Kardinal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Pemilihan Paus tidak selalu ditugaskan kepada para kardinal; Sri Paus awalnya dipilih oleh para klerus dan warga Gereja Roma. Pada abad pertengahan, para bangsawan Romawi memiliki pengaruh besar. Para Kaisar Romawi-Suci memiliki andil dalam pemilihan Paus. Namun setelah Sri Paus memperoleh kemandirian politik yang lebih besar, hak pilih diberikan kepada para kardinal pada tahun [[1059]]. Akan tetapi pengaruh dari para pemimpin dunia saat itu, terutama raja-raja Perancis, bekerja melalui para kardinal dari negara-negara atau gerakan-gerakan politik penting tertentu; bahkan pernah berkembang tradisi yang memungkinkan kepala negara dari kerajaan tertentu - misalnya [[Austria]], [[Spanyol]], dan [[Portugal]] - untuk mengajukan salah seorang klerus yang merupakan warga kerajaannya untuk diangkat sebagai kardinal. Kardinal-kardinal semacam ini disebut kardinal-mahkota.
 
Menurut teorinya, Sri Paus dapat mengganti Dewan Kardinal dengan badan pemilihan lain. Sementara pihak mengajukan Sinode para Uskup untuluntuk menjalankan fungsi ini, namun proposal tersebut tidak diterima, karena, di samping alasan-alasan lain, Sinode para Uskup hanya berhimpun bilamana dipanggil oleh Sri Paus.
 
Pada permulaan zaman moderen, raja-raja [[Inggris]] dan [[Perancis]] mempekerjakan kardinal sebagai Perdana Menteri, seperti yang dialami Thomas Kardinal Wolsey di Inggris, serta Kardinal Richelieu, Kardinal Mazarin dan Kardinal Fleury di Perancis.