13" /> Untuk mencari penghasilan tambahan bagi keluarga, Sumilah membantu dengan berbagai cara, mulai dari berdagang sembako, menjual perhiasan, sampai menggadaikan batik tulis dan sepeda miliknya.<ref name="Ref13" /> Setelah Sumilah meninggal, Harijadi kembali menikah dengan Siti Habibah binti Natadilaga atas saran dari Sumilah yang merasa suaminya selalu memerlukan pendamping.<ref name="Ref13" />
==Karya-karya==
Satu-satunya pameran lukisan tunggal Harijadi berlangsung pada 25 April-5 Mei 1956 di Balai Budaya Jalan Gereja Theresia 47 Jakarta.<ref name="Ref17" /> Dari 54 karya yang dipamerkan, terdapat sebuah lukisan berjudul Balapan yang Terakhir, di mana berisi kegemaran Harijadi terhadap otomotif dan balapan.<ref name="Ref20">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/171 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Pelukis yang gila otomotif dan balapan.</ref> Kehidupan personal Harijadi selalu dimasukkan dalam setiap karyanya, salah satunya dalam lukisan ''Beginilah Hidupku'' yang menggambarkan Harijadi dan Sumilah saat mengalami pertengkaran.<ref name="Ref17">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/174 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Katalog pameran tunggal Harijadi, pameran pertama dan terakhirnya..</ref> Sifat kritis dan idealisme Harijadi tampak dalam berbagai karyanya.<ref name="Ref10" /> Salah satunya adalah lukisan menggunakan wenter dan berjudul ''Makanan Kami'' (1948), menggambarkan dua ikan asin dan bawang merah dengan tulisan ''Makanan kami pelukis yang katanya klas bangsat yang katanya tidak punya visi''.<ref name="Ref10">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/166 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Seniman yang kritis dan keras kepala sedang beraksi.</ref>
Pada Januari 1955, Soekarno ingin memiliki lukisan Harijadi berjudul Pengungsi-pengungsi dari Daerah Merapi, yang menampilkan karakter Harijadi yang keras namun penyayang.<ref name="Ref21">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/173 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Hubungan yang dekat dengan Bung Karno, pemimpin negara yang juga pencinta seni.</ref> Namun, dia tidak mau menyerahkan lukisan tersebut karena itu sudah dipersiapkan untuk anaknya, Rini, yang saat itu menderita kelainan jantung.<ref name="Ref21" />
Selain melukis, Harijadi juga mempelajari ilmu ''memboetseer'' (membuat patung dari tanah liat dengan model), memahat, seni interior dan etalase, serta arsitektur mebel.<ref name="Ref14">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/165 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook:Kartu anggota Harijadi di komunitas SIM (Seniman Indonesia Muda).</ref> Salah satu hasil pahatan Harijadi adalah relief di Bandara Kemayoran yang dibuat tahun 1957 atas keinginan Soekarno untuk menyambut tamu negara.<ref name="Ref16">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/172 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Relief Harijadi di Bandara Kemayoran yang kini sudah punah.</ref> Relief tersebut terdiri dari tiga bidang dan selesai dibuat dalam 10 bulan walaupun Harijadi sempat beristirahat selama 3 bulan akibat patah tangan dalam suatu balapan.<ref name="Ref16" /> Bidang pertama relief dirancang oleh Sudjojono dan bertemakan Manusia Indonesia, bidang kedua dikerjakan oleh Harijadi dengan tema Flora dan Fauna, sedangkan bidang ketiga berisi Legenda Sangkuriang yang dibuat oleh Surono.<ref name="Ref16" />
|