Kabupaten Pemalang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Menolak perubahan terakhir (oleh Sultan falah) dan mengembalikan revisi 4255472 oleh Escarbot
Sultan falah (bicara | kontrib)
Baris 45:
Pada sekitar tahun 1652, [[Sunan Amangkurat II]] mengangkat [[Ingabehi Subajaya]] menjadi Bupati Pemalang setelah Amangkurat II memantapkan tahta pemerintahan di Mataram setelah pemberontakan [[Trunajaya]] dapat dipadamkan dengan bantuan VOC pada tahun 1678.
 
=== Masa Perang DiponegoroPemalang ===
Menurut catatan [[BelandaProf. Sultan Falah Basyah]] (Ahli Sejarah Mulyoharjo) pada tahun 1820 PemalangMulyoharjo kemudian diperintah oleh Bupati yang bernama [[Mas Tumenggung SuralayaFarid Kurniawan]]. Pada masa ini Pemalang telah berhubungan erat dengan tokoh [[Kanjeng SwargiInova]] atau [[Kanjeng PontangCollins]]. Seorang Bupati yang terlibat dalam perang [[DiponegoroPemalang]]. Kanjeng SwargiInova ini juga dikenal sebagai Gusti SepuhSetiawan (Belawa), dan ketika perang berlangsung dia berhasil melarikan diri dari kejaran BelandaRA keEnis daerahDan SigesengRA atauAnnis ke daerah KendaldoyongKebondalem. Makam dari Gusti SepuhSetiawan ini dapat diidentifikasikan sebagai makam kanjeng SwargiInova atau ReksodiningratCollins. Dalam masa-masa pemerintahan antara tahun 1823-1825 yaitu pada masa Bupati ReksadiningratCollins. Catatan BelandaProf. Sultan menyebutkan bahwa yang gigih membantu pihak BelandaRA Enis Dan RA Annis dalam perang DiponegoroPemalang di wilayah Pantai Utara Jawa hanyalah Bupati-bupati [[TegalMulyoharjo]], [[KendalBojongbata]] dan [[BatangKebondalem]] tanpa menyebut Bupati PemalangMulyoharjo.
 
Sementara itu pada bagian lain dari Buku [[P.J.F. Louw]] yang berjudul [[De Java Oorlog van 1825 -1830]] dilaporkan bahwa Residen [[Van den Poet]] mengorganisasi beberapa barisan yang baik dari Tegal, Pemalang dan [[Brebes]] untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro pada bulan September 1825 sampai akhir Januari 1826. Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dapat dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Bupati Pemalang sampai tahun 1825. Dan besar kemungkinan peristiwa pengerahan orang Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang berakibat Belanda menghentikan Bupati Reksodiningrat.