Kabupaten Boyolali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Odydasa (bicara | kontrib)
Odydasa (bicara | kontrib)
Baris 272:
 
http://blog.odydasa.web.id/2010/03/22/sambel-tumpang-sambel-lethok/
== Pariwisata ==
 
[[Boyolali]] terletak di kaki sebelah timur Gunung [[Merapi]] dan Gunung [[Merbabu]] yang memiliki pemandangan sangat indah dan mempesona, sayuran hijau yang luas dan berbukit-bukit serta aktivitas Gunung [[Merapi]] yang terlihat dengan jelas aliran lahar dan asapnya. Jalur Solo-[[Boyolali]]-[[Cepogo]]-Selo-Borobudur (SSB) yang melintasi kedua gunung tersebut dipromosikan menjadi jalur wisata menarik yang menjadi pilihan bagi wisatawan baik domestik maupun negara asing dari kota budaya Surakarta menuju Candi Borobudur untuk melintasi Kabupaten [[Boyolali]]. Kecamatan Selo dikenal sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung [[Merapi]] dan [[Merbabu]] yang mempunyai tempat penjualan cenderamata yang representatif. Kecapatan [[Cepogo]] merupakan sentra penghasil sayuran hijau yang segar dan murah serta pusat kerajinan tembaga di [[Boyolali]].
 
Selain panorama Gunung [[Merapi]] dan [[Merbabu]], kabupaten [[Boyolali]] juga memiliki tempat wisata berupa mata air alami yang mengalir secara terus menerus dan sangat jernih yang dikelola dengan baik menjadi tempat wisata air, kolam renang, kolam pancing dan restoran seperti di [[Tlatar]] (sekitar 7 km arah utara kota [[Boyolali]]) dan [[Pengging]] di Kecamatan [[Banyudono]] (sekitar 10 km arah timur kota [[Boyolali]]). Kedua tempat wisata air ini memiliki keunikan sendiri-sendiri. Kalau di [[Tlatar]] memiliki keunggulan dimana lokasinya masih sangat luas dan memiliki beberapa pilihan kolam renang berikut tempat mancing dan restoran terapung, maka di Penging memiliki keunggulan dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta . Sehingga disekitar [[Pengging]] ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
 
=== Wisata Tempat ===
 
==== Air Terjun Kedung Kayang ====
 
Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari Kecamatan [[Selo]]. Daerah wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten, yaitu [[Boyolali]] dan Magelang. Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah perkampungan. Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial untuk aktivitas camping, hiking, climbing.
 
Fasilitas yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan, dan warung. Waktu yang paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional terutama bagi pasangan muda-mudi.
 
==== [[Cepogo]], Agrowisata Sapi Perah ====
 
Kabupaten [[Boyolali]] terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari Kabupaten [[Boyolali]] adalah 13 km ke arah Barat. Jalan ke [[Cepogo]] menanjak karena topografinya merupakan pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi perah. [[Cepogo]] ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah.
 
Jika Anda berkunjung ke [[Boyolali]], sempatkanlah datang ke tempat pemerahan sapi yang terletak di Kecamatan [[Cepogo]]. Kondisi kendaraan harus prima karena medan yang menanjak dan jalan yang berkelok-kelok. Anda dapat melihat proses pemerasan susu sapi. Jika ingin mencoba dapat juga berpartisipasi memerah susu sapi dengan tuntunan peternak. Dan yang pasti, Anda dapat meminum susu yang masih segar hasil perasan peternak sapi.
 
==== Waduk Badhe ====
 
Terletak di Desa Bade Kecamatan Klego sekitar 40 km ke arah utara dari Kota [[Boyolali]] sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas yang terdapat disini adalah: Rumah makan, Wisata air, Pemancingan, dan Area lomba burung.
 
==== Waduk Cengklik ====
 
Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, kearah timur laut Kota [[Boyolali]], Bila dari Bandara [[Adi Sumarmo]] ± 1,5 KM {di sebelah barat bandara tepatnya}. waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air.
 
Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, [[Asrama Haji Donohudan]], Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: Wisata Air (Water Resort), Pemancingan (Fishing Area), Rumah Makan Lesehan (Floating Restaurant).
 
==== Waduk Kedung Ombo ====
 
Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar ± 50 km ke arah utara Kota [[Boyolali]] menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Pemancingan, Rumah Makan Apung, Wisata Air.
 
==== Gunung [[Merapi]] dan Gunung [[Merbabu]] ====
 
Terletak 25 km dari Kota [[Boyolali]] kearah barat. Obyek Wisata Gunung [[Merapi]] salah satu gunung yang teraktif di dunia, selain itu pemandangan alamnya sangat indah serta panorama alam masih asli. Bagi pecinta alam yang senang berpetualang merupakan jalur terpendek untuk mencapai puncak gunung [[Merapi]] 4 jam dan untuk mencapai puncak gunung [[Merbabu]] 8 jam. Dengan mendaki puncak [[Merapi]] para pendaki dapat melihat matahari terbit "Sun Rise."
 
Setiap malam 1 Suro diadakan Upacara Tradisional Sedekah Gunung sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lonjakan wisata pendakian pada menjelang tgl 1 Suro, Tahun Baru, 17 Agustus (Pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak [[Merapi]]).
 
==== [[Tlatar]] Reservoir ====
 
Terletak di Dukuh [[Tlatar]], Desa Kebonbimo, Kecamatan [[Boyolali]] dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km ke arah utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang budaya desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata [[Tlatar]].
 
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga dengan sumber air berasal dari mata air. Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan. Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul [[Pengging]] dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
 
Fasilitas yang tersedia: rumah makan lesehan, pemancingan, kios cenderamata, kolam renang anak dan dewasa, taman wisata air, lapangan woodball, panggung hiburan setiap menjelang bulan Puasa
 
==== Pemandian Umbul [[Pengging]] ====
 
Terletak di [[Banyudono]], merupakan wahana wisata kreasi air. Penging memiliki keunggulan dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga disekitar [[Pengging]] ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
 
 
=== Wisata Budaya ===
 
==== Sedekah Gunung ====
 
Upacara ini diselenggarakan di Desa Lencoh, Kecamatan Selo setiap malam 1 Suro. Acara ini merupakan prosesi persembahan kepala kerbau dan sesaji ke kawah gunung [[Merapi]] sebagai tAnda syukur masyarakat Selo dan sekitarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 
Upacara ini dimeriahkan dengan tarian dan atraksi oleh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan mulai jam 22:00 sampai 24:00 dan diakhiri dengan kirab potongan kepala kerbau serta gunungan nasi jagung sebagai sesaji yang diletakkan di Pasar Bubrah.Terdapat tiga acara utama selama prosesi upacara berlangsung, yaitu kirab sirah maeso atau kepala kerbau, kirab saji Gunung [[Merapi]] serta kirab ratusan obor. Kirab ratusan obor menjadi daya tarik lebih karena baru diadakan pada tahun 2010.
 
Tradisi ini bermula dari ritual tolak bala yang dilakukan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta dengan menumbalkan seekor kerbau ke Gunung [[Merapi]]. Seiring waktu, kini warga hanya menumbalkan bagian kepalanya saja.
 
==== Sadranan ====
 
Sadranan yaitu suatu tradisi masyarakat untuk membersihkan makam leluhur dan ziarah kubur dengan prosesi penyampaian doa dan kenduri yang dilaksanakan oleh warga setempat berujud aneka makanan dan nasi tumpeng.Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada pertengahan bulan Ruwah (penanggalan jawa) menjelang datangnya bulan Ramadhan.Selain mengirim doa kepada para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal, Sadranan bertujuan juga untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang yang sudah berlangsung turun-temurun.
 
Acara diawali dengan bersih-bersih makam pada pagi hari. Dengan bermodalkan cangkul dan sabit, masyarakat membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitar makam. Setelah selesai mereka pulang dan kembali ke pemakaman sambil membawa tenong yang berisi makanan dan buah-buahan.Sebelum kendurenan sadranan dimulai, warga membaca tahlil dan dzikir, berdoa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa.Setelah selesai berdoa dilanjutkan dengan makan bersama. Sadranan tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, anak-anak pun ikut berpartisipasi sehingga suasana menjadi meriah.
 
==== Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Emas ====
 
Dilaksanakan di kawasan wisata [[Pengging]] di lingkungan Makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada hari Jum'at pertengahan bulan Sapar. R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Karena kearifannya seringkali rakyat [[Pengging]] memohon petunjuk termasuk pada saat petani meminta bantuannya untuk mengatasi serangan hama keong mas.
 
Atas petunjuk R. Ng Yosodipuro para petani mengambil keong mas tersebut kemudian dimasak dengan cara dikukus. Sebelumnya keong tersebut dibalut dengan janus yang dibentuk seperti keong mas. Setiap kali panen padi janur bekas balutan keong mas tersbut digunakan untuk membuat apem kukus. Apem kukus itu kemudian dibagi-bagikan pada petani sebagi wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diberikan dan juga berkurangnya hama keong. Tradisi bagi-bagi apem akhirnya terus berkembang hingga berjalan sampai sekarang.
 
Upacara ini merupakan tradisi berebut makanan dengan perwujudan menerima pembagian kue terbungkus janur yang telah didukung dengan mantera dan do'a oleh Kyai ulama yang berlokasi di makam Astono luhur R. Ng. Yosodipuro pada malam Jum'at pertengahan bulan Sapar dan dibagikan pada Jum'at siang setelah sholat jum'at. Bagi masyarakat yang percaya jika berhasil mendapatkan apem maka diyakini akan mendatangkan berkat.
 
==== [[Pengging]] dan Pemandian Tirto Marto ====
 
Tirto MartoPemandian ini terletak di Desa Dukuh Kecamatan [[Banyudono]] dengan jarak tempuh dari kota [[Boyolali]] adalah 12 km. Pemandian ini dahulu digunakan oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X beserta kerabatnya. Di dalam pemandian ini terdapat tiga buah umbul, yaitu Umbul Penganten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda.
 
Sekarang, di pemandian ini sering digunakan oleh peziarah untuk mengadakan ritual yang disebut Ritual Kungkum. Ritual Kungkum adalah ritual merendam diri peziarah di dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00 - 03.00 wib pada malam Jum'at. Selain ritual tersebut ada juga Even Padusan yang dilaksanakan 2 (dua) hari menjelang bulan puasa.
 
Di jaman dahulu, terdapat Kerajaan [[Pengging]] yang bersamaan dengan Kerajaan Boko di Prambanan. Kerajaan [[Pengging]] yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo yang arif bijaksana, yang mempunyai putra bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso ini yang terkait dalam Legenda Roro Jonggrang dan Candi Prambanan.
 
http://www.gonjangganjing.com/legenda/legenda-candi-prambanan/
 
 
==== [[Pengging]] Fair ====
 
[[Pengging]] fair adalah salah satu acara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang diselenggarakan di Desa [[Pengging]], Kec. [[Banyudono]] dengan menampilkan pasar malam dan festival seni budaya. Acara ini dilaksanakan selama seminggu dan diadakan sekali dalam satu tahun.
 
Pasar Malam dimeriahkan oleh pedagang baik lokal maupun luar daerah yang menjajakan dagangannya selama Festival berlangsung. Festival budaya diadakan oleh masyarakat setempat seperti karnaval dan hiburan seni. Karnaval dilaksanakan disepanjang jalan Pasar [[Pengging]] diteruskan oleh drum band, reog, dan barongsai. Hiburan seni menampilkan campursari, band remaja, dan wayang kulit semalam suntuk.
 
Jika Anda berkunjung ke [[Boyolali]] pada bulan Agustus, sempatkanlah untuk menyaksikan [[Pengging]] fair.
 
==== Pesanggrahan Pracimoharjo ====
 
Merupakan petilasan Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai obyek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa Paras, Kecamatan [[Cepogo]].
 
==== Makam Ki Ageng Pantaran ====
 
Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan [[Ampel]]. Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung [[Merbabu]] dan air terjun Si Pendok. Setiap tanggal 20 suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.
 
==== Makam Ki Ageng Kebo Kenanga ====
 
Obyek wisata ini terletak di dukuh [[Pengging]], desa Jembungan, kecamatan [[Banyudono]]. Banyak oranga yang berkunjung dengan berbagai tujuan.
 
==== Makam Prabu Handayaningrat ====
 
Obyek wisata ini terletak di dukuh Malang, desa Dukuh, kecamatan [[Banyudono]]. Makam ini merupakan trah dari majapahit.
 
==== Gunung Tugel dan Makam Ki Ageng Singoprono ====
 
Obyek wisata ini terletak di Desa Nglembu, Kecamatan [[Sambi]], sekitar ± 15 km ke arah timur laut Kota [[Boyolali]]. Lokasi ini lebih dekat ditempuh dari kota kecamatan [[Simo]] yang berjarak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Tempat ini menjanjikan rekreasi perbukitan dan ratusan tangga menuju makam Ki Singoprono di puncak Gunung Tugel, yang merupakan pendiri [[Simo]]. Obyek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik dengan letaknya yang sangat indah. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Menyepi dan Tempat Berdoa di puncak gunung tugel.
 
==== Candi Lawang ====
 
Namanya adalah Candi Lawang. Lawang itu bahasa Jawa yang artinya pintu. Lha kenapa disebut seperti itu? Karena candi ini sangat mencolok bentuk pintunya. candi ini adalah susunan batu candi,ada diantaranya yg masih di renovasi. Candi Lawang ini tidak berpenjaga.
 
Ini adalah candi Hindu abad ke-9 yang menghadap ke arah Barat. Ya bisa karena di bilik utama ada yoni tanpa lingga. Yoninya juga unik karena memiliki saluran berlubang sebagai tempat keluarnya air. Mirip dengan yang di Candi Merak. Di sekeliling candi tidak ditemukan arca maupun relief. Yang ada hanya batu berornamen. Sekitar candi tersebar bebatuan yang belum disusun. Candi ini tepat berada di belakang rumah. Sepertinya keberadaan candi ini sudah diketahui sejak dulu. Satu lagi, candi ini cukup fotogenik.
 
Butuh perjuangan untuk bisa mencapai candi ini. Letak administratif candi ini ada di Dusun Gedangan, Kec. [[Cepogo]], Kab. [[Boyolali]], Jawa Tengah. Dari Jogja menuju kota [[Boyolali]] bisa ditempuh selama 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Rute yang paling singkat adalah Jogja-Klaten-[[Boyolali]] tanpa perlu melewati Kartasura. Untuk menuju Kec. [[Cepogo]], arahkan kendaraan ke jalur menuju Ketep Pass. Sedangkan untuk menuju Candi Lawang, alangkah baiknya kalau bertanya kepada warga. Walau ada beberapa papan petunjuk arah ke candi, tetap saja kami menghabiskan waktu 30 menit untuk tersasar di Dusun Gedangan. Sekali lagi, tanyalah warga! Jangan segan karena warga disini ramah kepada pendatang.
 
http://arkeologijawa.com/index.php?action=news.detail&id_news=71
 
==== Situs Bersejarah Lainnya ====
 
Masih banyak situs bersejarah lainnya di [[Boyolali]], antara lain Candi Sari, Situs Candi, Situs Sumur Songo, Situs Petirtaan, Situs Musuk, Petirtaan Semboja, Petirtaan Sendang Pitu, Candi Kunthi, Petirtaan Lerep, dan Petirtaan Kalitelon. Sayangnya dapat dibilang tidak terawat.
 
=== Wisata Kuliner ===
 
==== Susu Sapi ====
 
Sebagai komoditas primadona Boyolali, yaitu sapi, susu sapi segar dapat dengan mudah ditemui hampir di semua warung makan. Kafe yang khusus menyediakan susu segar adalah Amazon di dekat pasar Sunggingan, Kecamatan [[Boyolali]].
 
==== Dendeng dan Abon ====
 
Sebagai produk olahan dari komoditas primadona Boyolali, yaitu sapi, abon dan dendeng dapat dengan mudah ditemui di toko-toko oleh-oleh di [[Boyolali]].
 
==== Marning ====
 
Marning merupakan makahan tradisional yang terbuat dari jagung yang digoreng. Rasa yang ditawarkan adalah manis, pedas, presto, gepuk, dan lain-lain. Permintaan yang paling banyak terjadi menjelang lebaran sebagai suguhan di rumah maupun oleh-oleh mudik.
 
Pusat pembuatan Marning terdapat di Desa Kiringan, Winong, Kebonbimo & Banaran (kecamatan [[Boyolali]]) dan Desa Metuk, Kragilan (Kecamatan Mojosongo).
 
==== Jadah Selo ====
 
Jadah adalah makanan tradisional yang mudah ditemukan di mana saja. Makanan ini terbuat dari ketan dan kelapa. Jadah [[Selo]] merupakan makanan khas daerah di [[Boyolali]], tepatnya di kawasan Selo. Namun makanan ini baru terkenal sejak adanya jalur wisata Solo-Selo-Borobudur.Pembelinya tidak hanya kalangan petani saja, namun juga wisatawan yang melewati kawasan ini.
 
Jadah ini bisa dinikmati dengan cara dibakar maupun tidak. Dengan udara pegunungan yang sejuk, jadah lebih pas dipadukan dengan tempe atau tahu bacem.
 
==== Pasar Simo ====
 
Pasar Simo mempunyai ragam dagangan khususnya makanan yang khas. Dari gudangan (urap) daun adas yang hanya tumbuh di Selo [[Boyolali]], kupat tahu dengan bakmi glepung singkong - lomboknya digerus pake sendok, gule kambing dengan acar bawang merah utuhan, bergedel singkong (ketemu rasa sama di RM ayam goreng Ciganea Jabar), mentho kacang, gemblong, gendar dengan kelapa parut, puli pecel, tempe mbok Darubi, nasi tempe mendoan dengan bungkus daun jati, tahu rebus atau bacem, wedang serbat/jahe disimpan dengan 'jun', hingga yang baru belakangan hadir seperti bebek dan ayam goreng, pecel lele, gudeg, angkringan malam dan aneka jajanan yang tak kalah level mutunya dengan eks [[Pengging]] atau Solo. Semua nikmat, all you can eat. Apalagi Simo didukung ketersediaan air minum yang berkwalitas sehingga masakan dan minuman jadi enak.
 
Sayang, masakan masakan yang menjadi trade mark tahun 60an seperti saoto-nya Pak Wiro atau mBok Mangun Cebleng, panganan Nyah Yute (ibu tua yang warungnya menyajikan wajik, jenang jadi, krasikan, kue lapis, klepon, ketan bubuk dele, .. diracik rapi dalam takaran daun pisang - mungkin kalau sekarang masih ada bisa mengalahkan Ny Week Muntilan), krupuk Pak Marto Krupuk (yang mengolah sendiri dari singkong mentah menjadi tepung kanji sampai produk akhir krupuk / bakmi), gule-nya P Kaji Wetan Pasar (mbahnya Ngadenan dan Rahardjo), semuanya sudah tak berlanjut, karena putera puterinya tidak ada yang meneruskan.
 
Simo dulu grosir-nya tape. Tape pohung Simo kondang manisnya, berpikul-pikul setiap hari dipasok ke pasar pasar di Solo. Saat itu terminal bis Simo-Solo (hanya ada dua bis, Eva dan Sridaya) masih berada di depan pasar. Dari sini pedagang pedagang tape menunggu bis dan menggunakan untuk angkutan ke Solo. Tape Simo saking manis dan 'njuruh'nya, air tape bercucuran dari atas (atap bis untuk bagasi), mengenai penumpang yang duduk dipinggir jendela, body bis pun lengket-lengket. Kunci kelezatan tape Simo ini, selain karena pohung-nya yang baik, juga ada pada ragi tape yang diproduksi oleh Na Kok Liong dari jalan Nonongan Solo - kala itu. Sekarang pemandangan ini sudah tidak dijumpai lagi. Tapi tape pohung, baik yang glondongan model peuyeum Bandung atau tape gaplek (potongan kecil kecil dibungkus daun pisang), dan tape ketan item masih bisa dinikmati di pasar ini.
 
Apa yang ada sekarang masih sangat memuaskan untuk dicoba sebagai alternatif wisata kuliner, selain wisata ke Gunung Tugel, Rogo Runting dan seterusnya. Mak nyuus ... rasa bumbu lawas tenan, berserat bikin badan sehat. Sayang sekarang tinggal kenangan...
 
==== Soto ====
 
[[Boyolali]] terkenal juga sebagai Kota Soto, dengan banyak warung soto yang terkenal, seperti Soto Seger Mbok Giyem, Soto Sedap, Soto Rumput, Soto Ndelik, Soto Nggopir, Soto Ledhok, Rumah Makan Elang Sari.
 
==== Sambel Tumpang/ Sambel Lethok ====
 
Nasi sambal Tumpang merupakan masakan yang terdiri dari nasi sambal tumpang dan ditambah dengan sayur-mayur sebagai pelengkap. Jika dilihat dan dipandang sepintas, Nasi Sambal Tumpang hampir sama dengan Sambal Pecel. Bahkan ada perpaduan antara sambal Tumpang dengan Sambal Pecel. Rasanya juga terasa enak. Bedanya sambal tumpang itu sambalnya terbuat dari tempe bosok (busuk) yang ditumbuk halus. Tempe bosok memang sengaja dibuat busuk dan dijual. Rasa yang ditimbulkan dari tempe bosok ini yaitu rasa sangit. Namun rasa dari tempe bosok terasa berbeda ketika sudah diolah menjadi dan beberapa bumbu lain seperti kencur, daun jeruk, dll. Selain itu, di dalam Sambal Tumpang ini juga terdapat tahu yang diolah bersama Sambal Tumpang ini. Nasi Sambal Tumpang ini biasanya cocok untuk dihidangkan pada pagi hari sebagai menu makan pagi. Apalagi dengan nasi yang masih hangat. Nasi Sambal Tumpang ini cocok dinikmati dengan lauk Telur, Tempe, Bakwan, Rambak, Krupuk, dan Ayam.
 
Sambal tumpang sangat mudah ditemui di mana-mana, hampir semua warung makan menyediakan, tapi yang khusus sambel lethok antara lain Mbok Nah di [[Ampel]], Suprih di sebrang KUD Kota [[Boyolali]], timur terminal bis [[Boyolali]], Rumah Makan Elang Sari, dan lain-lain.
 
Sebagaimana tren "kuliner malam", banyak warung makan tenda khusus untuk sambel tumpang ini, bahkan memberi nama "Warung Bubur Tumpang".
 
http://blog.odydasa.web.id/2010/03/22/sambel-tumpang-sambel-lethok/
 
==== Nasi Jagung ====
 
Bersanding dengan sambel tumpang, di warung yang sama biasanya dapat dengan mudah ditemui nasi jagung.
 
==== Buah-buahan ====
 
Buah-buahan yang menjadi primadona adalah pepaya, dengan sentra pepaya di Kecamatan [[Mojosongo]], dan dapat dengan mudah diperoleh di sepanjang jalan Boyolali-Solo tepatnya di dekat kantor Polres Boyolali, atau di sepanjang jalan Boyolali-Klaten yang melalui [[Jatinom]], tepatnya di sekitar KUD [[Mojosongo]].
 
Buah kesemek merupakan khas dataran tinggi, dapat dengan mudah didapatkan di pasar Kecamatan [[Selo]], dengan musim panen sekali setahun, sekitar bulan Juni.
 
== Pariwisata ==