Pembicaraan:Badan Intelijen Negara Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
←Membatalkan revisi 4381861 oleh 110.139.51.78 (Bicara)
Baris 1:
{{halaman_pembicaraan}}
 
Aku heran kenapa ada orang2 yg mau menghilangkan Pancasila, dijadikan pedoman hidup kita dalam waktu yg sangat lama saja tingkah dan sikap generasi bangsa banyak yg masih memiliki budaya yg kurang toleransi dll apalagi seandainya gak ada sejak jaman kemerdekaan bisa dibayangkan kayak apa. Dalam kehidupan bermasyarakat pasti tak bisa lepas dari nilai2 luhur yg ada. Ini sekedar cerita tapi memang nyata, dulu aku pernah ikut2an benci sama orang tionghoa padahal gak tau masalahnya, tapi karena kumpul sama teman yg pinter logikanya akhirnya aku disadarkan oleh keberaniannya mengingatkanku bahwa seandainya aku terlahir bersuku cina dan dibenci/dimusuhi ato jika terlahir bersuku jawa di dataran cina dan mndapat perlakuan yg tak sinonoh pasti sangat menyakitkan. Aku waktu kecil pernah mencuri kelapa/buah2an milik tetangga dan kalo ketauan bapakku pasti mndapat amarah dan cubitan sampai kehitaman, nah seperti inilah pendidikan nilai2 luhur Pancasila harus diterapkan sejak usia balita sampai membudaya dalam bermasyarakat, seperti halnya juga perhatian terhadap sesama dan lingkungan sekitar/memberikan rasa nyaman/tak menciptakan kebisingan/membakar bangkai &menguburnya dll adat yg bagus hal inilah yg bisa mengantisipasi/memperlambat perkembangan aliran2 yg berpaham kurang baik/merugikan kerukunan&persatuan bangsa. Dan lebih jitu kalau pemerintah menciptakan wadah agar orang2 tidak takut dalam menjalani perjuangan hidup dan merasa nyaman meski tidak masuk jadi anggota aliran2 yg katanya disitu menjamin kenyamanan hidup. Aku harap LDII/NII/organisasi aliran yg punya masjid tertutup disadarkan agar tak bersifat rahasia lagi dan mau kotbah jumat di masjid2 umum.Trimakasih.
 
 
 
 
[[Istimewa:Kontribusi pengguna/110.139.51.78|110.139.51.78]] 14:53, 25 Mei 2011 (UTC)
Kembali ke halaman "Badan Intelijen Negara Republik Indonesia".