Evolusi kompleksitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 118.97.139.234 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh VolkovBot
Baris 7:
Organisme yang bereproduksi dengan lebih cepat dan banyak daripada para pesaingnya memiliki keuntungan evolusioner yang lebih tinggi. Konsekuensinya adalah, organisme dapat berevolusi menjadi lebih sederhana, sehingga dapat menggandakan diri dengan lebih cepat, dan menghasilkan lebih banyak keturunan. Contohnya adalah parasit seperti [[malaria]] dan [[mikoplasma]]. Organisme ini sering kali membuang sifat-sifat yang tidak diperlukan karena parasitismenya pada inang.<ref>{{cite journal |author=Sirand-Pugnet P, Lartigue C, Marenda M, ''et al.'' |title=Being Pathogenic, Plastic, and Sexual while Living with a Nearly Minimal Bacterial Genome |journal=PLoS Genet. |volume=3 |issue=5 |pages=e75 |year=2007 |pmid=17511520 |doi=10.1371/journal.pgen.0030075}}</ref>.
 
Suatu garis keturunan juga dapat membuang kompleksitas ketika suatu sifat kompleks tertentu tidak memberikan keuntungan selektif apa-apa pada lingkungan tertentu. Hilangnya sifat ini tidak seperlunya diakibatkan oleh seleksi alam. Ia dapat hilang oleh [[hanyutan genetik]]. Sebagai contoh, organisme parasit dapat membuang lintasan sintesis suatu metabolit apabila ia dapat menyerap metabolit tersebut dari inangnya. Pembuangan lintasan sintesis ini tidak seperlunya mengijinkan parasit menghemat energi atau sumber daya secara signifikan ataupun tumbuh menjadi tigenik]].<ref>{{citelebih journalcepat, |author=Paystetapi Eia |title=Regulationdapat ofterfikasasi antigenpada genepopulasi expressionmelalui in[[hanyutan Trypanosomagenetik]] bruceijika |journal=Trendstiada Parasitol.kerugian |volume=21yang |issue=11dihasilkan |pages=517–20dari |year=2005hilangnya |pmid=16126458lintasan |doi=10.1016/j.pt.2005.08sintesis metabolit ini.016}}</ref>
 
Namun, evolusi dapat juga menghasilkan organisme yang kompleks. Kompleksitas sering muncul pada ko-evolusi inang dan patogen, dengan tiap pihak mengembangkan adaptasi yang semakin canggih, seperti [[sistem immun]] inang dan teknik-teknik yang digunakan oleh patogen untuk menghindari sistem immun tersebut. Sebagai contoh, parasit ''[[Trypanosoma brucei]]'', yang menyebabkan penyakit tidur, telah mengevolusikan banyak kopi [[antigen]] permukaannya, sedemikiannya 10% genom organisme ini memiliki fungsi yang berhubungan dengan berbagai versi gen ini. Kompleksitas seperti ini mengijinkan parasit secara terus menerus mengubah permukaannya, sehingga dapat lolos dari sistem immun melalui [[variasi anantigenik]].<ref>{{cite journal |author=Pays E |title=Regulation of antigen gene expression in Trypanosoma brucei |journal=Trends Parasitol. |volume=21 |issue=11 |pages=517–20 |year=2005 |pmid=16126458 |doi=10.1016/j.pt.2005.08.016}}</ref>
Secara umum, tumbuhnya kompleksitas dapat didorong oleh koevolusi antara suatu organisme dengan [[ekosistem]] [[predator]], [[mangsa]], dan parasit, yang mana organisme berusaha bertahan hidup dengan beradaptasi. Ketika salah satu bagian ekosistem ini menjadi lebih kompleks untuk menandingi keberagaman ancaman ekosistem yang disebabkan oleh organisme lainnya, organisme yang lain juga harus beradaptasi menjadi lebih kompleks, menyebabkan persaingan evolusioner yang terus menerus menuju kompleksitas<ref>[[Francis Heylighen|Heylighen, F.]] (1999a) [http://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=BQWrppy8ooIC&oi=fnd&pg=PA17&dq=%22Heylighen%22+%22The+growth+of+structural+and+functional+complexity+...%22+&ots=p2cUiyexLo&sig=T6Dk_PTHRocBj8Lou81w_mHtJZA "The Growth of Structural and Functional Complexity during Evolution]", in F. Heylighen, J. Bollen & A. Riegler (eds.) The Evolution of Complexity Kluwer Academic, Dordrecht, 17-44.</ref>. Tren ini diperkuat oleh fakta bahwa ekosistem sendiri cenderung menjadi lebih kompleks seiring berlangsungnya waktu dikarenakan oleh peningkatan [[keanekaragaman spesies]] bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas hubungan antar spesies.
lebih cepat, tetapi ia dapat terfikasasi pada populasi melalui [[hanyutan genetik]] jika tiada kerugian yang dihasilkan dari hilangnya lintasan sintesis metabolit ini.
 
Secara umum, tumbuhnya kompleksitas dapat didorong oleh koevolusi antara suatu organisme dengan [[ekosistem]] [[predator]], [[mangsa]], dan parasit, yang mana organisme berusaha bertahan hidup dengan beradaptasi. Ketika salah satu bagian ekosistem ini menjadi lebih kompleks untuk menandingi keberagaman ancaman ekosistem yang disebabkan oleh organisme lainnya, organisme yang lain juga harus beradaptasi menjadi lebih kompleks, menyebabkan persaingan evolusioner yang terus menerus menuju kompleksitas<ref>[[Francis Heylighen|Heylighen, F.]] (1999a) [http://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=BQWrppy8ooIC&oi=fnd&pg=PA17&dq=%22Heylighen%22+%22The+growth+of+structural+and+functional+complexity+...%22+&ots=p2cUiyexLo&sig=T6Dk_PTHRocBj8Lou81w_mHtJZA "The Growth of Structural and Functional Complexity during Evolution]", in F. Heylighen, J. Bollen & A. Riegler (eds.) The Evolution of Complexity Kluwer Academic, Dordrecht, 17-44.</ref>. Tren ini diperkuat oleh fakta bahwa ekosistem sendiri cenderung menjadi lebih kompleks seiring berlangsungnya waktu dikarenakan oleh peningkatan [[keanekaragaman spesies]] bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas hubungan antar spesies.
Namun, evolusi dapat juga menghasilkan organisme yang kompleks. Kompleksitas sering muncul pada ko-evolusi inang dan patogen, dengan tiap pihak mengembangkan adaptasi yang semakin canggih, seperti [[sistem immun]] inang dan teknik-teknik yang digunakan oleh patogen untuk menghindari sistem immun tersebut. Sebagai contoh, parasit ''[[Trypanosoma brucei]]'', yang menyebabkan penyakit tidur, telah mengevolusikan banyak kopi [[antigen]] permukaannya, sedemikiannya 10% genom organisme ini memiliki fungsi yang berhubungan dengan berbagai versi gen ini. Kompleksitas seperti ini mengijinkan parasit secara terus menerus mengubah permukaannya, sehingga dapat lolos dari sistem immun melalui [[variasi an
 
== Lihat pula ==