Anjing Jindo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib) k r2.7.1) (bot Menambah: sv:Korea jindo dog |
kembangkan |
||
Baris 16:
}}
'''Anjing Jindo''' atau
Anjing [[trah]] ini diperkirakan dapat hidup hingga 12-15 tahun.<ref name="b"/> [[Ciri-ciri]] [[fisik]] dari anjing trah ini adalah berukuran sedang dan memiliki [[bulu]] yang cukup panjang dengan warna putih, kuning, merah, merah-putih, hitam, hitam-cokelat, dan [[belang]].<ref name="b">{{en}} {{cite news ▼
Jindotgae menjadi trah yang murni sejak lama karena isolasi geografi Pulau Jin dari daratan utama dan merupakan salah satu dari 3 anjing asli Korea di samping [[sapsal]] dan [[pungsan]].
Walau tidak diketahui, namun ada 3 teori yang mengenai asal usul jindo: pertama, diperkenalkan oleh para pedagang Cina terdampar di Pulau Jin pada zaman [[Tiga Kerajaan Korea]]; kedua, keturunan anjing pemburu yang dibawa oleh orang Mongol pada zaman [[Dinasti Goryeo]]; ketiga, dibawa dari [[Mongolia]] sebagai anjing penjaga peternakan kuda pada zaman [[Dinasti Joseon]].
Pada tahun 1938, [[pemerintah]] [[Korea]] menyatakan jindo sebagai harta negara.<ref name="a"/>
▲
|first =
|last =
Baris 31 ⟶ 38:
|accessdate = 24 Mei 2010
|quote =
}}</ref> Wajah oktagonal jika dilihat dari depan dengan telinga berbentuk segitiga yang mengarah ke depan. Struktur punggung dan dada kuat. Ekor mulai bergerak-gerak setelah 5 bulan dilahirkan.
Karakternya cerdas, kuat, ceria, antusias, mandiri, setia pada majikan dan tempat ia dibesarkan, namun juga agresif, keras kepala dan mudah curiga terhadap kehadiran orang asing.<ref name="a"/> Karena kepekaannya terhadap bau dan suara sangat baik, jindo merupakan anjing yang ideal untuk [[berburu]]. Pada saat bertarung, kebiasaannya adalah tidak akan melepaskan gigitan pada tubuh musuhnya.
Pada zaman [[Penjajahan Jepang di Korea|Penjajahan Jepang]], ada cerita terkenal tentang seorang Jepang yang berhasil menangkap seekor [[harimau]] di Korea. Ia memasukkan 3 ekor jindo sebagai mangsa ke kandang harimau itu sebelum dibawa pulang ke Jepang. Keesokan pagi, ia menemukan harimaunya mati dan 3 ekor jindo terluka tapi masih hidup.
Di Korea Selatan, jindo dilindungi sebagai Monumen Alam pada tahun 1962 demi melestarikan kemurnian rasnya.
== Referensi ==
|