Konstantinopel: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.5.2) (bot Menambah: ceb ,cv ,pnb ,sh ,sw ,te ,tl |
|||
Baris 40:
Kebakaran yang disulut para pemberontak Nika menghanguskan basilika St. Sophia yang dibangun Konstantinus, yakni gedung Gereja utama Konstantinopel, yang berdiri di utara Augustaeum. Justinianus menugaskan [[Anthemius dari Tralles]] dan [[Isidorus dari Miletus]] untuk menggantikannya dengan gedung Gereja [[Hagia Sophia|St. Sophia]] yang baru dan yang tiada duanya. Gedung ini adalah katedral agung Gereja Ortodoks, yang kubahnya konon bertahan di ketinggian atas kehendak Tuhan semata, dan yang terhubung langsung dengan istana sehingga keluarga kerajaan dapat pergi ke Gereja tanpa perlu melalui jalanan.<ref>St. Sophia dialihfungsikan menjadi mesjid setelah Konstantinopel ditaklukkan Utsmaniyah, dan kini berfungsi sebagai museum.</ref> Peresmiannya digelar pada 26 Desember 537 dan dihadiri kaisar, yang berseru, "Wahai [[Bait Salomo|Salomo]], aku telah menyaingimu!"<ref>Sumber kutipan: ''Scriptores originum Constantinopolitanarum'', ed T Preger I 105 (Lihat [[A. A. Vasiliev]], ''History of the Byzantine Empire'', 1952, jilid I hal. 188).</ref> Pengurusan St. Sophia ditangani oleh 600 orang termasuk 80 imam, dan menghabiskan biaya pembangunan sebesar 20.000 pon emas.<ref name="cost">T. Madden, ''Crusades: The Illustrated History'', 114.</ref>
[[Image:Walls of Constantinople.JPG|thumb|left|Bagian yang telah direstorasi dari benteng pertahanan yang melindungi Konstantinopel selama [[Abad Pertengahan]]]]▼
Justinianus juga menugaskan Anthemius dan Isidorus untuk meruntuhkan bangunan asli Gereja Para Rasul Kudus yang dibangun Konstantinus dan menggantikannya dengan sebuah gedung [[Gereja Para Rasul Kudus|gereja baru]] dengan nama yang sama. Gereja ini dirancang dalam bentuk salib sama-sisi dengan lima kubah, dan dihiasi mosaik-mosaik indah. Gereja ini terus menjadi tempat pemakaman para kaisar mulai dari Konstantinus sendiri sampai abad ke-11. Ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Turki pada 1453, Gereja ini diruntuhkan untuk menyediakan tempat bagi makam [[Mehmed II|Mehmed II Sang Penakluk]]. Justinianus juga memperhatikan aspek-aspek lain dari lingkungan pembangunan kota. Dia menetapkan larangan mendirikan bangunan di tepi laut, dengan maksud untuk menjaga keindahan pemandangan.<ref>Justinian, ''Novellae'' 63 dan 165.</ref>
Selama masa pemerintahan Justinianus I, populasi Konstantinopel mencapai 500.000 jiwa.<ref>[http://www.tulane.edu/~august/H303/handouts/Population.htm Early Medieval and Byzantine Civilization: Constantine to Crusades], Dr. Kenneth W. Harl.</ref> Namun jumlah populasi juga menurun akibat menyebarnya [[Wabah Justinianus]] antara 541–542 Masehi. Wabah ini membunuh sekitar 40% warga kota.<ref>[http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/4381924.stm Past pandemics that ravaged Europe], [[BBC News]], November 7, 2005.</ref>
===Bertahan hidup, 565–717===
▲[[Image:Walls of Constantinople.JPG|thumb|left|Bagian yang telah direstorasi dari benteng pertahanan yang melindungi Konstantinopel selama [[Abad Pertengahan]]]]
Di awal abad ke-7, Bangsa [[Avar Eurasia|Avar]] dan selanjut Bangsa [[Bulgar]] menduduki sebagian besar wilayah [[Balkan]] sehingga menjadi ancaman dari Barat bagi Konstantinopel. Di saat yang sama, [[Kekaisaran Sassaniyah]] di [[Persia]] menduduki Prefektur Timur, dan menerobos maju ke [[Anatolia]]. [[Heraclius]], putera [[eksark]] [[Afrika]], berlayar ke Konstantinopel dan dinobatkan sebagai kaisar. Karena situasi militer sangat mengkhawatirkan, dia sempat mempertimbangkan pemindahan ibu kota kekaisaran ke [[Kartago]], namun diurungkannya setelah warga Konstantinopel memohon-mohon padanya untuk tetap tinggal. Konstantinopel kehilangan haknya atas gandum gratis pada 618, setelah Heraclius sadar bahwa kota itu tak lagi dapat memperoleh pasokan dari Mesir akibat peperangan dengan Persia. Populasi Konstantinopel menurun drastis karenanya, dari 500.000 menjadi 40.000-70.000 jiwa saja.<ref>The Inheritance of Rome, Chris Wickham, Penguin Books Ltd. 2009, ISBN 978-0-670-02098-0 (halaman 260)</ref>
Smentara kota besar itu [[Pengepungan Konstantinopel (626)|dikepung]] musuh, [[Heraclius]] memimpin bala tentaranya memasuki wilayah Persia dan dalam waktu singkat berhasil memulihkan ''status quo'' pada 628, setelah Persia melepaskan seluruh wilayah taklukan mereka. Meskipun demikian, kekaisaran terus melemah karena gempuran-gempuran Bangsa [[Perang-perang Bizantin-Arab|Arab]] sehingga kehilangan provinsi-provinsinya di Afrika dan Tenggara Mediterania untuk selamanya. [[Pengepungan Konstantinopel (674–678)|Pengepungan pertama]] Konstantinopel oleh Kaum Muslim berlangsung dari tahun 674 sampai 678, dan [[Pengepungan Konstantinopel (717–718)|pengepungan kedua]] berlangsung dari tahun 717 sampai 718. Sementara [[Tembok-tembok Theodosius]] tak dapat ditembus oleh serangan darat, sebuah penemuan baru yang dikenal dengan julukan "[[Api Yunani]]" memampukan [[Angkatan Laut Bizantin]] menghancurkan armada Arab dan memungkinkan pasokan makanan tetap mengalir ke dalam kota. Pada pengepungan kedua, pertolongan yang sangat menentukan diulurkan oleh [[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Bangsa Bulgar]]. Kegagalan pengepungan ini sangat merugikan [[Bani Umayyah|Kekhalifahan Umayyah]], serta memulihkan perimbangan kekuatan antara Bizantin dan Arab.
==Referensi==
|