Toar dan Lumimuut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Diantara +Di antara)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-jaman +zaman)
Baris 3:
== Versi geraldo ==
 
Cerita ini termasuk [[mitos]] karena pada jamanzaman lampau orang Minahasa menganggap cerita ini suci dan tidak secara sembarang di kisahkan, cerita ini hanya dapat di nyanyikan pada upacara khusus seperti upacara [[Rumages]] asal kata "reges" artinya angin ataupun upacara [[Mangorai]]. Walau kisahnya sama tapi jalan ceritanya berbeda.
 
Cerita Toar-Lumimuut yang paling lengkap dan yang terbaik kita ambil dari buku " Uit Onze Kolonien" tulisan.H.Van Kol.terbitan thn 1903.halaman.160-165 dalam bahasa Tombulu " De Zang van Karema" ( nyanyian dewi Karema), seperti di kitahui dewa-dewi Toar-Lumimuut adalah leluhur pertama orang Minahasa, kedua manusia pertama orang Minahasa yang menurunkan seluruh orang Minahasa itu ,telah dikawinkan oleh seorang dewi yang bernama [[Karema]] berwujud wanita tua. Karema, Lumimuut dan Toar adalah dewa-dewi leluhur pertama orang Minahasa, sebelum mereka ada juga beberapa nama leluhur lainnya, tapi semua leluhur lainnya itu telah mati tenggelam ketika pada jamanzaman purba terjadi banjir besar Ampuhan atau Dimenew yang membuat seluruh tanah Minahasa terbenam air kecuali satu puncak pegunungan Wulur Mahatus di Minahasa selatan, demikianlah menurut cerita mithos Minahasa, dan cerita dibawah ini dimulai ketika banjir besar itu telah berlalu. Dinyanyikan oleh seorang wanita tua dalam jabatannya sebagai [[Walian Tua]] (pemimpin [[Walian]]) pada upacara Rumages, wanita tua itu akan berperan sebagai Dewi [[Karema]]. Setiap satu syair dinyanyikan, maka penari [[Maengket Katuakan|Maengket]] akan menyambut dengan menyanyikan bagian refrein...."Eeeeh Rambi-rambian" artinya " bunyikanlah gong perunggu" ( Rambi = gong perunggu), nyanyian itu adalah sebagai berikut, mulai syair pertama yang langsung diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Dari cerita inilah sumber utama Minahasanologi mengenai agama asli, kepercayaan, seni budaya, dan adat kebiasaan orang [[Minahasa]].
 
=== Versi Cerita Rumages ===
Baris 540:
 
 
Hanya satu orang penulis bangsa barat yang menganalisa Mitos Minahasa Toar dan Lumimuut secara ilmiah yakni J.Alb.T.Schwarz melalui bukunya “ Tontemboansche Teksten “ terbitan thn.1907 . Penulis J.Albt.T.Schwarz berkesimpulan bahwa mitos Toar dan LumimuutMinahasa sebenarnya ingin menggambarkan ilmu Astrologi pengetahuan bumi dan jagat raya Matahari, bulan , Bintang-bintang yang selalu sangat menarik bagi umat manusia jamanzaman purba. Bahwa cerita Toar berjalan kekanan dan Lumimuut berjalan kekiri yang membuat mereka berpisah kearah yang berlawanan, sebenarnya ingin menggambarkan rotasi perjalanan Matahari. Matahari terbit di timur nampak Matahari menjauhi bumi naik keatas langit dan kemudian pada sore hari Matahari terbenam di barat mendekati atau bertemu lagi dengan Bumi. Pada cerita mitos di kisahkan bahwa Toar dan Lumimuut berpisah dengan berjalan ke-arah yang berlawanan kemudian disuatu tempat yang bernama Tingkolongan mereka berdua bertemu lagi untuk menyamakan kedua tongkat mereka apakah sama tinggi. Karena tidak sama tinggi itu menjadi penyebab status Toar yang tadinya anak lalu kelak berubah jadi suami
 
Ketika Matahari terbit nampak Toar ( Dewa Matahari) keluar dari perut bumi ( dewi bumi Lumimuut) gejala alam ini menempatkan Toar ber-status ''anak''. Pada sore hari Matahari ( Dewa Matahari Toar) terbenam dan nampak masuk kedalam perut Bumi ( dewi Bumi Lumimuut) hingga nampak seperti berhubungan badan dengan bumi dan gejala alam ini menempatkan Toar ber-status sebagai ''suami'' . Dari penggambaran rotasi posisi matahari dan bumi inilah lahir cerita mitos IBU kawin dengan ANAK ketika Bumi mendapat personifikasi manusia menjadi “Dewi Bumi” LUMIMU^UT asal kata LU^UT yang artinya berkeringat karena bumi pada pagi hari selalu ber-embun yang di anggap keringat bumi, Matahari mendapat Personifikasi TOAR yang artinya akan kita dapatkan pada Mitos Toar dan Lumimuut lainnya dalam bentuk nyanyian “ Mangorai”.
Baris 546:
Analisa J. Albt. T. Schwarz mengenai istilah "Si Apok Ni Mema' Untana' (bahasa Tontemboan) artinya : Leluhur ( Lumimu'ut) yang membuat tanah (Bumi) agar dapat didiami dan tempat anak-cucunya hidup, dan bukan berarti bahwa Lumimu'ut - lah pencipta bumi.
 
Sistim penelitian J.Albt.T.Schwarz tentu dapat kita lanjutkan dengan meneliti setiap syair dalam nyanyian ini , misalnya penjelasan bahwa ibu Lumimuut bernama Wengi dan ayahnya bernama Kawengian. Dalam bahasa Minahasa ([[Tombulu[[) ''Wengi'' artinya malam dan apabila dimaksudkan sebagai personifikasi benda malam, maka maksutnya mungkin Bulan , dan arti ''Kawengian'' adalah benda siang yang kemalaman yang mungkin ingin menggambarkan Matahari yang masih nampak sinarnya walaupun hari sudah termasuk malam. Sebagai tanda hari sudah malam adalah hewan peliharaan seperti ayam sudah naik kepohon untuk tidur, atau sudah ada Serangga malam yang berbunyi seperti “Kongkoriang” tapi sinar matahari masih nampak me-merah di kaki langit sebelah barat. Berarti yang di maksutkan dengan “kemalaman” (Kawengian) adalah Matahari , jadi ayah Lumimuut adalah Matahari dan ibunya adalah Bulan. Nyanyian Karema yang dinyanyikan pada upacara [[Rumages]] ini, masih banyak mengandung simbolisasi-simbolisasi yang masih dapat kita gali untuk membuka rahasia jalan pikiran dan konsep hidup orang Minahasa purba yang sejak jamanzaman Toar dan Lumimuut telah mengenal satu konsep Yang Maha Mulia Maha Besar dan bukan leluhur. Manusia pertama Minahasa sendiri Karema dan Lumimuut tidak berdoa pada Leluhur sebelum mereka tapi mereka berdua diceritakan keluar dari dalam lobang gua tempat tinggalnya untuk berdoa “Minta dikasihani Empung” atau Minta dikasihani TUHAN. Dalam mitos Minahasa semua manusia mati tenggelam oleh banjir besar dan hanya Karema dan Lumimuut yang Tersisa dimuka bumi Minahasa. Orang Minahasa menyebut Tuhan mereka Empung Walian Wangko atau Maha berada dan Maha besar.
 
=== Versi Cerita Mangorai ===