Bilis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ben haryoyuda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ben haryoyuda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
}}
 
Bilih ''(Mystacoleuseus Padangensis)'' adalah nama ikan yang hidup endemik di danau Singkarak Sumatera Barat. Berukuran dari 4 hingga 6 centimeter dan memiliki bentuk badan yang pipih dan lonjong. Tidak begitu jelas mengapa dinamakan bilih, karena menurut bahasa Minangkabau sendiri bilih sendiri berarti iblis atau setan.
 
Saat ini, ikan bilih sudah mulai menyusut jumlahnya akibat endemiknya spesies ini dan kurangnya perhatian dari para penduduk di sekitar danau dan pemerintah. Secara khusus, Usaha penangkapan ikan yang intensif dan kurang ramah lingkungan serta perubahan pola pengaturan tata air di danau Singkarak diduga sebagai penyebab rnenurunnya populasi ikan bilih. Dan bila hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan dalam waktu sepuluh tahun lagi bilih akan punah.
Ikan bilih ini tidak dapat hidup selain di danau Singkarak yang merupakan habitatnya, kalaupun keberadaannya ditemukan di sungai-sungai kecil sekitarnya itu merupakan terusan dari danau. Bahkan pernah suatu kali ilmuwan Amerika berkunjung dan membawa bibit bilih ini ke negaranya untuk dikembangkan, namun hasilnya nihil, meski menggunakan teknologi dan peralatan canggih jenis apapun ikan bilih tetap tak bisa hidup. Hal ini dikarenakan oleh adaptasi ikan yang luar biasa terhadap susunan kimia air Danau Singkarak yang unik.
 
==Pemanfaatan==
Umumnya ikan bilih diolah dengan cara dikeringkan dan diasinkan sehingga awet untuk waktu yang lama. Ikan ini sempat menjadi komoditas ekspor hingga dijual ke negri jiran Malaysia dan Singapura. Sayangnya penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan inilah yang sempat membawa ikan bilih menuju kepunahan.
 
==Pelestarian==
Di habitat aslinya, selain upaya penebaran ikan bilih yang dihasilkan dari pembenihan, penyediaan suaka buatan dianggap rnenjadi altematif lebih baik untuk rnenyelamatkan populasinya
dari kepunahan. Oleh karena itu, pada tahun 2003 model &aka buatan untuk ikan bilih telah dibangun di Sungai Sumpur, salah satu sungai yang bermuara ke Danau Singkarak(Purnomo dan Kartamihardja,
2006). Suaka tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk memproduksi benih ikan bilih secara alami. Hasil evaluasi rnenunjukkan bahwa suaka buatan dapat berfungsi baik. sehingga suaka sejenis perlu dibangun di beberapa iokasi penangkapan seperti di sungai Paninggahan dan Muara Pingai sebagai sentra penangkapan ikan bilih dengan sistem alahan.
 
SejakAwalnya, Ikan bilih dianggap hanya bisa hidup di Danau Singkarak, namun sejak tahun 2003, ikan bilih mulai dicoba untuk diperkenalkan untuk dibudidayakan di danau di luar danau singkaraktersebut. Melalui penelitian IPB dihasilkan bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke habitat danau lain. Hingga saat ini danau lain sebagai tempat budidaya baru ikan bilah adalah danau Toba di Sumatera Utara.
 
Saat ini, ikan bilih sudah mulai menyusut jumlahnya akibat endemiknya spesies ini dan kurangnya perhatian dari para penduduk di sekitar danau dan pemerintah. Dan bila hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan dalam waktu sepuluh tahun lagi bilih akan punah.
 
Sejak tahun 2003, ikan bilih mulai dicoba untuk diperkenalkan untuk dibudidayakan di danau di luar danau singkarak. Melalui penelitian IPB dihasilkan bahwa ikan bilih dengan penanganan tertentu dapat diperkenalkan ke habitat danau lain. Hingga saat ini danau lain sebagai tempat budidaya baru ikan bilah adalah danau Toba di Sumatera Utara.
 
[[Kategori:Hewan]]